(Renungan) Tahu Diri di Hadapan Tuhan

Tahu Diri di Hadapan Tuhan
(Gregorius Junus)


Perempuan itu menjawab, “Benar, Tuhan.
Namun, anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”
(Mrk. 7:28)


Kalender Liturgi Kamis, 13 Februari 2025
Bacaan Pertama : Kej. 2:18-25
Mazmur Tanggapan : Mzm. 128:1-2. 3. 4-5
Bacaan Injil : Mrk. 7:24-30


Perikop Injil ini sungguh sarat ajaran. Yesus dengan cara-Nya memunculkan perbandingan. 'Anak-anak' yang diandaikan sebagai bangsa Yahudi dihadapkan dengan 'anjing' yang dikiaskan sebagai bangsa non-Yahudi. Yesus tidak menolak permohonan perempuan ini, maka Yesus berkata, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” (Mrk. 7:27). Yesus mempunyai prioritas dan urutan-Nya sendiri dalam berkarya.

Perempuan itu menjawab, “Benar, Tuhan. Namun, anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” (Mrk. 7:28). Jawaban ini wujud ketangguhan imannya ketika memohon kepada Yesus. Perempuan ini juga menyatakan kerendahan hati dalam permohonannya. Ia pun menampakkan sikap tahu diri di hadapan Yesus. Yesus yang punya prioritas dan otoritas dalam karya-Nya tahu kapan saat mengabulkan permohonan. Karena sikap imannya yang kentara dalam kata-katanya, maka Yesus meluluskan permohonan perempuan ini dengan mengusir setan dari anaknya.

Masih hangat dalam ingatan saya, saat Misa Agung Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia pada 5 September 2024. Hujan mulai turun, sementara banyak umat yang duduk di area tak beratap. Pastor pemimpin acara bisa saja mengambil kesempatan untuk show off 'mencari panggung' bagi dirinya, atau pamer doa spontan dengan kata-kata yang lebih deras daripada hujan yang turun, atau mempertontonkan iman yang memaksa Tuhan. Tetapi itu tidak dilakukan pastor tersebut.

Sang pastor malah mengajak seluruh umat di Stadion Utama dan Madya Gelora Bung Karno (GBK) untuk berdoa bersama-sama. Ujud doa agar hujan reda dinaikkan. Lebih dari 86.000 umat yang hadir menyambutnya dengan serempak berdoa sepuluh kali Salam Maria. Tidak ada kesan mau menonjolkan diri, merasa paling penting apalagi harus dinomorsatukan, serta tidak ada pemaksaan kehendak kepada Tuhan. Tuhan berkenan dan lihatlah hujan pun reda tidak lama setelah doa selesai didaraskan.

Marilah kita belajar dan melakukan keutamaan-keutamaan ketangguhan iman, kerendahan hati, dan sikap tahu diri di hadapan Tuhan dari perempuan Siro-Fenisia, sang pastor dan umat di GBK!

Doa:
Allah Bapa Sumber Segala Hikmat, ajarilah kami ketangguhan iman, kerendahan hati, dan tahu diri ketika kami datang dan memohon kepada-Mu. Karuniakanlah kepada kami keutamaan-keutamaan ini agar kami dapat semakin pantas di hadapan-Mu Yang Maha Kudus. Doa ini kami panjatkan kepada-Mu ya Bapa, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang terkasih. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia