(Renungan) Yakin Sehat?
Yakin Sehat?
(Andy W. Wibowo)
Kalender Liturgi Sabtu, 18 Januari 2025
Bacaan Pertama : Ibr. 4:12-16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 19:8-9. 10. 15
Bacaan Injil : Mrk. 2:13-17
Menjawab kritik ahli-ahli Taurat kepada-Nya tentang bergaul dengan para pemungut cukai dan orang berdosa, Yesus merespon dengan sindiran halus melalui pepatah tentang tabib dan orang sakit. Memang kenyataanya, baik para ahli Taurat maupun pemungut cukai atau para pendosa, kesemuanya adalah orang-orang berdosa. Hanya bedanya yang satu tidak sadar bahwa dirinya berdosa, sedangkan yang lainnya sadar bahwa dirinya berdosa. Karenanya begitu Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Lewi anak Alfeus tidak berpikir panjang, dia langsung berdiri, lalu mengikuti Yesus.
Beberapa saat yang lalu ketika dalam masa pandemi Covid, karena khawatir akan kesehatan, saya menjalani “medical check-up” setelah beberapa tahun lamanya tidak rutin menjalaninya. Hasilnya tidak terduga, yang biasanya semuanya baik-baik saja, kali ini tidak. Kadar kolesterol dan gula darah melewati ambang batas. Padahal saya merasa baik-baik saja. Ternyata kebiasaan kecil dan pola makan yang kurang baik mengakibatkan kadar kolesterol dan gula darah melewati ambang sehat. Sehingga atas saran dokter, sementara waktu saya harus rutin makan obat untuk mengembalikan kondisi tubuh ke dalam batas normal.
Sama seperti penyakit jasmani, dosa yang adalah penyakit rohani, kalau kita biarkan akan semakin berakar dan menyebar ke mana-mana. Dari perilaku yang kita tunjukkan dalam masyarakat, mungkin kita bisa dianggap orang benar. Tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berselingkuh dan seterusnya. Tetapi bagaimana dengan perilaku yang tersembunyi dari pandangan orang lain, bagaimana dengan sikap batin kita? Apakah kita dapat sungguh-sungguh mengatakan di hadapan Tuhan bahwa kita orang benar? Maka dari itu mari kita dengan kerendahan hati mengakui kelemahan kita sebagai manusia dan datang kepada Sang Tabib Agung yang telah bersabda, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Doa:
Allah Yang Maha Tahu, seringkali aku malu atas sikap, pikiran dan perbuatan jahatku yang tersembunyi dari orang lain. Aku tidak dapat bersembunyi di balik kodrat kelemahan manusia atas kejahatan-kejahatan itu, karena melalui Roh Kudus, Engkau telah menunjukkan apa yang baik dan benar yang harus aku pilih dan lakukan. Sungguh aku tidak layak, tetapi aku bersukacita karena Anak-Mu masih mau mengampuni dan menerimaku. Bunda Maria, bunda kami semua, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin.
(Andy W. Wibowo)
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
(Mrk. 2:17)
Kalender Liturgi Sabtu, 18 Januari 2025
Bacaan Pertama : Ibr. 4:12-16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 19:8-9. 10. 15
Bacaan Injil : Mrk. 2:13-17
Menjawab kritik ahli-ahli Taurat kepada-Nya tentang bergaul dengan para pemungut cukai dan orang berdosa, Yesus merespon dengan sindiran halus melalui pepatah tentang tabib dan orang sakit. Memang kenyataanya, baik para ahli Taurat maupun pemungut cukai atau para pendosa, kesemuanya adalah orang-orang berdosa. Hanya bedanya yang satu tidak sadar bahwa dirinya berdosa, sedangkan yang lainnya sadar bahwa dirinya berdosa. Karenanya begitu Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Lewi anak Alfeus tidak berpikir panjang, dia langsung berdiri, lalu mengikuti Yesus.
Beberapa saat yang lalu ketika dalam masa pandemi Covid, karena khawatir akan kesehatan, saya menjalani “medical check-up” setelah beberapa tahun lamanya tidak rutin menjalaninya. Hasilnya tidak terduga, yang biasanya semuanya baik-baik saja, kali ini tidak. Kadar kolesterol dan gula darah melewati ambang batas. Padahal saya merasa baik-baik saja. Ternyata kebiasaan kecil dan pola makan yang kurang baik mengakibatkan kadar kolesterol dan gula darah melewati ambang sehat. Sehingga atas saran dokter, sementara waktu saya harus rutin makan obat untuk mengembalikan kondisi tubuh ke dalam batas normal.
Sama seperti penyakit jasmani, dosa yang adalah penyakit rohani, kalau kita biarkan akan semakin berakar dan menyebar ke mana-mana. Dari perilaku yang kita tunjukkan dalam masyarakat, mungkin kita bisa dianggap orang benar. Tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berselingkuh dan seterusnya. Tetapi bagaimana dengan perilaku yang tersembunyi dari pandangan orang lain, bagaimana dengan sikap batin kita? Apakah kita dapat sungguh-sungguh mengatakan di hadapan Tuhan bahwa kita orang benar? Maka dari itu mari kita dengan kerendahan hati mengakui kelemahan kita sebagai manusia dan datang kepada Sang Tabib Agung yang telah bersabda, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Doa:
Allah Yang Maha Tahu, seringkali aku malu atas sikap, pikiran dan perbuatan jahatku yang tersembunyi dari orang lain. Aku tidak dapat bersembunyi di balik kodrat kelemahan manusia atas kejahatan-kejahatan itu, karena melalui Roh Kudus, Engkau telah menunjukkan apa yang baik dan benar yang harus aku pilih dan lakukan. Sungguh aku tidak layak, tetapi aku bersukacita karena Anak-Mu masih mau mengampuni dan menerimaku. Bunda Maria, bunda kami semua, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin.
Komentar
Posting Komentar