(Renungan) Pentingnya Mengampuni supaya Diampuni
Pentingnya Mengampuni supaya Diampuni
(C. Hudianto)
Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
(Mat. 6:12)
Kalender Liturgi Selasa, 11 Maret 2025
Bacaan Pertama: Yes. 55:10-11
Mazmur Tanggapan: Mzm. 34:4-5. 6-7. 16-17. 18-19
Bacaan Injil: Mat. 6:7-15
Yesus dikenal sebagai pendoa yang menjalin relasi akrab dengan Bapa di surga. Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus, dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama: memuliakan nama Tuhan, menantikan datangnya Kerajaan Allah serta terjadilah kehendak-Nya. Bagian kedua: sebagai manusia yang lemah, rapuh dan berdosa memohon kepada Tuhan rezeki dan pengampunan agar dibebaskan dari yang jahat.
Saya tertarik untuk mengulas Mat. 6:12, mengenai pentingnya mengampuni, supaya diampuni. Kita diharapkan terlebih dahulu memaafkan kesalahan orang lain kepada kita, sebelum mohon pengampunan kepada Tuhan, melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ini sesuai dengan Mat. 6:14-15, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Namun, jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Ayat ini dimaknai bahwa tanpa kesediaan untuk mengampuni, manusia tidak mungkin bersahabat dengan Allah. Supaya manusia mendapat pengampunan Allah, manusia wajib mengampuni sesama terlebih dahulu. Pengampunan manusia kepada sesamanya harus dilakukan dengan kejujuran, sungguh mengampuni dari hati, bukan sekedar di bibir saja.
Saya pernah merasa kecewa kepada orang lain. Dalam hati belum memaafkan secara tulus, walaupun sudah berelasi secara lahiriah. Ketika saya lulus dari KPKS, saya melamar untuk menjadi pengajar Krisma atau Komuni Pertama di salah satu paroki. Lama permintaan saya tidak direspon. Setelah saya tanyakan, saya mendapat jawaban belum ada lowongan. Sekitar satu tahun yang lalu, saya kembali menyampaikan minat yang sama secara informal kepada seksi katakese yang menangani. Dijawab bahwa saya tidak bisa menjadi pengajar, sebelum mengikuti pembekalan dari Keuskupan Agung Jakarta. Saya merasa kecewa atas jawaban mereka yang tidak disertai dengan solusi.
Bacaan hari ini mengingatkan saya dan anda, untuk membuka pintu maaf bagi sekecil apa pun kesalahan orang lain. Kita memaafkan, mengampuni pun harus dengan tulus dari hati, agar kita bisa mendapatkan pengampunan dari Tuhan.
Maukah kita tulus memaafkan kesalahan sesama kita?
Doa:
Bapa Yang Maha Rahim, ajarilah kami untuk terbuka kepada Engkau. Bantulah kami dengan kuasa Roh-Mu, agar mampu menyembuhkan rasa kecewa dan rasa dendam. Arahkan pikiran kami untuk tidak menghakimi dan mampu membukakan pintu maaf kepada siapa pun yang menyakiti kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bapa Yang Maha Rahim, ajarilah kami untuk terbuka kepada Engkau. Bantulah kami dengan kuasa Roh-Mu, agar mampu menyembuhkan rasa kecewa dan rasa dendam. Arahkan pikiran kami untuk tidak menghakimi dan mampu membukakan pintu maaf kepada siapa pun yang menyakiti kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Komentar
Posting Komentar