(Renungan) Teguh dalam Perutusan
Teguh dalam Perutusan
(Ari Susanto)
(Ari Susanto)
"Tetapi hari ini, besok, dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku,
sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem."
(Luk. 13:33)
Kalender Liturgi Kamis, 31 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 6:10-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 144:1. 2. 9-10
Bacaan Injil : Luk. 13:31-35
Dikisahkan beberapa orang Farisi memperingatkan Yesus, untuk segera meninggalkan daerah itu karena ada ancaman dibunuh oleh Raja Herodes. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Ia tetap akan melakukan karya keselamatan dengan mengusir setan dan menyembuhkan orang-orang yang sakit. Karena seorang nabi tak selayaknya dibunuh kalau bukan di Yerusalem. Yesus pun taat kepada tugas perutusan dari Bapa, tetap pergi ke Yerusalem untuk menyongsong kematian-Nya.
Bacaan Pertama : Ef. 6:10-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 144:1. 2. 9-10
Bacaan Injil : Luk. 13:31-35
Dikisahkan beberapa orang Farisi memperingatkan Yesus, untuk segera meninggalkan daerah itu karena ada ancaman dibunuh oleh Raja Herodes. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Ia tetap akan melakukan karya keselamatan dengan mengusir setan dan menyembuhkan orang-orang yang sakit. Karena seorang nabi tak selayaknya dibunuh kalau bukan di Yerusalem. Yesus pun taat kepada tugas perutusan dari Bapa, tetap pergi ke Yerusalem untuk menyongsong kematian-Nya.
Ia pun meratapi Yerusalem, kota yang megah dan di mana Allah hadir dalam rumah-Nya. Namun sungguh sangat disayangkan, karena akan menjadi kota yang sunyi ditinggalkan para penghuninya. Demikian yang akan dialami oleh kota yang indah dan megah, namun para penghuninya menolak, bahkan membunuh para utusan Allah.
Rencana keselamatan Allah akan tetap terlaksana, karena tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi; bahkan seorang raja pun tak dapat, apalagi membatalkan. Karena ketaatan kepada Bapa yang mengutus-Nya, Yesus dengan teguh meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem untuk menyelesaikan tugas perutusan-Nya.
Dalam sebuah workshop untuk fasilitator, seorang pastor membagikan pengalaman tentang kegiatan pendalaman Kitab Suci di parokinya. Pada tahun pertama kegiatan ini, peserta yang hadir dengan setia hanya dua orang ibu. Meskipun demikian kegiatan ini tetap dilaksanakan. Pada tahun kedua sampai dengan tahun keempat, peserta bertambah mencapai dua puluh empat peserta, dan sudah ada peserta dari kalangan bapak. Ketika ditanya, kenapa pada tahun pertama hanya dengan dua peserta, namun pendalaman Kitab Suci tetap diadakan? Pastor menjawab bahwa dalam pendalaman Kitab Suci, intinya Kitab Suci dibacakan dan dijelaskan maknanya. Tidak tergantung jumlah pesertanya. Demikian karya Allah senantiasa hadir di tengah umat-Nya, tak tergantung berapa jumlahnya.
Sebagai pengikut Kristus, kita wajib turut serta ambil bagian dalam tugas perutusan, yakni mewartakan kabar sukacita kepada sesama. Marilah kita menjalankan tugas perutusan ini, walau selalu ada risiko atau tantangan! Karena kita percaya, bahwa Allah tidak tinggal diam dan kita berserah pada penyelenggaraan Ilahi.
Doa:
Ya Allah Yang Maha Bijaksana, curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hati dan akal budi kami. Agar kami dimampukan untuk memahami tugas perutusan kami, dan teguh serta setia melaksanakannya. Amin.
Komentar
Posting Komentar