(Renungan) Ketamakan

Ketamakan
(Ari Susanto)


“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, 
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, 
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” 
(Luk. 12:15)


Kalender Liturgi Senin, 21 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 2:1-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 100:2. 3. 4. 5
Bacaan Injil : Luk. 12:13-21


Yesus ingin menyelesaikan pokok dari permasalahan yang ada, yakni ketamakan. Sehingga Ia enggan untuk menyelesaikan permasalah tentang pembagian warisan yang sedang dihadapi oleh seseorang dan saudaranya. Karena hal ini lebih penting daripada hanya melihat hak setiap orang dalam pembagian warisan. Yesus pun, mengajak setiap orang untuk menghindari ketamakan. Sebab ketamakan dapat menjadikan seseorang menggunakan berbagai cara, bahkan curang sekali pun untuk mendapatkan harta. Demikian Yesus mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk tidak bertindak tamak, bukan berarti tidak boleh mengumpulkan harta. Tetapi bagaimana menggunakan harta sebagai karunia Allah demi kemuliaan-Nya dan kemaslahatan orang banyak.

Dalam perumpamaan ini Yesus mengajarkan kepada orang banyak, bahwa tindak ketamakan mengakibatkan seseorang menjadi bodoh. Ia hanya sibuk mencari dan mengumpulkan harta sebanyak mungkin, tetapi bukan untuk dinikmati, karena ia hanya melihat harta yang belum menjadi miliknya. Sehingga ia selalu merasa kekurangan terus-menerus, tanpa ada waktu untuk mensyukuri dan menikmati harta yang ada padanya. Apalagi berbagi dengan sesama. 

Demikian rasa tamak tumbuh di hati orang, menjadikan dirinya bodoh. Yesus berharap para pengikut-Nya kaya di hadapan Allah, dengan mensyukuri harta yang dimiliki sebagai karunia Allah. Bersedekah kepada sesama adalah salah satu bentuk syukur, demikian para murid hendaknya mengumpulkan harta di surga yang aman dari ngengat (bdk. Mat. 6:20).

Setiap menjelang perayaan hari raya keagamaan, selalu diadakan pembagian bingkisan kepada mereka yang membutuhkan. Dalam acara tersebut saya pernah bertugas sebagai seksi dokumentasi dan menyaksikan tindak ketamakan yang ada selama pembagian bingkisan. Bukan hanya orang yang berkekurangan saja, tetapi orang yang berkecukupan pun melakukan hal sama, yakni mengambil jatah lebih, yang bukan menjadi haknya. Demikian yang saya saksikan adalah bentuk dari ketamakan. Rupanya tindak ketamakan dapat terjadi kepada siapa saja dalam berbagai kesempatan. 

Marilah kita sebagai pengikut Yesus, mensyukuri harta yang kita miliki dengan mau berbagi kepada sesama sebagai bentuk syukur kita! Dengan demikian kita dijauhkan dari tindak ketamakan.


Doa:

Ya Allah Yang Maha Bijaksana, berilah kami hati yang penuh syukur dan dijauhkan dari tindak ketamakan. Sehingga kami dimampukan untuk mensyukui karunia-Mu dengan mau berbagi kepada sesama di sekitar kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang