(Renungan) Mengasihi Allah, Mengasihi Sesama

Mengasihi Allah, Mengasihi Sesama
(AM. Regina T.)

“Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada semua kurban bakaran dan kurban lainnya.”
(Mrk. 12:33)

Kalender Liturgi Jumat, 28 Maret 2025
Bacaan Pertama : Hos. 14:2-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 81:6c-8a. 8bc-9. 10-11ab. 14. 17
Bacaan injil : Mrk. 12:28b-34

Dikatakan dalam bacaan Injil hari ini, Yesus beserta murid-murid-Nya kembali memasuki Yerusalem. Ketika sedang berjalan di halaman Bait Allah, datanglah imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, para tua-tua, dan juga orang Farisi dan orang Saduki. Mereka memberikan banyak pertanyaan jebakan kepada Yesus. Yesus Yang Maha Tahu menjawab dengan pengajaran yang tidak dapat mereka sangkal kebenarannya. 

Terhadap seorang ahli Taurat yang bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus katakan bahwa perintah yang terutama adalah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan manusia. Adapun perintah yang kedua ialah mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Jawaban Yesus dibenarkan dan ia menyebut Yesus “guru”. Setelah itu tidak ada seorang pun berani lagi bertanya kepada Yesus.

Akhir-akhir ini saya mulai menonton drama Korea, kegiatan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Apa yang terjadi? Waktu untuk berdoa dan waktu untuk membaca firman Tuhan menjadi berkurang, termasuk untuk kegiatan lingkungan. Banyak hal yang terabaikan. Banyak kali Misa pagi yang terlewatkan karena dering jam weker terkalahkan oleh lelapku. Banyak kali doa rosario yang tidak selesai karena kalah oleh kantukku. Waktu "kencan" dengan Tuhan pun terkalahkan oleh kegiatan ini. Saya baru memahami arti “kecanduan drakor”.

Yang tidak kalah pentingnya, kita diminta memperlakukan sesama seperti yang kita lakukan pada diri kita sendiri. Saya sering membuang makanan yang sudah tidak layak dimakan. Buah-buahan akan dibuang di tong kompos dan makanan lainnya masuk tong sampah. Beberapa kali saya memergoki mbak menghela nafas melihat barang yang saya buang. Hal ini menyadarkan saya untuk berbagi berkat dengan mbak, bukan ketika saya sudah tidak mau dan tidak butuh, tetapi berbagi bahkan sebelum saya menikmati barang itu jika saya tahu tidak akan dapat menghabiskan barang itu sebelum rusak. 

Menjalankan perintah Tuhan yang pertama maupun yang kedua adalah hal-hal yang harus kita perjuangan dengan penuh kesadaran. Apakah kita mau terus berupaya menjalankannya?

Doa:
Ya Bapa yang baik, tidaklah mudah untuk mencintai Engkau dengan seluruh hidup kami. Tidaklah mudah untuk mencintai sesama manusia ciptaan-Mu. Kelemahan untuk menikmati kesenangan kedagingan menjadi tantangan bagi kami, terlebih di masa retret agung ini. Bantulah kami untuk senantiasa berupaya mengalahkan kesenangan duniawi sebagai balasan atas cinta dan pengorbanan-Mu yang begitu besar bagi kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia