(Renungan) Tanda Perbantahan dan Pertentangan
Tanda Perbantahan dan Pertentangan
(Maria Theresia Widyastuti)
Kalender Liturgi Kamis, 24 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 3:14-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:1-2. 4-5. 11-12. 18-19
Bacaan Injil : Luk. 12:49-53
Dalam alkitab.sabda.org/directory tercantum 114 gelar dan nama Kristus, gelar ke-76 adalah Raja Damai. Sungguh tak terbayangkan bagaimana ekspresi wajah para murid, saat Yesus menegaskan bahwa Ia datang untuk pertentangan dan bukan untuk damai. Yesus seperti menggenapi perkataan Simeon kepada Maria, “Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.“
Salah satu anggota komunitas kami diusir dari rumah dan lari pindah ke Jakarta meninggalkan keluarganya, karena ia memutuskan untuk dibaptis Katolik dan mengikuti Yesus. Terjadi konflik dan pertentangan dalam keluarga besarnya, karena ia memilih Yesus. Ia ditampung dan dilindungi oleh pimpinan komunitas kami, yang juga menjadi ibu permandiannya.
Dalam sebuah jurnal penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab perbantahan dalam keluarga adalah adanya konflik nilai. Nilai merupakan sesuatu yang menjadi dasar, pedoman, tempat setiap manusia menggantungkan pikiran, perasaan, dan tindakan. Hal inilah yang disadari oleh Yesus bahwa nilai-nilai ajaran-Nya akan menimbulkan konflik dan pertentangan sedangkan murid-murid-Nya belum memahami apa yang akan terjadi.
Konflik dan pertentangan sering dianggap negatif karena merugikan semua pihak baik yang bertikai maupun pihak sekeliling. Namun di sisi lain, sebenarnya pertentangan juga memiliki semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Pertentangan ajaran Yesus ini justru muncul dari kasih-Nya. Sepanjang hidup-Nya di dunia, Ia memang telah menjadi tanda perbantahan (a sign of contradiction) sebab Ia mengajarkan ajaran kesempurnaan yang tidak mudah untuk diterima oleh masyarakat pada saat itu, bahkan juga pada masyarakat saat ini. Yesus memperingatkan para murid tentang pertentangan yang akan menyertai penyebaran Injil. Salah satu contoh ajaran Yesus yang menimbulkan pertentangan adalah hal kesempurnaan dan kebahagiaan, karena gambaran “kebahagiaan” manusia secara duniawi itu bertentangan dengan gambaran “kebahagiaan” manusia secara rohani.
Mari kita menanggapi dan menjawab pertentangan akan ajaran Yesus dengan meneladani perbuatan kasih-Nya dan semangat menyebarkan ajaran-ajaran-Nya!
Doa:
Puji syukur Tuhan, Engkau membuka mata dan hati kami untuk lebih bersemangat menyebarkan kasih dan ajaran putera-Mu dan tidak perlu takut adanya pertentangan serta perbantahan. Semoga Roh Kudus-Mu selalu menyertai dan menuntun kami untuk selalu memiliki kesadaran akan ajaran Yesus dan bersikap bijak terhadap segala perbantahan. Terima kasih Tuhan. Amin.
(Maria Theresia Widyastuti)
“Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi?
Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”
(Luk. 12:51)
Kalender Liturgi Kamis, 24 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 3:14-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:1-2. 4-5. 11-12. 18-19
Bacaan Injil : Luk. 12:49-53
Dalam alkitab.sabda.org/directory tercantum 114 gelar dan nama Kristus, gelar ke-76 adalah Raja Damai. Sungguh tak terbayangkan bagaimana ekspresi wajah para murid, saat Yesus menegaskan bahwa Ia datang untuk pertentangan dan bukan untuk damai. Yesus seperti menggenapi perkataan Simeon kepada Maria, “Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.“
Salah satu anggota komunitas kami diusir dari rumah dan lari pindah ke Jakarta meninggalkan keluarganya, karena ia memutuskan untuk dibaptis Katolik dan mengikuti Yesus. Terjadi konflik dan pertentangan dalam keluarga besarnya, karena ia memilih Yesus. Ia ditampung dan dilindungi oleh pimpinan komunitas kami, yang juga menjadi ibu permandiannya.
Dalam sebuah jurnal penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab perbantahan dalam keluarga adalah adanya konflik nilai. Nilai merupakan sesuatu yang menjadi dasar, pedoman, tempat setiap manusia menggantungkan pikiran, perasaan, dan tindakan. Hal inilah yang disadari oleh Yesus bahwa nilai-nilai ajaran-Nya akan menimbulkan konflik dan pertentangan sedangkan murid-murid-Nya belum memahami apa yang akan terjadi.
Konflik dan pertentangan sering dianggap negatif karena merugikan semua pihak baik yang bertikai maupun pihak sekeliling. Namun di sisi lain, sebenarnya pertentangan juga memiliki semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Pertentangan ajaran Yesus ini justru muncul dari kasih-Nya. Sepanjang hidup-Nya di dunia, Ia memang telah menjadi tanda perbantahan (a sign of contradiction) sebab Ia mengajarkan ajaran kesempurnaan yang tidak mudah untuk diterima oleh masyarakat pada saat itu, bahkan juga pada masyarakat saat ini. Yesus memperingatkan para murid tentang pertentangan yang akan menyertai penyebaran Injil. Salah satu contoh ajaran Yesus yang menimbulkan pertentangan adalah hal kesempurnaan dan kebahagiaan, karena gambaran “kebahagiaan” manusia secara duniawi itu bertentangan dengan gambaran “kebahagiaan” manusia secara rohani.
Mari kita menanggapi dan menjawab pertentangan akan ajaran Yesus dengan meneladani perbuatan kasih-Nya dan semangat menyebarkan ajaran-ajaran-Nya!
Doa:
Puji syukur Tuhan, Engkau membuka mata dan hati kami untuk lebih bersemangat menyebarkan kasih dan ajaran putera-Mu dan tidak perlu takut adanya pertentangan serta perbantahan. Semoga Roh Kudus-Mu selalu menyertai dan menuntun kami untuk selalu memiliki kesadaran akan ajaran Yesus dan bersikap bijak terhadap segala perbantahan. Terima kasih Tuhan. Amin.
Komentar
Posting Komentar