(Renungan) Munafik adalah Hal yang Biasa??

Munafik adalah Hal yang Biasa??
(Irene Sri Handayani)


Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan 
orang yang berusaha untuk masuk ke dalam, kamu halang-halangi.
(Luk. 11:52)


Kalender Liturgi Kamis, 17 Oktober 2024
PW. Santo Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir
Bacaan Pertama : Ef. 1:1-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 98:1. 2-3ab. 3cd-4. 5-6
Bacaan Injil : Luk. 11:47- 54


Yesus diundang seorang Farisi untuk makan bersama di rumahnya. Hadir juga para ahli Taurat. Kesempatan ini dipakai Yesus untuk memberikan teguran keras kepada ahli-ahli Taurat. Tetapi ahli Taurat yang bagaimana? Ahli Taurat yang merasa lebih tahu, karena pengetahuannya. Pengetahuan yang tidak membawa mereka terbuka pada yang benar, tetapi yang telah menutup mata hati mereka dan tegar hati menolak ajaran-Nya. Lebih konyol lagi, mereka menafsirkan Taurat menurut pikiran dan kehendaknya sendiri, serta memaksakan pendapatnya pada orang lain. Ya, mereka tidak mendengarkan dan percaya pada apa yang sesungguhnya Kitab Suci wartakan.

Gereja hari ini merayakan Pesta Santo Ignasius dari Antiokhia yang merupakan murid Santo Yohanes, Rasul. Beliau adalah seorang uskup masa awal Gereja dan karena pengetahuannya, ia banyak menulis. Namun ia menjadi martir karena imannya. Ia menjadi teladan bagi kita dalam hal mengikuti ajaran Tuhan dan melayani Tuhan dengan segenap hati, serta bagaimana mempertahankan iman kita. Dalam perjalanan menuju Roma, ia menulis surat korespondensi, yang mengurai topik-topik penting, misalnya: menekankan pentingnya umat tetap setia pada imannya, tetap berkumpul merayakan Ekaristi, dan lainnya.

Apa yang bisa kita renungkan dari teguran Yesus kepada ahli Taurat ini? Kita diberi rahmat oleh Tuhan untuk menyadari bahwa kebenaran itu sudah diajarkan kepada kita sejak kecil, entah oleh guru, orang tua atau bahkan pemuka agama. Jadi sekarang ini tinggal kita mau melaksanakannya seperti apa? Mestinya kita harus mampu menjadi motor penggerak untuk melaksanakan kebenaran-kebenaran ini. Bukan malah menyesatkan orang dengan pengetahuan-pengetahuan kita.

Manusia dipanggil untuk selamat, tetapi ini bukanlah hal yang bisa dikerjakan sendiri oleh manusia. Kita tidak bisa memastikan, bahwa dengan berbuat sejumlah perbuatan baik maka otomatis kita akan memperoleh keselamatan. Orang yang merasa karena telah mentaati hukum secara teliti maka ia pasti selamat, ini keliru. Keselamatan adalah anugerah Tuhan saja.


Doa: 

Bapa Yang Maha Murah, kami mohon kebijaksanaan agar kami dapat melaksanakan dengan sungguh apa telah kami ketahui mengenai jalan hidup yang sesuai dengan kehendak-Mu. Kami sering hidup dalam kemunafikan. Ampunilah kami ya Bapa dan tuntunlah kami pada jalan yang benar. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang