(Renungan) Melihat ke Dalam Cermin
Melihat ke Dalam Cermin
(Andy W. Wibowo)
Kalender Liturgi Kamis, 14 November 2024
Bacaan Pertama : Flm. 1:7-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 146:7. 8-9a. 9bc-10
Bacaan Injil : Luk. 17:20-25
Dalam sebuah wawancara, Mahatma Gandhi pernah berkata, “Saya suka Kristus anda. Tetapi saya tidak suka orang Kristen anda. Seandainya orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus seperti yang ditemukan dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini.” Sentimen yang dirasakan Mahatma Gandhi persis sama yang saya rasakan setelah mendapatkan baptisan Katolik. Saya menjadi Katolik melalui baptisan dewasa. Panggilan untuk mengikuti katekumen dimulai dari perasaan damai yang saya rasakan tiap kali mengikuti Misa wajib semasa SMA. Namun setelah menerima baptisan, saya vakum dari Gereja karena kecewa melihat perilaku orang-orang Katolik di dalam dan di luar pagar Gereja. Hanya berkat rahmat-Nya dua dekade kemudian saya dapat kembali ke Gereja Katolik.
Orang-orang Farisi menunggu datangnya Kerajaan Allah untuk membebaskan bangsa Yahudi. Yesus mewartakan Kerajaan Allah yang sudah datang dan membebaskan bangsa Yahudi. Orang-orang Farisi memandang Kerajaan Allah sebagai sesuatu yang ada di luar jangkauan mereka, Yesus berkata “Kerajaan Allah ada di antara kamu.” Ia mengajarkan bahwa Allah adalah kasih dan kita semua yang diciptakan berdasarkan gambaran citra Allah dapat menunjukkan kasih dalam perilaku hidup kita untuk mendatangkan Kerajaan Allah di antara kita.
Saya jadi teringat penggalan lirik lagu “Man in The Mirror”. “Aku mulai dengan pria dalam cermin. Aku meminta dia untuk mengubah jalannya. Dan tak akan ada pesan yang bisa lebih jelas. Jika kau ingin membuat dunia jadi tempat yang lebih baik, lihatlah dirimu, dan buatlah perubahan.” Kekecewaan saya pada orang-orang Katolik dan penolakan orang Farisi pada ajaran-Nya mempunyai pola yang sama. Seperti orang Farisi, saya pun mencari Kerajaan Allah di luar diri sendiri. Saya lupa bahwa saya diciptakan segambar citra Allah. Kerajaan Allah bukan sesuatu yang harus dinantikan dan dicari, tetapi sesuatu yang harus diusahakan dan dihadirkan oleh diri saya sendiri.
Doa:
Allah Bapa kami sumber segala pengharapan dan kasih, kami semua tidak layak, namun berkat rahmat-Mu kami semua boleh berhimpun dalam Gereja-Mu yang kudus. Kami mohon, agar melalui tuntunan Roh Kudus kami dapat selalu bangkit setiap kali kami jatuh dalam pencobaan. Bunda Maria, bunda kami semua, doakanlah kami selalu. Amin.
(Andy W. Wibowo)
“Juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana!
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
(Luk. 17:21)
Kalender Liturgi Kamis, 14 November 2024
Bacaan Pertama : Flm. 1:7-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 146:7. 8-9a. 9bc-10
Bacaan Injil : Luk. 17:20-25
Dalam sebuah wawancara, Mahatma Gandhi pernah berkata, “Saya suka Kristus anda. Tetapi saya tidak suka orang Kristen anda. Seandainya orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus seperti yang ditemukan dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini.” Sentimen yang dirasakan Mahatma Gandhi persis sama yang saya rasakan setelah mendapatkan baptisan Katolik. Saya menjadi Katolik melalui baptisan dewasa. Panggilan untuk mengikuti katekumen dimulai dari perasaan damai yang saya rasakan tiap kali mengikuti Misa wajib semasa SMA. Namun setelah menerima baptisan, saya vakum dari Gereja karena kecewa melihat perilaku orang-orang Katolik di dalam dan di luar pagar Gereja. Hanya berkat rahmat-Nya dua dekade kemudian saya dapat kembali ke Gereja Katolik.
Orang-orang Farisi menunggu datangnya Kerajaan Allah untuk membebaskan bangsa Yahudi. Yesus mewartakan Kerajaan Allah yang sudah datang dan membebaskan bangsa Yahudi. Orang-orang Farisi memandang Kerajaan Allah sebagai sesuatu yang ada di luar jangkauan mereka, Yesus berkata “Kerajaan Allah ada di antara kamu.” Ia mengajarkan bahwa Allah adalah kasih dan kita semua yang diciptakan berdasarkan gambaran citra Allah dapat menunjukkan kasih dalam perilaku hidup kita untuk mendatangkan Kerajaan Allah di antara kita.
Saya jadi teringat penggalan lirik lagu “Man in The Mirror”. “Aku mulai dengan pria dalam cermin. Aku meminta dia untuk mengubah jalannya. Dan tak akan ada pesan yang bisa lebih jelas. Jika kau ingin membuat dunia jadi tempat yang lebih baik, lihatlah dirimu, dan buatlah perubahan.” Kekecewaan saya pada orang-orang Katolik dan penolakan orang Farisi pada ajaran-Nya mempunyai pola yang sama. Seperti orang Farisi, saya pun mencari Kerajaan Allah di luar diri sendiri. Saya lupa bahwa saya diciptakan segambar citra Allah. Kerajaan Allah bukan sesuatu yang harus dinantikan dan dicari, tetapi sesuatu yang harus diusahakan dan dihadirkan oleh diri saya sendiri.
Doa:
Allah Bapa kami sumber segala pengharapan dan kasih, kami semua tidak layak, namun berkat rahmat-Mu kami semua boleh berhimpun dalam Gereja-Mu yang kudus. Kami mohon, agar melalui tuntunan Roh Kudus kami dapat selalu bangkit setiap kali kami jatuh dalam pencobaan. Bunda Maria, bunda kami semua, doakanlah kami selalu. Amin.
Komentar
Posting Komentar