(Renungan) Seberapa Kokoh Iman Kita?

Seberapa Kokoh Iman Kita?
(Fransiscus Haryanto)


Lalu Ia berkata kepada mereka, ”Mengapa kamu ketakutan? Belumkah kamu percaya?”
(Mrk. 4:40)


Kalender Liturgi Sabtu, 1 Februari 2025
Bacaan Pertama : Ibr. 11:1-2. 8-19
Mazmur Tanggapan : Luk. 1:69-70. 71-72. 73-75.
Bacaan Injil : Mrk. 4:35-41


Yesus kembali ingin mengetahui seberapa besar murid-murid-Nya memahami siapa Dia sebenarnya. Mereka telah menjadi pengikut Yesus yang setia. Mereka telah memperoleh ajaran-ajaran dari Yesus mengenai Kerajaan Allah dan mereka telah melihat sendiri semua mukjizat yang dilakukan Yesus, baik menyembuhkan orang sakit maupun mengusir roh jahat. 

Namun pada waktu angin dan laut bergelora, mereka mengira bahwa Yesus tidak mempedulikan mereka. Ini sungguh ironis, seharusnya sebagai murid Yesus yang selalu menyertai, murid-murid sungguh mengenal Yesus sebagai Guru dan Juru Selamat.

Pengalaman murid-murid dalam menghadapi badai di laut lepas bersama Yesus, juga seringkali kita alami dalam peziarahan hidup kita. Berbagai masalah datang silih berganti menerpa kita, sehingga kita terkadang lupa bahwa Yesus selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita. Bahkan apabila kita sungguh percaya, Yesus tidak akan membiarkan kita diterpa masalah yang tidak sanggup kita selesaikan sendiri. Meskipun demikian, kita sering goyah apabila badai masalah menerpa kehidupan kita, sampai-sampai kita terkadang bertanya-tanya, adakah Yesus bersama kita?

Salah seorang nabi besar, yaitu Daniel, memberi teladan kepada kita semua bagaimana tetap berpegang pada Allah dalam kondisi apa pun yang dihadapi. Daniel menunjukkan bahwa kunci utama untuk menjadi berani adalah tetap setia kepada Tuhan. Dia adalah tokoh Alkitab yang sukses membuktikan kepada negara yang tidak mengenal Tuhan, bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan yang hidup. Karena sekalipun dalam ancaman, Daniel tetap berdiri teguh di dalam iman. Kisah Daniel mengajarkan kita bahwa kita bisa menjadi berani menghadapi kematian, bukan karena Tuhan akan menyelamatkan kita. Di saat sedang terancam, Daniel bahkan tidak tahu apakah Tuhan akan menutup mulut singa itu. Tetapi dia tetap setia.

Tuhan Yesus menghendaki kita sebagai pengikut-Nya, menjadikan Dia satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Ini juga mengingatkan kita semua tentang kehidupan Yesus seluruhnya: kematian dan kebangkitan, yakin akan perlindungan-Nya. Marilah kita berusaha untuk berjalan bersama Yesus dalam setiap langkah hidup kita!

Doa:
Allah Bapa Yang Maha Rahim, bantulah kami untuk selalu menjadikan Engkau satu-satunya penolong kami dalam menghadapi badai kehidupan, sehingga nama-Mu menjadi semakin dimuliakan kini dan sepanjang masa. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia