(Renungan) Apakah Engkau Bersama Kristus?
Apakah Engkau Bersama Kristus?
(Sylvia Maria Djatisutikno)
Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
(Luk. 11:23)
Kalender Liturgi Kamis, 27 Maret 2025
Bacaan Pertama: Yer. 7: 23-28
Mazmur Tanggapan: Mzm. 95:1-2. 6-7. 8-9
Bacaan Injil: Luk.11:14-23
Dalam suatu komunitas, sekelompok anak muda berencana mengadakan kegiatan membagikan sembako kepada orang-orang yang tinggal di pinggiran kali. Kehidupan mereka sangatlah sederhana. Namun, salah seorang teman mereka yang bernama Arif tidak menyetujuinya. Ia menilai bahwa teman-temannya hanya memanjakan mereka. Katanya, "Biarkan saja mereka berusaha sendiri. Siapa suruh mereka menjadi orang yang malas, tidak mau bekerja, dan miskin?"
Padahal, sesungguhnya kegiatan seperti itulah yang dikehendaki Yesus, yaitu peduli kepada sesama, terutama kepada orang miskin dan anak-anak terlantar, sebagaimana tertulis dalam Mat. 25:35-40.
Apa yang dilakukan Arif mengingatkan kita akan perkataan Yesus, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku." Arif tidak mendukung misi Allah, yaitu menaburkan kasih, bersikap peduli, dan memberikan perhatian terutama kepada mereka yang susah, miskin, dan kekurangan. Sikap Arif secara tidak langsung menunjukkan penolakan terhadap Yesus.
Bagi Yesus, tidak ada posisi netral dalam hal iman. Setiap orang harus memilih: mau mendukung Yesus atau tidak, mau mengikuti Yesus atau menolak-Nya. Jika mendukung, harus disertai tindakan nyata. Menjadi pengikut Yesus bukanlah sekadar bersikap pasif atau tidak melakukan apa-apa. Iman tidak hanya sebatas pemahaman teori tentang kasih, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata sesuai dengan misi Tuhan.
Jika seseorang mengaku mengikuti Yesus, tetapi kehidupan sehari-harinya tidak mencerminkan sikap seorang murid Yesus, tidak mengasihi sesama, maka sesungguhnya ia tidak bersama Yesus. Ia menolak Yesus.
Mengikuti Yesus harus dilakukan dengan konsisten dan selalu menempatkan Yesus sebagai pusat hidup. Komitmen yang setengah hati atau ambivalen, meskipun tidak secara aktif membenci Yesus, tetap dianggap sebagai bentuk penolakan, karena tidak memberikan dukungan penuh terhadap misi-Nya.
Marilah kita merefleksikan diri kita. Apakah perkataan, perbuatan, dan tindakan kita mendukung misi Kristus atau justru menghambatnya dengan tidak melakukan apa-apa bagi misi Yesus? Jika demikian, berarti kita juga telah menolak-Nya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memiliki komitmen penuh dan aksi nyata dalam mengikuti Yesus.
Doa:
Bapa Yang Maha Pengasih, Engkau menyadarkan kami bahwa kami tidak boleh bersikap acuh kepada sesama kami yang kekurangan dan mengalami kesulitan. Engkau telah menciptakan kami bukan sebagai manusia yang egois, tetapi sebagai manusia yang penuh kasih. Maafkan kami Bapa, jika kami masih kurang peka terhadap penderitaan sesama. Kiranya hidup kami dapat menjadi saluran berkat-Mu. Amin.
Komentar
Posting Komentar