(Renungan) Menjaga Kesucian Tubuh

Menjaga Kesucian Tubuh
(Fidensius Gunawan)


Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. 
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
(Luk. 19:46)


Kalender Liturgi Jumat, 22 November 2024
PW S. Sesilia, Perawan dan Martir
Bacaan Pertama : Why. 10:8-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 119:14. 24. 72. 103. 111. 131
Bacaan Injil : Luk. 19:45-48


Hari ini Gereja merayakan Santa Sesilia. Dikisahkan pada abad ke 2M, di Roma, hidup seorang bernama Sesilia yang sejak muda sungguh mencintai Kristus dan berjanji akan tetap perawan. Namun orang tuanya menghendaki dia menikah dengan Valerianus, pemuda berhati mulia dan jujur. Tak hendak melawan orang tua, maka menikahlah Sesilia dan Valerianus. 

Pada malam setelah pesta, Sesilia memberitahu Valerianus, bahwa dirinya adalah milik Allah. Ada malaikat yang selalu menjaganya, jadi Sesilia mengajak Valerianus hidup bersama tanpa menyentuhnya. “Tunjukkan malaikat itu, maka aku akan setuju”, jawab Valerianus. Sesilia menjelaskan, untuk dapat bertemu malaikat, Valerianus harus terlebih dahulu menjadi pengikut Kristus. Ia setuju, lalu menghadap Paus Urbanus. Saat itulah ia mengalami penampakan ajaib dan mendapat pengetahuan iman. Lalu ia dibaptis oleh Paus.

Saat tiba kembali di rumah, dilihatnya Sesilia sedang berdoa sambil bernyanyi dengan begitu indahnya. Ia ditemani sosok malaikat yang membawa dua mahkota bunga, satu untuk Sesilia dan satu untuk dirinya. Valerianus begitu sukacita menyaksikan semua ini. 

Pada tahun itu, adalah Kaisar Diokletianus yang menjadi penguasa Roma. Ia sangat membenci orang Kristen. Ia memburu dan membunuh. Sesilia dan Valerianus tiap malam dengan sembunyi-sembunyi, mengubur mayat-mayat orang Kristen. Namun upaya kasih ini akhirnya ketahuan juga, mereka ditangkap dan dibunuh. Gereja memperingati Sesilia sebagai perawan dan martir, juga pelindung musik Gereja dan para musisi.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah. Dia tidak menghendaki Rumah Bapa-Nya dipakai sebagai sarang penyamun, “Rumah-Ku adalah rumah doa”, yang harus dijaga kekudusannya. 

Bait Allah yang Yesus bela ini sudah hancur tak lama setelah Ia wafat. Namun demikian, kehendak Yesus tetap berlaku bahkan sampai saat ini. Kita sebagai pengikut-Nya, perlu merawat dan menjaga kesucian tubuh kita, karena tubuh kita adalah bait Allah.

Sesilia telah berhasil menjaga kesucian dirinya dan tak takut walau harus menjadi martir. Apakah kita juga selalu berusaha menjaga kesucian tubuh kita dan berani menolak segala bentuk godaan dunia?

Doa:
Allah yang baik, terima kasih hari ini kami boleh mengenal Santa Sesilia. Semoga berkat pendampingan-Mu kami pun setia menjaga kesucian tubuh kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia