(Renungan) Dalam Memimpin, Jadilah Pelayan dan Teladan!
Dalam Memimpin, Jadilah Pelayan dan Teladan!
(Gregorius Suyanto Utomo)
Kalender Liturgi Selasa 18 Maret 2025
Bacaan Pertama : Yes. 1:10. 16-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50:8-9. 16bc-17. 21. 23
Bacaan Injil : Mat. 23:1-12
Dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dalam organisasi perusahaan, seorang atasan memberikan petunjuk dan perintah kepada para bawahannya. Seringkali pula ditemukan, seorang atasan tersebut sebenarnya tidak mampu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diperintahkannya tersebut. Ia mungkin memahami teori, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas yang ia perintahkan.
Keadaan ini kerap terjadi ketika seseorang merasa dirinya lebih tinggi, merasa sebagai pimpinan, yang pantas mengajari. Hanya ingin memerintah tanpa terlibat langsung. Sikap seperti ini justru menumpulkan keterampilan diri sendiri. Lama kelamaan, ia hanya pandai berbicara saja. Jadi akibat meninggikan diri, menyebabkan kehilangan keterampilan, sehingga merendahkan diri.
Banyak orang yang menduduki posisi pimpinan tetapi tidak benar-benar pemimpin. Seorang pemimpin sejati bukan hanya memberikan arahan, tetapi juga memberi teladan. Ia mulai dengan melayani dan membimbing berdasarkan pengalaman pribadi. Kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang melayani.
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menunjukkan bagaimana orang-orang Farisi hanya pandai menyuruh orang lain melakukan apa yang mereka ajarkan, tetapi enggan memberikan teladan. Padahal jika mereka mau sedikit merendahkan diri dan menunjukkan keteladanan dalam melayani, hasilnya tentu akan jauh lebih baik dalam membina umat. Umat melayani sesama bukan karena disuruh, melainkan karena terbiasa mengalami teladan yang dicontohkan. Seseorang akan termotivasi untuk melayani karena terbiasa mengalami teladan yang baik. Kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang melayani.
Tuhan Yesus sendiri adalah teladan utama dalam melayani. Dalam misi penyelamatan-Nya, Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga bertindak. Tuhan mengubah air menjadi anggur, memberi makan ribuan orang, menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan membangkitkan orang mati. Semua itu Ia lakukan dengan penuh kerendahan hati dan kasih, bukan untuk pamer, tetapi demi kepentingan mereka yang ditolong.
Jika kita ingin menjadi pemimpin yang baik, baik dalam keluarga, maupun dalam organisasi, dalam lingkungan kerja, marilah menjadi pelayan yang baik dengan memberi contoh teladan dalam melayani terhadap anggota! “Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Mat. 23:11)
Doa:
Ya Tuhan Yang Maha Baik. Jadikanlah kami mampu merendahkan hati untuk melayani orang-orang di sekitar kami, anggota kelurga maupun orang-orang dalam organisasi di mana kami berada. Amin.
(Gregorius Suyanto Utomo)
Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
(Mat. 23:11)
Kalender Liturgi Selasa 18 Maret 2025
Bacaan Pertama : Yes. 1:10. 16-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50:8-9. 16bc-17. 21. 23
Bacaan Injil : Mat. 23:1-12
Dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dalam organisasi perusahaan, seorang atasan memberikan petunjuk dan perintah kepada para bawahannya. Seringkali pula ditemukan, seorang atasan tersebut sebenarnya tidak mampu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diperintahkannya tersebut. Ia mungkin memahami teori, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas yang ia perintahkan.
Keadaan ini kerap terjadi ketika seseorang merasa dirinya lebih tinggi, merasa sebagai pimpinan, yang pantas mengajari. Hanya ingin memerintah tanpa terlibat langsung. Sikap seperti ini justru menumpulkan keterampilan diri sendiri. Lama kelamaan, ia hanya pandai berbicara saja. Jadi akibat meninggikan diri, menyebabkan kehilangan keterampilan, sehingga merendahkan diri.
Banyak orang yang menduduki posisi pimpinan tetapi tidak benar-benar pemimpin. Seorang pemimpin sejati bukan hanya memberikan arahan, tetapi juga memberi teladan. Ia mulai dengan melayani dan membimbing berdasarkan pengalaman pribadi. Kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang melayani.
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menunjukkan bagaimana orang-orang Farisi hanya pandai menyuruh orang lain melakukan apa yang mereka ajarkan, tetapi enggan memberikan teladan. Padahal jika mereka mau sedikit merendahkan diri dan menunjukkan keteladanan dalam melayani, hasilnya tentu akan jauh lebih baik dalam membina umat. Umat melayani sesama bukan karena disuruh, melainkan karena terbiasa mengalami teladan yang dicontohkan. Seseorang akan termotivasi untuk melayani karena terbiasa mengalami teladan yang baik. Kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang melayani.
Tuhan Yesus sendiri adalah teladan utama dalam melayani. Dalam misi penyelamatan-Nya, Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga bertindak. Tuhan mengubah air menjadi anggur, memberi makan ribuan orang, menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan membangkitkan orang mati. Semua itu Ia lakukan dengan penuh kerendahan hati dan kasih, bukan untuk pamer, tetapi demi kepentingan mereka yang ditolong.
Jika kita ingin menjadi pemimpin yang baik, baik dalam keluarga, maupun dalam organisasi, dalam lingkungan kerja, marilah menjadi pelayan yang baik dengan memberi contoh teladan dalam melayani terhadap anggota! “Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Mat. 23:11)
Doa:
Ya Tuhan Yang Maha Baik. Jadikanlah kami mampu merendahkan hati untuk melayani orang-orang di sekitar kami, anggota kelurga maupun orang-orang dalam organisasi di mana kami berada. Amin.
Komentar
Posting Komentar