(Renungan) Damai Sejahtera

Damai Sejahtera
(Taruna Lala)


kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga 
engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! 
Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.”
(Luk. 19:42)

 
Kalender Liturgi Kamis, 21 November 2024
Bacaan Pertama : Why. 5:1-10
Mazmur Tangggapan : Mzm. 149:1-2. 3-4. 5-6a. 9b
Bacaan Injil : Luk. 19:41-44


Bacaan Injil hari ini memperlihatkan sisi Yesus sebagai manusia. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, semua murid yang mengiringi-Nya bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring. Tetapi Yesus diam saja, dan setelah ditanya oleh orang Farisi, baru Ia berkata bahwa bila mereka diam, maka batu ini akan berteriak. Namun saat telah dekat dan melihat kota Yerusalem, Yesus menangisinya. Yerusalem seperti domba yang tidak ada gembalanya dan tidak tahu apa yang perlu untuk damai sejahteranya. Bahkan musuh akan mengelilingi, mengepung, dan membongkar tembok Yerusalem sehingga tidak ada satu batu pun terletak di atas batu yang lain, serta penduduknya binasa. Padahal Yesus sebagai Tunas Daud telah datang, tetapi Yerusalem tidak mengenali-Nya, menolak, mendera, dan menyalibkan Yesus sampai mati di kayu salib. 

Apakah orang-orang Yerusalem tidak tahu bahwa Yesus adalah Raja dalam nama Tuhan? Tentu tahu, karena murid-murid Yesus dan orang-orang yang menyambut Yesus telah mengatakannya dengan nyaring. Damai sejahtera seharusnya dialami oleh Yerusalem, namun hal itu tersembunyi bagi mata mereka, sampai akhirnya Yerusalem dihancurkan bangsa Romawi.

Dalam film "Back to the Future", ada seorang yang mendapat mobil yang dapat pergi ke kehidupan masa lampaunya saat ia remaja. Dengan berbagai cara ía berhasil mendapatkan perhatian gadis yang disukainya di masa lalu itu. Setelah itu ia kembali ke masa depan. Namun ternyata masa depannya telah berubah. Demikianlah ia terus menerus bolak balik, pergi ke masa lalu dan masa depan, berusaha memperbaikinya sampai akhirnya día menyadari apa yang perlu, sehingga mendapatkan yang sesuai dengan harapan.

Seperti dalam bacaan Injil hari ini dan kisah film itu, mungkin saja seharusnya saya dan Anda sudah mendapat damai sejahtera. Namun ego, merasa paling benar dan pandai, membuat damai sejahtera tersembunyi. Perlu merenungkan damai sejahtera apa yang diharapkan dan bagaimana mencapainya. Dengan mengandalkan Tuhan, semua orang akan mencapainya.

Doa:
Ya Bapa, semoga kami lebih mementingkan damai sejahtera dari-Mu daripada keinginan kami sehingga kami dapat mengandalkan Putera-Mu. Terima kasih ya Bapa, dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami, yang bersama Bapa dan dalam persekutuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa sepanjang masa. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia