(Renungan) Menolak Perubahan

Menolak Perubahan
(July Tikilie)


“Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka.”
(Mat. 17:11-12)


Kalender Liturgi Sabtu, 14 Desember 2024
Bacaan Pertama : Sir 48:1-4.9-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 80:2ac.3b.15-16.18-19
Bacaan Injil : Mat. 17:10-13


Kita mungkin pernah membaca atau mendengar para tokoh pembawa perubahan dalam kehidupan  maupun tokoh pembaharu bagi masyarakat kecil, seperti Mother Teresa, Mahatma Gandhi dan lain-lain. Tokoh-tokoh seperti itu sering diejek dan dibenci oleh orang-orang yang merasa hidupnya nyaman, tidak mau diusik dan dibuatkan hal yang baru lagi. Bahkan ada yang sampai disiksa dan dimasukkan ke dalam penjara bertahun-tahun seperti Nelson Mandela. Kondisi ini kerap terjadi dalam hidup manusia, walau dalam kehidupan yang penuh dosa sekalipun, menolak ketika ada yang mengingatkan .

Bacaan hari ini melukiskan tentang kehidupan dan pembaharuan yang ditolak, padahal itu menuju kepada kebenaran sejati. Ada tiga tokoh pembaharu dalam kisah Injil hari ini yaitu Nabi Elia, Yohanes Pembaptis, dan Yesus sendiri. Ketiga tokoh ini memiliki misi mulia yaitu membawa manusia dari kehidupan yang jahat dan tidak benar menuju ke jalan yang dikehendaki oleh Bapa di surga.

Pada masanya, Elia dengan lantang menyuarakan kehidupan yang serba berhala dan jauh dari kasih Tuhan Allah, untuk diubah kembali kepada Allah. Begitupun dengan Yohanes Pembaptis yang datang menyuarakan kebenaran, menyerukan pertobatan, sebab Tuhan akan datang. Namun itu membawanya menjadi manusia yang berakhir dengan mengenaskan. Orang-orang yang sudah merasa aman hidup dalam dosa dan ketidakbenaran, serta kenikmatan dunia yang mempesona ini; membenci Yohanes dan bahkan membunuh dengan memenggal kepalanya. 

Begitupun dengan Yesus. Ia memiliki misi paling mulia, yaitu membawa perubahan hidup pada manusia yang menyimpang dari kehendak Allah, 
makna Sabat dan makna isi Taurat sebenarnya; untuk kembali ke jalan-Nya. Ia datang meluruskan semua itu, namun manusia yang sudah nyaman dengan pemahaman dan cara hidup mereka, merasa terusik dengan kehadiran Yesus. Bagi mereka Yesus adalah penjahat dan perusak hidup mereka. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan menolak pembaharuan hidup kerohanian kita, apakah kita akan menolak Yesus dan kabar Injil-Nya?

Doa: 
Allah Yang Maha Kasih, bantu kami untuk selalu membaharui kehidupan kerohanian kami, sehingga kami selalu setia di jalan-Mu yang benar dan tidak pernah menolak perubahan yang berasal daripada-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang

(Renungan) Libatkanlah Allah