(Renungan) Pangkuan Abraham

Pangkuan Abraham
(Ari Susanto)


Kemudian matilah orang miskin itu, 
lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
(Luk.16:22)


Kalender Liturgi Kamis, 20 Maret 2025
Bacaan Pertama : Yer. 17:5-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 1:1-2. 3. 4. 6
Bacaan Injil : Luk. 16:19-31


Bacaan hari ini menampilkan dua paradoks dalam kehidupan di mana ada orang kaya yang setiap hari hidup mewah dan berpesta dengan hidangan yang berlimpah, dan Lazarus yang miskin lemah tak berdaya. Lazarus ini hanya dapat berbaring di depan rumah orang kaya itu dan memohon belas kasihan. Ketika mereka meninggal, Lazarus justru dibawa ke pangkuan Abraham, sedangkan orang kaya masuk dalam penderitaan abadi. Seperti apa yang dikatakan oleh Nabi Yeremia (Yer. 17:10): "Akulah, Tuhan, yang menyelidiki hati, dan menguji batin, untuk membalas setiap orang setimpal dengan tingkah lakunya, setimpal dengan hasil perbuatannya." 

Orang kaya ini tidak peduli kepada sesama yang membutuhkan di sekitarnya, seperti Lazarus. Harta yang berlimpah justru menutup mata hatinya, karena ia tidak hidup seturut dengan apa yang tertulis dalam kitab Musa dan para nabi. Sementara Lazarus yang miskin karena dipenuhi dengan penyakit pada sekujur tubuhnya, mendapat karunia berada di pangkuan Bapa Abraham. Di sinilah, tempat di mana jiwa orang meninggal dalam keadaan rahmat, yang menantikan kebangkitan Yesus untuk dibebaskan dan dibawa menuju ke surga.

Sebagai prodiakon, ketika saya menguburkan jenasah, ada pertanyaan dari saudara almarhum yang dari kepercayaan lain; bagaimana nasib jiwa orang meninggal? Menurut iman Katolik, bahwa semua jiwa orang meninggal; tidak peduli apa pun kepercayaannya, saat itu juga akan mengalami pengadilan khusus secara pribadi. Ada tiga kemungkinan bagi jiwa seseorang yaitu: ke surga, api penyucian, atau neraka. Sedang pada akhir zaman, jiwa bersama badan yang telah dibangkitkan akan mengalami pengadilan umum. Pengadilan umum hanya konfirmasi dari pengadilan khusus, di depan seluruh umat manusia. Demikian akhirnya,  jiwa dan badan masuk dalam kehidupan kekal di surga atau di neraka.

Marilah kita hidup seturut perintah Tuhan, dengan senantiasa menimba kekuatan dari-Nya dengan menyediakan waktu untuk mendengarkan Sabda-Nya. Sehingga dengan tulus hati kita menggunakan kekayaan yang dikaruniakan Tuhan demi kemuliaan-Nya yakni berbagi dengan sesama.

Doa:  
Ya Tuhan pencipta alam semesta, segala ciptaan di dunia ini tidak lepas dari tangan-Mu. Ajarkanlah kepada kami untuk berbagi karunia pemberian-Mu yang telah kami terima kepada sesama yang membutuhkan. Mampukan kami untuk hidup seturut sabda-Mu, sehingga jika saatnya tiba bagi kami menghadap-Mu, terimalah kami dalam pangkuan-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia