(Renungan) Berapa Harga Iman Kita?
Berapa Harga Iman Kita?
(Yustina Kurniawati)
Kalender Liturgi Selasa, 4 Maret 2025
Bacaan Pertama : Sir. 35:1-12
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50:5-6. 7-8. 14. 23
Bacaan Injil : Mrk. 10:28-31
Yesus mengingatkan bahwa untuk menjadi pengikut-Nya harus siap meninggalkan keluarga, harta benda, dan juga kemungkinan dianiaya. Akan tetapi, Ia berjanji akan mengembalikannya seratus kali lipat, dan pada masa yang akan datang pengikut-Nya yang setia akan mendapat hidup kekal.
Hidup kita hanya sementara di dunia ini, setelah kematian akan hidup selamanya. Sudah sepantasnya kita mencari dan mengumpulkan harta surgawi agar dapat hidup kekal sesuai dengan janji Yesus. Tidaklah mudah untuk menjalankan semua ini, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus kita dimampukan, walaupun harus jatuh bangun.
Hal ini mengingatkan saya pada seorang sahabat yang memilih menjadi pengikut Yesus. Awal mulanya dia bersekolah di SD Katolik di Bukit Tinggi, dan melihat patung Bunda Maria yang memancarkan wajah keteduhan dan kelembutan. Lewat pandangan pertama, sahabat saya mulai jatuh hati ingin mengenal Bunda Maria lebih dalam. Ketika sahabat saya mulai bekerja, dia bertemu rekan kerja yang beragama Katolik. Lewat pertemanan ini mereka sering berbincang tentang kekatolikan dan mulai datang ke gereja. Akhirnya pada tahun 2012 sahabat saya memutuskan menjadi katekumen dan dibaptis secara Katolik.
Namun dia harus kehilangan status sebagai anggota keluarga, hak waris sebagai anak, dan tidak ada komunikasi selama empat tahun. Selain itu sahabat-sahabat lamanya yang satu iman menjauh perlahan. Pada suatu saat, sang ayah sakit keras. Sahabat saya memberanikan diri untuk menemui sang ayah bersama suami dan anaknya. Ia mempercayakan segala kekhawatirannya pada Roh Kudus. Ketika sahabat saya datang, sang ayah menerima mereka dan hubungan mereka dipulihkan, serta sahabat saya mendapat teman-teman baru.
Demikian halnya dengan kita sebagai pengikut Kristus, seperti dalam tulisan Putera Sirakh. Marilah kita memberikan derma dengan ikhlas dan murah hati atas harta yang kita miliki, bagi orang-orang miskin. Janganlah menolak orang-orang yang jahat terhadap kita, serta janganlah menolak orang yang meminta bantuan kepada kita. Pada akhirnya nanti semua harta akan kita tinggalkan, tidak ada yang dapat kita bawa.
Doa:
Ya Tuhan Yesus, bantulah kami sebagai pengikut-Mu dan orang-orang yang berjuang mempertahankan imannya, agar kuat dan setia walaupun kami dianiaya karena Engkau. Bantulah kami tetap setia memberikan kasih kepada siapa saja termasuk kepada orang-orang yang membenci kami. Amin.
(Yustina Kurniawati)
Jawab Yesus, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumah, atau saudara laki-lak, atau saudara perempuan, atau ibu atau ayah, atau anak-anak, atau ladangnya, orang itu pada zaman ini juga akan menerima seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada masa yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."
(Mrk. 10:29-30)
Kalender Liturgi Selasa, 4 Maret 2025
Bacaan Pertama : Sir. 35:1-12
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50:5-6. 7-8. 14. 23
Bacaan Injil : Mrk. 10:28-31
Yesus mengingatkan bahwa untuk menjadi pengikut-Nya harus siap meninggalkan keluarga, harta benda, dan juga kemungkinan dianiaya. Akan tetapi, Ia berjanji akan mengembalikannya seratus kali lipat, dan pada masa yang akan datang pengikut-Nya yang setia akan mendapat hidup kekal.
Hidup kita hanya sementara di dunia ini, setelah kematian akan hidup selamanya. Sudah sepantasnya kita mencari dan mengumpulkan harta surgawi agar dapat hidup kekal sesuai dengan janji Yesus. Tidaklah mudah untuk menjalankan semua ini, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus kita dimampukan, walaupun harus jatuh bangun.
Hal ini mengingatkan saya pada seorang sahabat yang memilih menjadi pengikut Yesus. Awal mulanya dia bersekolah di SD Katolik di Bukit Tinggi, dan melihat patung Bunda Maria yang memancarkan wajah keteduhan dan kelembutan. Lewat pandangan pertama, sahabat saya mulai jatuh hati ingin mengenal Bunda Maria lebih dalam. Ketika sahabat saya mulai bekerja, dia bertemu rekan kerja yang beragama Katolik. Lewat pertemanan ini mereka sering berbincang tentang kekatolikan dan mulai datang ke gereja. Akhirnya pada tahun 2012 sahabat saya memutuskan menjadi katekumen dan dibaptis secara Katolik.
Namun dia harus kehilangan status sebagai anggota keluarga, hak waris sebagai anak, dan tidak ada komunikasi selama empat tahun. Selain itu sahabat-sahabat lamanya yang satu iman menjauh perlahan. Pada suatu saat, sang ayah sakit keras. Sahabat saya memberanikan diri untuk menemui sang ayah bersama suami dan anaknya. Ia mempercayakan segala kekhawatirannya pada Roh Kudus. Ketika sahabat saya datang, sang ayah menerima mereka dan hubungan mereka dipulihkan, serta sahabat saya mendapat teman-teman baru.
Demikian halnya dengan kita sebagai pengikut Kristus, seperti dalam tulisan Putera Sirakh. Marilah kita memberikan derma dengan ikhlas dan murah hati atas harta yang kita miliki, bagi orang-orang miskin. Janganlah menolak orang-orang yang jahat terhadap kita, serta janganlah menolak orang yang meminta bantuan kepada kita. Pada akhirnya nanti semua harta akan kita tinggalkan, tidak ada yang dapat kita bawa.
Doa:
Ya Tuhan Yesus, bantulah kami sebagai pengikut-Mu dan orang-orang yang berjuang mempertahankan imannya, agar kuat dan setia walaupun kami dianiaya karena Engkau. Bantulah kami tetap setia memberikan kasih kepada siapa saja termasuk kepada orang-orang yang membenci kami. Amin.
Komentar
Posting Komentar