(Renungan) Paradoks

Paradoks
(Roslini Onwardi)


“Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." 
(Luk. 21:4)


Kalender Liturgi, Senin, 25 November 2024
Bacaan Pertama: Why. 14:1-3, 4b-5
Mazmur Tanggapan: Mzm. 24:1-2,3-4ab, 5-6
Bacaan Injil: Luk. 21:1-4


Pada suatu hari saya  membaca satu tulisan singkat yang mempertanyakan kenapa pada umumnya orang memberikan hadiah atau hantaran yang bernilai mahal kepada orang-orang yang lebih mampu. Sebaliknya, pemberian kepada orang-orang miskin dipilih dari uang yang kecil atau apa yang sudah tidak mau dipakai. Jawabannya bisa beragam, tergantung kepentingan. Saya jadi tersentak  dengan tulisan tersebut, itulah paradoks. 

Bacaan hari ini dari Lukas 21:1-4  merupakan bab penutup tentang pengajaran Yesus. Bab selanjutnya berbicara tentang nubuatan, kisah sengsara dan kebangkitan Yesus. Mengapa Yesus segera memanggil para murid untuk mendengarkan-Nya, setelah Dia menyaksikan  seorang janda miskin memberikan persembahan dengan nilai yang sangat kecil, sebagai apa yang dia punya untuk hidup hari itu? Yesus menunjukkan paradoks dengan mengatakan sebagai persembahan yang lebih besar dibandingkan dengan orang kaya yang mempersembahkan nilai yang jauh lebih besar. 

Bab sebelumnya menggambarkan perlakuan tidak adil terhadap para janda oleh para ahli Taurat. Betapa Yesus hendak mengajarkan para murid untuk tidak meniru para ahli Taurat dalam memberi persembahan. Sebaliknya, Yesus  membuka mata para murid untuk memberikan persembahan dengan ketulusan hati dan berani memberikan segala yang dimiliki, sebagai pengorbanan seperti yang dilakukan janda miskin tersebut.  

Pengajaran ini juga menggambarkan bahwa janda miskin tersebut mengutamakan hubungannya dengan Allah, sehingga mengalahkan kerendahan dirinya sebagai orang miskin untuk datang ke Bait Allah. Pada zaman itu membawa persembahan  ke Bait Allah merupakan suatu keharusan, akibatnya orang miskin memilih tidak datang ke Bait Allah. Puncaknya, Yesus juga mau menyadarkan para murid bahwa Yesus pun mempersembahkan diri-Nya demi menyelamatkan manusia.  

Bacaan ini juga mengingatkan bahwa segala sesuatu yang dimiliki setiap orang harus dipersembahkan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan demi kemuliaan-Nya. Persembahan bukanlah tentang kecil atau besarnya, tetapi memberikan persembahan harus dengan motivasi dan hati yang terarah kepada Tuhan serta dengan tujuan yang benar.  

Pertanyaannya, sudahkah saya meneladani tindakan janda miskin tersebut dalam keseharian saya?

Doa:  
Allah Bapa yang Maha Rahim, terima kasih Bapa atas karunia-Mu dalam hidup kami. Bukalah mata hati kami untuk senantiasa rendah hati dan rela berkorban untuk mempersembahkan yang kami miliki dalam melayani sesama yang membutuhkan. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang

(Renungan) Libatkanlah Allah