(Renungan) Ketaatan dalam Iman

Ketaatan dalam Iman
(Roslini Onwardi)


“Hal itu dilakukan Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.” 
(Yoh. 2:11)


Kalender Liturgi Minggu, 19 Januari 2025
Bacaan Pertama: Yes. 62:1-5
Mazmur Tanggapan: Mzm. 96: 1-2a. 2b-3. 7-8a. 9-10ac
Bacaan Kedua: 1Kor. 12:4-11
Bacaan Injil:  Yoh. 2:1-11


Menurut tradisi Yahudi, pesta perkawinan berlangsung selama seminggu dan memerlukan persiapan perhitungan yang tepat agar tidak ada kekurangan apa pun. Terutama tidak kekurangan anggur, karena anggur merupakan lambang sukacita perayaan dan tidak ada perayaan tanpa anggur. 

Tentang perkawinan di Kana, Maria, ibu Yesus, Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Penyelenggara pesta pasti memiliki hubungan keluarga dengan Maria, sehingga Maria mengetahui kesulitan yang dihadapi keluarga penyelenggara pesta, yaitu mereka kekurangan anggur. 

Maria menunjukkan tindakan iman luar biasa dengan meminta Yesus melakukan sesuatu.  Tanggapan Yesus berkesan menolak permintaan ibuNya. Namun, keyakinan Maria tak tergoyahkan. Bahkan Maria memberi arahan kepada para pelayan agar melakukan apa yang Yesus perintahkan. Yesus pun meminta pelayan-pelayan itu mengisi tempayan yang tersedia dengan air. 

Yesus memulai pelayanannya dengan melakukan mukjizat peristiwa air menjadi anggur, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Mukjizat terjadi karena kehadiran Allah dan iman.  Yohanes juga menulis pengakuan pemimpin pesta tentang kualitas anggur yang dikerjakan Yesus, sebagai anggur baru yang lebih baik dari anggur terdahulu. Pengakuan ini menggiring ke esensi tanda dan makna anggur baru yaitu Kerajaan Allah yang diajarkan Yesus. Yesus membawa ajaran baru yang menggenapi ketidaksempurnaan. Pertanyaannya, apakah saya sebagai orang zaman ini juga sudah mengalami pemaknaan anggur baru dan mengalami ketaatan sebagai bentuk iman orang yang percaya kepada-Nya?

Pada tahun 2008 saya memberitahukan atasan di tempat kerja bahwa saya menjadi peserta Emmaus Journey (EJ).  Beliau tidak percaya bahwa saya yang hanya mementingkan kerja dan kerja, bisa masuk ke dunia kerohanian. Sebelum menjadi peserta EJ, saya Katolik KTP saja. Perjalanan dan pertumbuhan hidup rohani saya dimulai sebagai peserta EJ tersebut. Membutuhkan waktu cukup panjang untuk melihat bahwa saya memiliki anggur baru. Perubahan dalam hidup saya pun membawa perubahan pada bos saya yang akhirnya percaya dan memiliki anggur baru dalam hidupnya. Akhirnya beliau bersama istrinya juga menjadi peserta EJ, bahkan menjadi fasilitator EJ.

Doa:  
Allah Bapa di dalam surga, terima kasih Bapa atas rahmat dan berkat-Mu dalam hidup kami. Bimbing hati dan pikiran kami, agar senantiasa taat kepada ajaran-Mu, penuh iman dalam menerapkannya. Mampukan kami  menjadi saksi-Mu, sehingga kami boleh ambil bagian dalam mewartakan Kerajaan Allah melalui peristiwa hidup kami sehari-hari. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang

(Renungan) Libatkanlah Allah