(Renungan) Maukah Kamu Sungguh Percaya?

Maukah Kamu Sungguh Percaya?
(Maria Marlisa)


Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang terpencil ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?”
(Mrk. 8:4)


Kalender Liturgi Sabtu, 15 Februari 2025
Bacaan Pertama : Kej. 3:9-24
Mazmur Tanggapan : Mzm. 90:2. 3-4. 5-6. 12-13
Bacaan Injil : Mrk. 8:1-10


Pada Injil hari ini dikisahkan, Yesus kembali mengadakan mukjizat dengan memberi makan 4.000 orang. Kejadiannya di wilayah bangsa-bangsa lain di Dekapolis. Mukjizat ini berdampak besar pada mereka. 

“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini” (Mrk. 8:2). Betapa Yesus dengan penuh belas kasih mau melayani tak hanya orang-orang Yahudi, bangsa pilihan-Nya, tetapi juga peduli pada bangsa-bangsa lain.

Para murid-Nya sudah melihat Yesus memberi makan 5.000 orang dengan lima roti dan dua ikan (Mrk. 6:35-44), tetapi  mereka tetap ragu apakah la sanggup memberi makan rombongan besar lainnya. Terbukti saat itu mereka bertanya-tanya, seperti ayat pilihan di atas. Bagaimana mungkin para murid yang selalu bersama-sama Yesus tapi masih ragu?

Demikian juga kita. Sekalipun Kristus pernah mengabulkan doa kita secara ajaib, tetapi seringkali kita masih ragu, bahwa la dapat melakukan seperti itu lagi. Kita berdoa tetapi merasa mustahil akan terjadi mukjizat. Seringkali kita lambat untuk percaya dan memahami rencana Allah. Rencana Allah memang  tak selalu nampak indah, tetapi pasti akan membawa kita pada keselamatan kekal. Apakah hati kita terlalu tertutup untuk menerima segala sesuatu yang Allah dapat kerjakan bagi kita, yang sesungguhnya membawa keselamatan bagi kita? 

Seorang teman yang kehidupan imannya biasa saja, bukan aktivis rohani, kena tipu rekan bisnis yang dipercayainya. Dia bangkrut. Untuk biaya hidup saja ia harus berhutang. Di tengah depresi, tangan Tuhan tetap menolong. Hati-Nya tergerak oleh belas kasih. Di tempat yang sunyi pun, Ia memberi makan dan memelihara hidup, Ia tak membiarkan anak-Nya kehilangan iman. Satu pintu tertutup, pintu lain Tuhan buka. Teman ini mengusahakan warung bakmi kecil-kecilan berawal di halaman rumah, namun kini telah berkembang menjadi resto dan memiliki beberapa cabang. 

Saat sekian lama doa tak juga terjawab, pernahkah kamu merasa mustahil bahwa Allah sungguh peduli pada doa dan harapanmu? Di saat tak berdaya, mampukah kita tetap beriman? 

Doa:
Allah Bapa penuh belas kasih, terima kasih Kau tak tinggalkan kami di saat sunyi. Curahkanlah rahmat-Mu agar kami tetap beriman di saat kelam hidup kami. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia