(Renungan) Bagaimana Cara Melihat Kemuliaan Tuhan?
Bagaimana Cara Melihat Kemuliaan Tuhan?
(Irene Sri Handayani)
Kalender Liturgi Minggu, 16 Maret 2025.
Bacaan Pertama : Kej. 15:5-2. 17-18.
Mazmur Tanggapan : Mzm. 27:1. 7-8. 9abc. 13-14
Bacaan Kedua : Fil. 3:17-4:1
Bacaan Injil : Luk. 9:28b-36
Petrus, Yohanes dan Yakobus ingin selalu berada dalam situasi yang menakjubkan dan nyaman, agar mereka dapat terus memandang Yesus dalam kemuliaan-Nya. Di satu sisi, Yesus ingin ketiga orang dekat-Nya menyaksikan kemuliaan-Nya secara pribadi dan mengenal-Nya lebih dari yang lain. Tetapi di sisi lain, pengalaman puncak rohani ini harus menular kepada orang lain melalui kesaksian hidup nyata setiap hari. Kisah transfigurasi, saat Yesus berubah rupa dan menampakkan kemuliaan-Nya, menjadi peneguh bagi para murid dan juga mempersiapkan mereka agar tidak tergoncang ketika menyaksikan penderitaan Yesus.
Mengapa Yesus hanya mengajak tiga murid terdekat-Nya melihat kemuliaan-Nya, bukan seluruh murid atau bahkan semua bangsa? Hal ini akan menjadi bahan renungan kita. Bagaimana peristiwa istimewa bersama Yesus tidak selalu dibuka untuk semua orang. Oleh karena itu, dapat kita mengerti, bahwa peristiwa-peristiwa rohani yang istimewa tidak dialami oleh setiap murid Kristus. Hanya orang-orang tertentu, khususnya orang-orang suci, Santo-Santa yang dekat dengan Tuhan yang dapat mempunyai pengalaman iman yang istimewa.
Paulus mengajak jemaatnya (dan kita) untuk berani berdiri dengan teguh dalam Tuhan (Fil. 4:1), percaya akan kekuatan dan rencana baik Tuhan. Sehingga kita akan lebih kuat menanggung setiap pengalaman yang tidak enak dalam hidup ini. Keyakinan Paulus ini berdasarkan pengalaman pribadinya berjumpa dengan Tuhan, yaitu mengalami kemuliaan Tuhan yang memanggilnya dalam perjalanan ke Damsyik.
Bagaimana dengan kita? Semoga kita juga dapat memiliki pengalaman yang mendalam dan personal dengan Tuhan. Saat di dalam doa kita merasakan kehadiran Yesus, hal ini menunjukkan bahwa saat berdoa kita pun akan semakin meresapi pribadi Tuhan Yesus dalam diri kita yang lemah ini.
Saya teringat beberapa tahun silam, hidupku dipenuhi dendam dan sakit hati. Malam itu aku terbangun, merasakan sakit tidak tertahankan di dada. Segera aku berdoa, dalam tangis tersedu aku berseru, "Tuhan ampuni aku." Ajaib, aku pun dipulihkan. Inilah pengalaman rohaniku, merasakan kemuliaan Tuhan.
Doa:
Ya Tuhan, teguhkanlah aku agar dapat menjadi saksi-Mu dalam hidup sehari-hari.
Ajar aku agar dapat lebih mengenal-Mu dan dapat lebih setia mengikuti jalan-Mu. Amin.
(Irene Sri Handayani)
Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
(Luk. 9:32)
Kalender Liturgi Minggu, 16 Maret 2025.
Bacaan Pertama : Kej. 15:5-2. 17-18.
Mazmur Tanggapan : Mzm. 27:1. 7-8. 9abc. 13-14
Bacaan Kedua : Fil. 3:17-4:1
Bacaan Injil : Luk. 9:28b-36
Petrus, Yohanes dan Yakobus ingin selalu berada dalam situasi yang menakjubkan dan nyaman, agar mereka dapat terus memandang Yesus dalam kemuliaan-Nya. Di satu sisi, Yesus ingin ketiga orang dekat-Nya menyaksikan kemuliaan-Nya secara pribadi dan mengenal-Nya lebih dari yang lain. Tetapi di sisi lain, pengalaman puncak rohani ini harus menular kepada orang lain melalui kesaksian hidup nyata setiap hari. Kisah transfigurasi, saat Yesus berubah rupa dan menampakkan kemuliaan-Nya, menjadi peneguh bagi para murid dan juga mempersiapkan mereka agar tidak tergoncang ketika menyaksikan penderitaan Yesus.
Mengapa Yesus hanya mengajak tiga murid terdekat-Nya melihat kemuliaan-Nya, bukan seluruh murid atau bahkan semua bangsa? Hal ini akan menjadi bahan renungan kita. Bagaimana peristiwa istimewa bersama Yesus tidak selalu dibuka untuk semua orang. Oleh karena itu, dapat kita mengerti, bahwa peristiwa-peristiwa rohani yang istimewa tidak dialami oleh setiap murid Kristus. Hanya orang-orang tertentu, khususnya orang-orang suci, Santo-Santa yang dekat dengan Tuhan yang dapat mempunyai pengalaman iman yang istimewa.
Paulus mengajak jemaatnya (dan kita) untuk berani berdiri dengan teguh dalam Tuhan (Fil. 4:1), percaya akan kekuatan dan rencana baik Tuhan. Sehingga kita akan lebih kuat menanggung setiap pengalaman yang tidak enak dalam hidup ini. Keyakinan Paulus ini berdasarkan pengalaman pribadinya berjumpa dengan Tuhan, yaitu mengalami kemuliaan Tuhan yang memanggilnya dalam perjalanan ke Damsyik.
Bagaimana dengan kita? Semoga kita juga dapat memiliki pengalaman yang mendalam dan personal dengan Tuhan. Saat di dalam doa kita merasakan kehadiran Yesus, hal ini menunjukkan bahwa saat berdoa kita pun akan semakin meresapi pribadi Tuhan Yesus dalam diri kita yang lemah ini.
Saya teringat beberapa tahun silam, hidupku dipenuhi dendam dan sakit hati. Malam itu aku terbangun, merasakan sakit tidak tertahankan di dada. Segera aku berdoa, dalam tangis tersedu aku berseru, "Tuhan ampuni aku." Ajaib, aku pun dipulihkan. Inilah pengalaman rohaniku, merasakan kemuliaan Tuhan.
Doa:
Ya Tuhan, teguhkanlah aku agar dapat menjadi saksi-Mu dalam hidup sehari-hari.
Ajar aku agar dapat lebih mengenal-Mu dan dapat lebih setia mengikuti jalan-Mu. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar