(Renungan) Carilah Tuhan!
Carilah Tuhan!(Evelyn Yovita)
Ia pun berlari mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ.
(Luk. 19:4)
Kalender Liturgi Selasa,19 November 2024
Bacaan Pertama: Why. 3:1-6.14-22
Mazmur Tanggapan: Mzm. 15:2-3ab. 3cd-4ab. 5
Bacaan Injil: Luk 19:1-10
Injil hari ini menceritakan keinginan Zakheus yang begitu besar untuk melihat siapakah Yesus. Zakheus adalah kepala pemungut cukai yang kaya raya, namun dianggap sebagai pendosa dan penghianat, karena bekerja pada pemerintah Roma, penjajah bangsa Yahudi.
Banyaknya orang dan pendeknya badan tidak menjadi halangan bagi Zakheus. Akhirnya Zakheus bisa melihat Yesus setelah berlari mendahului orang banyak dan memanjat pohon. Menjelang akhir hidup-Nya Yesus tidak melupakan Zakheus. Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem melalui Yerikho, Yesus menemui dan menyapa Zakheus dengan penuh kasih dan memanggil namanya secara pribadi.
Aku membayangkan perasaan Zakheus saat itu. Dia semula hanya ingin melihat Yesus, tapi malah disapa, bahkan Yesus berkata ingin menumpang di rumahnya. Mungkin pertama kalinya Zakheus merasa di “wong ke” (diorangkan).
Perjuangan Zakheus sekedar untuk melihat, berkembang menjadi pertobatan/metanoia. Zakheus berjumpa secara pribadi dengan Yesus hingga memanggil Yesus, Tuhan. Dengan penuh sukacita, Zakheus berjanji menyerahkan setengah dari miliknya kepada orang miskin.
Beberapa tahun lalu aku mengikuti Latihan Rohani. Kami diminta berdoa 25 menit setiap hari selama dua minggu. Dan 40 menit di tiga minggu berikutnya. Perjuangan yang tidak mudah bagiku. Hanya dengan kekuatan dari Tuhan aku dapat menyelesaikannya.
Aku berniat melanjutkan kebiasaan baik ini walau telah selesai program, namun aku gagal. Aku kembali pada kebiasaan lama, tidak membangun relasi dengan Tuhan setiap hari. Aku menyadari ternyata pencarian pada Tuhan tidak hanya di lima minggu itu saja, tapi seharusnya menjadi bagian hidupku setiap hari.
Aku bersyukur sekarang bisa merindukan bersaat teduh bersama Tuhan. Setelah mengantar anak sekolah, jika tidak mengikuti misa pagi, aku ke ruang adorasi, bercakap dengan Tuhan, membaca Kitab Suci, membuat jurnal, terkadang meditasi.
Sampai kini, tetap merupakan perjuanganku agar 'saat teduh' tidak hanya menjadi rutinitas belaka, tetapi mampu mengubah diri, hingga memurnikan hati ini. Aku ingin membangun suasana batin penuh kekuatan, hikmat dan sukacita sebagai bekalku memulai hari. Bagaimana dengan anda?
Doa:
Tuhan Yesus, Sahabatku, terima kasih Engkau selalu ada untukku, sabar menungguku untuk datang pada-Mu setiap saat. Ampuni aku yang sering bebal tidak mendengar dan mengerti maksud Mu. Tolong selalu murnikan hatiku Tuhan, dan berilah aku rahmat untuk mencintai-Mu, hingga mempunyai kerinduan untuk memikirkan-Mu dan mencari-Mu setiap saat. Semua doa ini kupanjatkan melalui Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamatku, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Komentar
Posting Komentar