(Renungan) Dengan Diri Pribadi yang Utuh, Melakukan Kehendak Allah

Dengan Diri Pribadi yang Utuh, Melakukan Kehendak Allah
(Wily Wibianto)

“Janganlah menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
(Mat. 5:17)

Kalender Liturgi Rabu, 26 Maret 2025
Bacaan Pertama : Ul.4:1. 5-9
Mazmur Tanggapan : Mzm. 147:12-13. 15-16. 19-20
Bacaan Injil : Mat. 5:17-19

Seandainya aku hidup di zaman Tuhan Yesus, betapa sulitnya aku mempraktekkan aturan adat istiadat hukum Taurat itu. Semuanya, ada aturannya. Mungkin, aku juga seperti orang Farisi dan ahli Taurat itu, dan aku bisa ditegur oleh Tuhan Yesus sebagai yang munafik. Yesus menegaskan bahwa Dia tidak datang untuk meniadakan hukum Taurat. Dia datang untuk menggenapinya. Karena seluruh hukum Taurat menyatakan kehendak Allah untuk manusia. Hukum Taurat mencerminkan karakter Allah untuk diwujudkan dalam kehidupan manusia. 

Bagaimana Tuhan Yesus menggenapinya?

Tuhan Yesus menggenapi hukum Taurat dengan diri-Nya. Yesus menggenapinya dengan sepenuhnya melakukan kehendak Bapa-Nya, melalui hidup, karya dan ajaran-Nya yang sempurna dalam melakukan hukum Taurat. Tuhan Yesus memberi contoh melakukan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dari dalam hati, bukan hanya sekadar tingkah laku lahiriah.

Ia mengkritik orang Farisi yang ketaatan keagamaannya bersifat lahiriah. Apa yang mereka lakukan tidak berdasarkan kasih kepada Allah dan sesama. Yesus menggenapi 10 perintah Tuhan yang ada dalam hukum Taurat. Ada perintah ”Jangan membunuh.” Jika aku menanggapi perintah ini dengan hati yang penuh kasih, maka aku mampu mengampuni, bahkan mencintainya. Tidak ada dendam atau amarah kepada orang yang menyakiti aku. Yesus mengajarkan untuk melakukan hukum Taurat dengan hati yang penuh kasih.

Dari 10 perintah Allah: “Jangan mengingini istri sesamamu”, aku menyadari, bahwa daya tarik dengan lawan jenis itu tetap masih ada. Jadi, aku menghormati istri sesama yang cantik, dengan berbicara dan berpikir yang positif. Aku mengisi hati dan pikiranku dengan yang baik, dan tetap menjaga jarak yang baik.

Aku mau melakukan perintah Tuhan Yesus ini dengan hati yang penuh kasih. Jika aku berusaha, Yesus akan mengubah hidupku yang penuh dosa ini untuk hidup benar seturut kehendak-Nya. Dengan demikian aku pun bisa melakukan hukum Taurat dengan benar.

Doa: 
Tuhan Yesus, pada Rabu yang indah ini, Engkau menasihati kami melalui Gereja-Mu agar kami dengan diri pribadi kami yang utuh (hati, emosi, keinginan, nurani, dan seluruh diri manusia kami), melakukan kehendak Allah, kehendak Tuhan Yesus. Karena, dengan demikian kami telah menggenapi hukum Taurat. Berkati kami Tuhan Yesus. Kami yang mencintai-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia