(Renungan) Dosa dan Penderitaan
Dosa dan Penderitaan
(Maria Theresia Widyastuti)
(Maria Theresia Widyastuti)
“Yesus berkata kepada mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami pederitaan itu?”
(Luk. 13:2)
Kalender Liturgi Minggu, 23 Maret 2025
Bacaan Pertama : Kel. 3:1-8a. 13-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 103:1-2. 3-4. 6-7. 8. 11
Bacaan Kedua : Kor. 10:1-6. 10-12
Bacaan Injil : Luk. 13:1-9
Bacaan Pertama : Kel. 3:1-8a. 13-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 103:1-2. 3-4. 6-7. 8. 11
Bacaan Kedua : Kor. 10:1-6. 10-12
Bacaan Injil : Luk. 13:1-9
Di awal tahun 2025, dunia dihebohkan dengan kejadian kebakaran di California Selatan. Kebakaran yang mematikan itu terjadi dalam waktu panjang dan berhasil dipadamkan setelah berlangsung 24 hari. AccuWeather memperkirakan total kerugian ekonomi mencapai lebih dari USD 250 miliar atau setara dengan IDR 4.042 triliun (kurs Rp 16.170,- per USD). Di saat yang sama, kehebohan terjadi pula di belahan timur dunia; kehebohan di negara netizen +62 saat menanggapi berita kebakaran yang membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal dan bahkan seluruh miliknya. Netizen atau warganet negara +62 menganggap insiden kebakaran yang melanda Los Angeles adalah karma. Hal itu terjadi karena dipicu dari kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang memberikan bantuan kepada Israel yang dianggap telah melakukan genosida di Gaza, Palestina.
Seandainya saya hidup di zaman Yesus, atau mungkin tepatnya jika Yesus hidup di saat ini; kira-kira apa yang terjadi jika melihat netizen warganet +62 berkomentar panas tentang kebakaran di California. Apakah Yesus akan menjawab mereka, "Sangkamu orang-orang California Selatan itu lebih besar dosanya dari pada dosa semua netizen warganet +62 yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?” Atau Yesus akan menjawab lain terkait karma? Tapi pasti tidak akan menjawab seperti saya, "Urusin dirimu aja deh, oom dan tante. Kehilangan semua yang dimiliki itu sangat menyakitkan! Belas kasihan kok tidak adil, yang satu dibela habis-habisan dan yang satu dimaki-maki habis-habisan."
Begitulah manusia, walaupun dunia berubah namun tetap sulit untuk berubah dan merasa dirinya yang terbaik terutama urusan dosa. Maka pertanyaan untuk kita adalah: Apakah kita masih akan berperilaku sama seperti orang-orang di zaman Yesus? Apakah kita menyadari bahwa kita pun bisa punya nasib yang sama dengan orang lain yang mati atau mengalami kehilangan yang menakutkan? Apakah sebagai murid Yesus di era kini, kita sudah lebih baik dari pengikut-Nya di zaman dahulu? Apakah rasa diri tidak berdosa dan layak untuk menghakimi, masih hidup hingga kini?
Doa:
Tuhan, Allahku Sang Maha Kasih, Engkau memperkenankan peristiwa di California Selatan terjadi karena berbagai alasan. Mungkin salah satunya adalah sebagai evaluasi diri kami: sudah pantaskah kami menghakimi orang yang berkesusahan? Semoga Roh Kudus selalu mendampingi dan menyertai kami untuk memiliki hati yang penuh belas kasih dan bukan hati yang mudah menghakimi. Terima kasih Tuhan, aku mencintai-Mu. Amin.
Komentar
Posting Komentar