(Renungan) Ketaatan Santo Yusuf

Ketaatan Santo Yusuf 
(Twiggy)

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepada-Nya. (Mat. 1:24a)

Kalender Liturgi Rabu, 19 Maret 2025
Hari Raya Santo Yusuf, suami SP Maria
Bacaan Pertama : 2 Sam. 7:4-5a. 12-14a. 16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 89:2-3. 4-5. 27. 29
Bacaan Kedua : Rm. 4:13. 16-18. 22
Bacaan Injil : Mat. 1:16. 18-21. 24a atau Luk. 2:41-51a

”Ayah dengarkanlah, aku ingin berjumpa, walau hanya dalam mimpi.” Sepenggal syair dari lagu berjudul “Ayah”, mengembalikan ingatan saya kepada almarhum ayah yang telah tiada dua puluh satu tahun silam. Bagi saya sosok ayah adalah pribadi yang tak tergantikan dalam keadaan apa pun. Ia bukanlah orang banyak bicara, tetapi, dia adalah pelindung, kebanggaan, dan sosok yang sangat saya hormati. Banyak kenangan indah bersamanya yang kini menjadi warisan tak ternilai bagi saya. Saya merasa beruntung karena hingga saat ini masih dapat mengenang dan memperingati almarhum ayah dalam doa arwah, sebuah kekayaan tradisi yang selalu dijaga dalam Gereja Katolik.

Tanggal 8 Desember 1870, Santo Yusuf diangkat sebagai Pelindung Gereja Universal oleh Paus Pius IX. Kamudian, pada 1 Mei 1955, Paus Pius XII menetapkannya sebagai pelindung kaum buruh. Santo Yusuf juga dihormati sebagai pelindung keluarga Kristiani serta semua orang yang berada dalam sakratul maut. 

Hari ini Gereja memperingati Hari Raya St. Yusuf, suami Santa Perawan Maria, dan Bapa pengasuh dari Yesus. Dalam Alkitab, St. Yusuf digambarkan sebagai sosok yang biasa-biasa saja, namun dalam diamnya, Ia menjadi pembuka jalan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Loh kok bisa?

Kehidupan St. Yusuf memang tidak banyak diceritakan dalam Alkitab. Dia dikenal sebagai seorang pribadi yang tulus, jujur, taat pada perintah Tuhan, lembut, bijaksana, serta penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas mulianya sebagai Bapa dalam Keluarga Kudus Nazaret. Tidak sepatah kata pun tercatat dalam Alkitab, tetapi peran dan jasanya sebagai bapa asuh Yesus sangat besar.

Dalam keheningannya, St. Yusuf dengan setia melaksanakan kehendak Tuhan. Ia menjalankan perannya dengan elegan, keren, penuh tanggung jawab, serta setia mendampingi Bunda Maria dan Yesus. Dalam Mat. 1:24a, menggambarkan ketaatan St. Yusuf kepada Tuhan. “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepada-Nya (Mat. 1: 24a).

Marilah kita belajar dari teladan luar biasa St. Yusuf. Semoga kita semakin mampu meningkatkan ketaatan kepada Tuhan, meneladani St. Yusuf, serta mencintai keluarga kita dengan ketulusan dan kasih yang mendalam. 

Doa:
Allah Bapa Yang Maha Rahim, terima kasih atas teladan yang diberikan dari St. Yusuf kepada kami. Bantulah kami agar mampu menjalani hidup ini seturut teladan St. Yusuf. Seorang yang tenang, taat dan bertanggung jawab, sehingga keluarga kami semua beroleh damai dan sukacita dari Tuhan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia