(Renungan) Mintalah Pekerja Tuhan

Mintalah Pekerja Tuhan
(RD. Bernardus Hardijantan Dermawan)


“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang punya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” 
(Luk. 10:2)


Kalender Liturgi Jumat, 18 Oktober 2024
Pesta Santo Lukas, Penulis Injil
Bacaan Pertama : 2Tim. 4:10-17a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145:10-11. 12-13ab. 17-18
Bacaan Injil : Luk. 10:1-9


Menurut tradisi, penginjil Lukas adalah tabib. Ia memiliki kemampuan susastra Yunani yang baik dan menulis buku kepada Teofilus. “Setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh dapat dipercaya.” Begitulah Lukas, dia tidak ujug-ujug menuliskan refleksi imannya, termasuk pula buku keduanya, Kisah Para Rasul.           

Pada pestanya, Gereja memperdengarkan sabda mengenai tujuh puluh murid. Mereka diutus Yesus berdua-dua ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Inilah sabda Yesus sekaligus doa: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang punya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” 

"Mintalah", itulah permohonan Yesus untuk misi-Nya membangun Kerajaan Allah. Maka, baik misi ketujuhpuluh murid maupun misi Yesus sendiri, tunduk kepada Allah selaku pengelola panenan. 

Misi para murid ini amat berat, digambarkan dengan anak domba berada di tengah serigala. Di lain pihak, mereka pun diminta memenuhi syarat sebagai murid-Nya: “Jangan membawa pundi-pundi atau kantong perbekalan atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.”  Satu andalan untuk menjalankan misi adalah Allah sendiri. 

Ini kisah seorang ketua lingkungan. Di tengah sakit kankernya, ia masih berusaha menjalankan tugas perutusan dari paroki. Sambil berobat sana sini, dia tetap menjalankan tugas untuk memekarkan lingkungan. Diadakanlah beberapa pertemuan kepada mereka yang merasa terpanggil. Dia ceritakan tugasnya sebagai ketua lingkungan, dan keprihatinan-keprihatinan Gereja terhadap situasi umat. Dia sungguh mempersiapkan segala-galanya. Soal hasil, dia pun tak tahu menahu. Dia hanya berdoa seperti doa Yesus: “Tuhan, tolonglah untuk mengirimkan para pekerja ladang-Mu.” 

Lalu, dia tawarkan kepada Dewan Paroki. Dewan pun setuju. Ada enam lingkungan sekaligus yang mekar. Enam ketua lingkungan pun terpilih tanpa berbelit dan paksa. Mereka dengan sukarela menjadi ketua lingkungan. Mereka adalah pekerja Tuhan, yang memang telah dimohonkan kepada si empunya panenan.


Doa:

Allah Bapa di surga, Engkau punya ladang dan panen yang melimpah. Maka, dengarkanlah kami yang senantiasa memohon untuk pekerja ladang-Mu itu. Semoga panenan-Mu dapat dituai dan diolah, supaya nama-Mu dimuliakan kini dan sepanjang masa. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang