(Renungan) Menjaga Hati - Membangun Karakter
Menjaga Hati - Membangun Karakter
(F.Angelina Wiraatmaja)
Kalender Liturgi Minggu, 2 Maret 2025
Bacaan Pertama : Sir. 27:4-7
Mazmur Tanggapan : Mzm. 92:2-3. 13-14. 15-16
Bacaan Injil : Luk. 6:39-45
Pohon baik menghasilkan buah yang baik dan pohon buruk menghasilkan buah yang buruk, ini diingatkan Yesus lewat Injil Lukas 6:43. Siapa kita sebenarnya, merupakan cerminan hati yang dapat terlihat dari sikap, cara berpikir, berbicara, dan bertindak. Hati adalah pusat pembentuk karakter seorang manusia; seperti kualitas buah tergantung pada pohonnya.
Inilah yang mau disampaikan Injil, bahwa kita dapat melihat kualitas seseorang dari apa yang dikeluarkan dari hatinya. Bagaimana ia bertutur dan memperlakukan orang lain, utamanya kepada orang yang posisi dan status sosialnya lebih rendah. Kesemuanya ini adalah ungkapan isi hatinya - mencerminkan karakternya.
Di media sosial (medsos), setiap orang dapat berbicara bebas tanpa berpikir panjang. Banyak akun yang positif dan santun. Tetapi tidak kurang pula akun yang sangat negatif, pendengki, kasar, tidak menghargai orang lain, penuh rasa iri hati. Dari tulisan pada akun medsos ini, kita mendapatkan gambaran karakter pemilik akun.
Saya teringat cerita dari seorang teman dari departemen Human Resources (HR) di sebuah perusahaan besar. Suatu waktu, mereka menemukan kandidat karyawan dengan CV yang menjanjikan. Kandidat tersebut lulusan universitas ternama, memiliki IPK tinggi, lulus tes dengan nilai cemerlang, dan sangat kompeten saat wawancara. Namun, setelah melihat media sosialnya, mereka menemukan kata-kata yang kasar, menghina, dan rasis. Akhirnya, kandidat tersebut ditolak karena sikap yang terlihat di media sosial mencerminkan karakter aslinya, hati yang sebenarnya dari si kandidat, yang tidak sejalan dengan nilai-nilai perusahaan.
Penting bagi manusia untuk menjaga hatinya agar selalu selaras dengan ajaran etika dan moral. Belajar hal-hal yang baik dalam hidup, melakukan refleksi dari kesalahan-kesalahan yang dibuat, menyesali hal-hal buruk yang dilakukan, dan meminta feedback untuk perbaikan diri. Semua ini ibarat sedang memupuk pohon agar tumbuh baik. Harapannya, dapat membangun karakter positif dan membawa damai serta suka cita bagi orang-orang di sekitarnya.
Sudahkah kita senantiasa berusaha untuk menjaga hati, agar sejalan dengan ajaran Yesus sehingga dapat membangun karakter Kristiani?
Doa:
Yesus, Guru yang mengajarkan kami pedoman dalam ziarah hidup di dunia, jagalah dan sertailah hati kami, agar kami senantiasa memiliki hati yang murni, tulus, penuh kasih sesuai dengan ajaran-ajaran-Mu. Semoga kami senantiasa dibimbing untuk menjadi pribadi yang berakar pada kebaikan, agar hidup kami menjadi berkat bagi sesama. Amin.
(F.Angelina Wiraatmaja)
Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik,
dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
(Luk. 6:43)
Kalender Liturgi Minggu, 2 Maret 2025
Bacaan Pertama : Sir. 27:4-7
Mazmur Tanggapan : Mzm. 92:2-3. 13-14. 15-16
Bacaan Injil : Luk. 6:39-45
Pohon baik menghasilkan buah yang baik dan pohon buruk menghasilkan buah yang buruk, ini diingatkan Yesus lewat Injil Lukas 6:43. Siapa kita sebenarnya, merupakan cerminan hati yang dapat terlihat dari sikap, cara berpikir, berbicara, dan bertindak. Hati adalah pusat pembentuk karakter seorang manusia; seperti kualitas buah tergantung pada pohonnya.
Inilah yang mau disampaikan Injil, bahwa kita dapat melihat kualitas seseorang dari apa yang dikeluarkan dari hatinya. Bagaimana ia bertutur dan memperlakukan orang lain, utamanya kepada orang yang posisi dan status sosialnya lebih rendah. Kesemuanya ini adalah ungkapan isi hatinya - mencerminkan karakternya.
Di media sosial (medsos), setiap orang dapat berbicara bebas tanpa berpikir panjang. Banyak akun yang positif dan santun. Tetapi tidak kurang pula akun yang sangat negatif, pendengki, kasar, tidak menghargai orang lain, penuh rasa iri hati. Dari tulisan pada akun medsos ini, kita mendapatkan gambaran karakter pemilik akun.
Saya teringat cerita dari seorang teman dari departemen Human Resources (HR) di sebuah perusahaan besar. Suatu waktu, mereka menemukan kandidat karyawan dengan CV yang menjanjikan. Kandidat tersebut lulusan universitas ternama, memiliki IPK tinggi, lulus tes dengan nilai cemerlang, dan sangat kompeten saat wawancara. Namun, setelah melihat media sosialnya, mereka menemukan kata-kata yang kasar, menghina, dan rasis. Akhirnya, kandidat tersebut ditolak karena sikap yang terlihat di media sosial mencerminkan karakter aslinya, hati yang sebenarnya dari si kandidat, yang tidak sejalan dengan nilai-nilai perusahaan.
Penting bagi manusia untuk menjaga hatinya agar selalu selaras dengan ajaran etika dan moral. Belajar hal-hal yang baik dalam hidup, melakukan refleksi dari kesalahan-kesalahan yang dibuat, menyesali hal-hal buruk yang dilakukan, dan meminta feedback untuk perbaikan diri. Semua ini ibarat sedang memupuk pohon agar tumbuh baik. Harapannya, dapat membangun karakter positif dan membawa damai serta suka cita bagi orang-orang di sekitarnya.
Sudahkah kita senantiasa berusaha untuk menjaga hati, agar sejalan dengan ajaran Yesus sehingga dapat membangun karakter Kristiani?
Doa:
Yesus, Guru yang mengajarkan kami pedoman dalam ziarah hidup di dunia, jagalah dan sertailah hati kami, agar kami senantiasa memiliki hati yang murni, tulus, penuh kasih sesuai dengan ajaran-ajaran-Mu. Semoga kami senantiasa dibimbing untuk menjadi pribadi yang berakar pada kebaikan, agar hidup kami menjadi berkat bagi sesama. Amin.
Komentar
Posting Komentar