(Renungan) Pentingnya Menciptakan Perdamaian
Pentingnya Menciptakan Perdamaian
(Isye Iriani)
(Isye Iriani)
“Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?”
(Luk. 12: 56)
Kalender Liturgi Jumat, 25 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 4:1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 24:1-2. 3-4ab. 5-6
Bacaan Injil : Luk. 12:54-59
Beberapa tahun terakhir, pembicaraan tentang akhir zaman meningkat, dipicu oleh berbagai peristiwa global, seperti bencana alam, konflik geopolitik, krisis lingkungan, hingga pandemi. Semua itu adalah tanda-tanda yang terlihat dari luar, lalu dikaitkan dengan spekulasi tentang "sistem politik dan ekonomi satu dunia" yang menurut tafsir kitab Wahyu bicara tentang anti-Kristus.
Bacaan Pertama : Ef. 4:1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 24:1-2. 3-4ab. 5-6
Bacaan Injil : Luk. 12:54-59
Beberapa tahun terakhir, pembicaraan tentang akhir zaman meningkat, dipicu oleh berbagai peristiwa global, seperti bencana alam, konflik geopolitik, krisis lingkungan, hingga pandemi. Semua itu adalah tanda-tanda yang terlihat dari luar, lalu dikaitkan dengan spekulasi tentang "sistem politik dan ekonomi satu dunia" yang menurut tafsir kitab Wahyu bicara tentang anti-Kristus.
Injil Lukas hari ini berbicara tentang kepekaan spiritual dan kesiapan menyambut kedatangan-Nya yang kedua. Yesus memperingatkan kita untuk tidak hanya fokus pada tanda-tanda luar, tetapi juga siap secara rohani, menjaga iman, kasih dan kebenaran. Lukas 12 ditutup dengan ajakan untuk berdamai dengan Tuhan dan sesama, bahkan dengan lawanmu, demi keselamatan, sebelum terlambat.
Perikop ini mengingatkan saya akan sebuah kasus di ruang konseling. Seorang ibu dalam sebuah konseling bercerita, anak remajanya suatu hari berteriak histeris, self-harm, berniat menjatuhkan diri dari lantai atas rumahnya. Dia menduga anaknya kerasukan. Saat dibawa konseling, si anak jelas mengatakan, “Saya muak di rumah, capek mendengar pertengkaran mama-papa.”
Kasus di ruang konseling mempertegaskan bahwa dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja. Tanda-tanda yang terlihat pada anak remaja ini seperti kerasukan, namun setelah konsultasi, anak ini didiagnosa mengalami gangguan psikologis.
Lukas hari ini mengingatkan pentingnya menyelesaikan konflik dan berdamai sebelum semuanya terlambat. konflik dan perselisihan mudah terjadi di lingkungan kerja, keluarga, atau masyarakat. Banyak hubungan rusak karena ketidakmampuan kita mengampuni dan berekonsiliasi.
Dari hasil permenungan saya menemukan beberapa hal relevan yang harus dilakukan untuk menciptakan perdamaian:
- Introspeksi diri, di manakah fokus saya; pada pencapaian duniawi atau kebutuhan rohani?
- Cari kebenaran sejati, yang hanya ada dalam Firman;
- Selesaikan konflik, mengampuni dan berdamai melalui refleksi pribadi, doa, atau bantuan professional.
“Coba sekarang hening sejenak, pandang lagi satu kegagalan dalam hidupmu. Tatap itu, hadapi lagi, jangan takut! Kita tidak sempurna, memiliki keluhan satu sama lain, kecewa satu sama lain. Karena itu, tidak ada pernikahan yang sehat atau keluarga yang sehat, tanpa olah pengampunan.” Petikan kata-kata Paus Fransiscus menjadi relevan untuk mengobarkan semangat berjuang menciptakan perdamaian melalui pengampunan.
Doa:
Tuhan, bantu aku punya waktu hening lebih banyak bersama-Mu. Karena hanya dalam hening, aku bisa berefleksi tentang keberadaanku, apakah aku sudah mengutamakan hidup dalam roh atau masih saja kedaginganku di atas segalanya. Hanya dalam hening bersama-Mu aku bisa mendengar suara-Mu, karena biasanya paling lirih, hingga sering terkalahkan oleh suara egoku. Amin.
Komentar
Posting Komentar