(Renungan) Jadilah Penggarap Kebun Anggur yang Baik!
Jadilah Penggarap Kebun Anggur yang Baik!
(Hijanto Mulia)
(Hijanto Mulia)
Sebab itu, Aku berkata kepadamu bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang menghasilkan buah Kerajaan itu.
(Mat. 21:43)
Kalender Liturgi Jumat, 21 Maret 2025
Bacaan Pertama : Kej. 37:3-4. 12-13a. 17b-28
Mazmur Tanggapan : Mzm. 105:16-17. 18-19. 20-21
Bacaan Injil : Mat. 21:33-43. 45-46
Di tanah Jawa, sawah bukan sekadar ladang, tapi ikatan antara petani dan pemilik lahan. Mereka berbagi hasil dengan sistem maro, mertelu, atau mertelu seprapat; sebuah harmoni kerja sama. Petani yang menanam dan merawat mendapat bagian lebih, sementara pemilik lahan tetap merasakan hasil bumi.
Di pematang yang membelah sawah, mereka duduk bersama. Bukan sekadar berbagi hasil bumi, tetapi juga berbagi kepercayaan, kebersamaan, dan rasa syukur. Seperti air yang mengalir di irigasi desa, nilai gotong royong terus menghidupi mereka, mengajarkan bahwa panen bukan sekadar rezeki, tetapi juga berbagi.
Yesus pun mengisahkan kebun anggur dalam perumpamaannya. Seorang pemilik kebun menyewakan lahannya, berharap penggarap menjaga dan mengembalikan hasilnya. Namun, saat panen tiba, para penggarap menjadi tamak. Mereka menolak menyerahkan yang bukan miliknya, bahkan membunuh utusan sang pemilik, termasuk anaknya sendiri.
Penggarap itu lupa bahwa tanah yang mereka olah, bukan milik mereka. Mereka mengkhianati kepercayaan yang diberikan. Seharusnya, mereka menyerahkan bagian yang telah disepakati. Sebab kepercayaan bukan untuk dikhianati, melainkan untuk dijaga.
Kita pun sejatinya adalah penggarap di kebun Tuhan. Seluruh pelayanan yang kita lakukan, tanggung jawab yang kita emban, serta berkat yang kita terima adalah kepercayaan yang diberikan oleh-Nya. Jangan sampai kita mengklaim semuanya sebagai hasil usaha kita sendiri. Sebab hal itu dapat membuat kita lupa akan peran kita sebagai orang yang dipercaya Tuhan. Hidup bukan sekadar menanam dan menuai, tetapi juga menjaga kepercayaan yang telah Tuhan berikan. Jangan sampai kita lupa. Kita hanyalah penggarap di ladang-Nya.
Mari kita renungkan. Apakah setiap hasil yang kita peroleh, setiap berkat yang kita terima dalam pelayanan dan pekerjaan, telah kita kembalikan kepada Tuhan? Tuhan hadir melalui orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita. Maka, marilah kita berbagi, memberikan kembali sebagian dari yang telah kita terima kepada mereka yang membutuhkan.
Doa:
Tuhan Yang Maha Kasih, terima kasih atas setiap berkat dan kepercayaan yang Engkau berikan dalam hidup kami. Ajarlah kami untuk menjadi penggarap yang setia, yang menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Mu. Jauhkan kami dari sikap keras hati dan ketidaktaatan, agar kami senantiasa hidup dalam kasih dan kebenaran-Mu. Bentuklah hati kami agar selalu siap menerima kehendak-Mu dan setia dalam mengelola setiap anugerah yang Engkau berikan. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Komentar
Posting Komentar