(Renungan) Nasihat untuk Tuan
Nasihat untuk Tuan
(Fidensius Gunawan)
Kalender Liturgi Rabu, 30 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 6: 1-9
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145:10-11. 12-13ab. 13cd-14
Bacaan Injil : Luk. 13:22-30
Membaca surat Paulus kepada jemaat di Efesus ini, terasa nasihat-nasihatnya sangat menyejukkan hati. Paulus adil, ia menasihati kedua belah pihak. Ada nasihat untuk anak-anak agar menghormati orang tua. Namun juga ada nasihat kepada para bapak, agar tidak membangkitkan amarah dalam hati anak; serta hendaknya mendidik anak sesuai ajaran dan nasihat Tuhan. Ada nasihat cukup panjang untuk hamba. Nasihat pertama adalah taati tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar, dengan tulus hati sama seperti taat kepada Kristus (Ef. 6:5) Namun sebagai imbangan, juga ada nasihat untuk tuan-tuan agar berbuat hal yang sama kepada hamba, bahkan ada tambahan yakni jauhkan ancaman.
Dalam kehidupan ini, jarang dijumpai seorang tuan atau atasan mengikuti nasihat Paulus ini. Umumnya hanya ingin dilayani dan ditakuti, ingin perintah-perintahnya dituruti, tidak mau mengakui bila salah, dan sebagainya. Tak jarang kita dengar ancaman pemecatan bila hamba atau bawahan melakukan kesalahan. Bahkan ada yang langsung memecat tanpa mau mendengar penjelasan.
Beberapa tahun lalu, sebagai bagian dari panitia pencarian dana pembangunan sebuah kapel; saya dan beberapa kawan berkunjung ke rumah almarhum Ateng, pelawak lawas nan kondang. Beliau menyambut kami dengan sangat ramah. Kami diajak duduk di ruang tamu. Lalu beliau memanggil pembantu rumahnya. Nada panggilannya sangat lembut. Beliau minta disiapkan minuman untuk kami. Lagi-lagi dengan kata-kata yang lembut dan menggunakan kata tolong. Saat minuman dihantar, beliau kembali berkata kepada pembantunya ini dengan lembut dan senyum mengucapkan terima kasih. Ateng almarhum sungguh memperlakukan pembantunya dengan tulus hati. Cerminan kasih Yesus terpancar dari apa yang dilakukannya. Saat itu saya sungguh merasakan damai dan sekaligus kagum.
Kejadian beberapa menit di rumah almarhum Ateng menjadi inspirasi bagi saya. Semoga saya pun mampu memperlakukan bawahan atau siapa pun dengan lembut dan senyum. Walau saya tahu, ini tak mudah dan tak selalu berhasil.
Doa:
(Fidensius Gunawan)
Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman.
(Ef. 6:9)
Bacaan Pertama : Ef. 6: 1-9
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145:10-11. 12-13ab. 13cd-14
Bacaan Injil : Luk. 13:22-30
Membaca surat Paulus kepada jemaat di Efesus ini, terasa nasihat-nasihatnya sangat menyejukkan hati. Paulus adil, ia menasihati kedua belah pihak. Ada nasihat untuk anak-anak agar menghormati orang tua. Namun juga ada nasihat kepada para bapak, agar tidak membangkitkan amarah dalam hati anak; serta hendaknya mendidik anak sesuai ajaran dan nasihat Tuhan. Ada nasihat cukup panjang untuk hamba. Nasihat pertama adalah taati tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar, dengan tulus hati sama seperti taat kepada Kristus (Ef. 6:5) Namun sebagai imbangan, juga ada nasihat untuk tuan-tuan agar berbuat hal yang sama kepada hamba, bahkan ada tambahan yakni jauhkan ancaman.
Dalam kehidupan ini, jarang dijumpai seorang tuan atau atasan mengikuti nasihat Paulus ini. Umumnya hanya ingin dilayani dan ditakuti, ingin perintah-perintahnya dituruti, tidak mau mengakui bila salah, dan sebagainya. Tak jarang kita dengar ancaman pemecatan bila hamba atau bawahan melakukan kesalahan. Bahkan ada yang langsung memecat tanpa mau mendengar penjelasan.
Beberapa tahun lalu, sebagai bagian dari panitia pencarian dana pembangunan sebuah kapel; saya dan beberapa kawan berkunjung ke rumah almarhum Ateng, pelawak lawas nan kondang. Beliau menyambut kami dengan sangat ramah. Kami diajak duduk di ruang tamu. Lalu beliau memanggil pembantu rumahnya. Nada panggilannya sangat lembut. Beliau minta disiapkan minuman untuk kami. Lagi-lagi dengan kata-kata yang lembut dan menggunakan kata tolong. Saat minuman dihantar, beliau kembali berkata kepada pembantunya ini dengan lembut dan senyum mengucapkan terima kasih. Ateng almarhum sungguh memperlakukan pembantunya dengan tulus hati. Cerminan kasih Yesus terpancar dari apa yang dilakukannya. Saat itu saya sungguh merasakan damai dan sekaligus kagum.
Kejadian beberapa menit di rumah almarhum Ateng menjadi inspirasi bagi saya. Semoga saya pun mampu memperlakukan bawahan atau siapa pun dengan lembut dan senyum. Walau saya tahu, ini tak mudah dan tak selalu berhasil.
Doa:
Tuhan Yesus yang baik, terima kasih Engkau memberi nasihat berharga melalui rasul-Mu, Santo Paulus. Mampukan kami untuk mengingat dan melakukan nasihat-nasihat ini. Amin.
Komentar
Posting Komentar