(Renungan) Sebuah Penantian
Sebuah Penantian
(Lyli Herijanto)
(Lyli Herijanto)
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
(Luk. 21:33)
Kalender Liturgi Jumat, 29 November 2024
Bacaan Pertama: Why. 20:1-4. 11-15. 21:1-2
Mazmur Tanggapan : Mzm. 84:3. 4. 5-6a. 8a
Bacaan Injil: Luk. 21:29-33
Suatu ketika, seorang teman dekat berjanji untuk mengunjungiku. Tentu saja, aku menantikan kunjungannya dengan hati riang, karena sudah lama kami tidak berjumpa. Aku antusias menyambut kedatangannya, tak lupa mempersiapkan sajian nasi goreng makanan favoritnya, juga secangkir kopi hitam kesukaannya. Beberapa kali aku melirik jam tanganku, menantikan kedatangannya. Untuk memastikan, aku berkomunikasi menanyakannya, “Sudah sampai di mana?” Akhirnya, teman yang kunantikan itu tiba. Kami saling melepas rindu dan bercerita seru. Namun seiring berlalunya waktu, cerita seru yang membahagiakan itu berlalu juga.
Injil hari ini juga menggambarkan sebuah penantian. Kita semua berada dalam masa penantian akan kedatangan Kerajaan Allah. Yesus mengajak kita untuk mengamati tanda-tanda alam, seperti pohon ara yang sudah bertunas menandakan musim panas pasti akan segera datang. Demikian pula Kerajaan Allah yang dijanjikan pasti akan tiba. Meski tidak diketahui kapan dan bagaimana kedatangannya, kita menantikannya dengan penuh pengharapan, bukan penantian sia-sia diliputi ketakutan dan kecemasan.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa dalam masa penantian hendaknya kita berjaga-jaga dan selalu siap sedia menyambut kedatangan-Nya. Selama masa penantian ini, kita diminta untuk meneguhkan iman, serta memperdalam relasi dengan Allah. Melalui komunikasi yang intens dan hangat, yaitu dengan bertekun membaca Kitab Suci, berdoa dan hidup menggereja secara teratur, menjadikan relasi kita dengan Allah akrab dan mendalam.
Semakin akrab dan mendalam relasi kita dengan Allah, maka kita semakin peka dan terampil dalam menangkap tanda Allah dengan iman, melalui pengalaman hidup sehari-hari. Kita menjadi pribadi yang penuh ketaatan menghidupi Sabda-Nya. Perkataan-Nya penuh kuasa dan tidak akan berlalu. Keakraban hangat dengan Allah menjadikan kita penuh kerinduan, juga sukacita dalam penantian menyambut Kerajaan Allah di dalam hidup kita.
Semakin akrab dan mendalam relasi kita dengan Allah, maka kita semakin peka dan terampil dalam menangkap tanda Allah dengan iman, melalui pengalaman hidup sehari-hari. Kita menjadi pribadi yang penuh ketaatan menghidupi Sabda-Nya. Perkataan-Nya penuh kuasa dan tidak akan berlalu. Keakraban hangat dengan Allah menjadikan kita penuh kerinduan, juga sukacita dalam penantian menyambut Kerajaan Allah di dalam hidup kita.
Marilah menyambut kedatangan Sang Maha Kasih, yang dengan mengenakan pikiran dan hati-Nya, kita menemukan makna hidup kita di dunia! Sudahkah kita mempersiapkan pikiran dan hati kita untuk menyambut kedatangan Allah?
Doa:
Allah Yang Maha Kasih, mampukan kami untuk senantiasa menyadari hadir-Mu dan merasakan cinta-Mu dalam hidup kami. Teguhkanlah iman, harapan dan kasih kami pada-Mu, agar kami tidak terlena dengan kesenangan dunia ini. Amin.
Komentar
Posting Komentar