(Renungan) Iman itu Buta?

Iman itu Buta?
(Titus Sj.)

Kata Yesus kepada-nya, “Karena engkau telah melihat Aku, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
(Yoh. 20:29)

Kalender Liturgi Minggu, 27 April 2025
Hari Minggu Kerahiman Ilahi
Bacaan Pertama : Kis. 5:12-16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 118:2-4. 22-24. 25-27
Bacaan Kedua : Why. 1:9-11a. 12-13. 17-19
Bacaan Injil : Yoh. 20:19-31

Seorang penyair dalam puisinya menceritakan tentang seseorang yang sedang dalam perjalanan menuju tanah airnya dan tersesat di tengah padang pasir yang sangat luas. Dalam kebingungan dan keputusasaannya, ia bertemu dengan seseorang yang datang menyongsongnya, tetapi rupanya orang itu buta. Orang buta itu berkata, bahwa ia bisa mengantar orang tersesat itu dengan selamat sampai ke tanah airnya. Orang tersesat itu bertanya kepada si buta, “Siapa namamu?” Si buta itu menjawab, “Iman!” Lalu orang tersesat itu mengulurkan tangannya kepada si buta untuk dibimbing menuju tanah airnya.*)

Sering kali dikatakan oleh orang-orang dunia, bahwa iman itu buta. Orang yang beriman adalah orang yang “secara buta” menyerahkan diri dan menyerahkan jalan hidupnya kepada Allah Bapa. Benarkah iman itu buta ?

Dalam Injil hari Minggu ini, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, bahwa mereka harus percaya kepada-Nya dan kehadiran-Nya. Yesus memuji orang yang percaya kepada-Nya tanpa meminta suatu penampakan, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” 

Dalam ketidakpercayaannya, Tomas menuntut lebih daripada melihat dengan mata indrawinya, dia bahkan perlu menyentuh dengan jari dan tangannya. Apa yang menjadi tuntutan dan syarat Tomas ditawarkan oleh Yesus. Ia tidak hanya memperlihatkan tangan dan lambung-Nya, tetapi mengajak Tomas untuk menaruh jari ke dalam tangan-Nya dan tangan ke dalam lambung-Nya. Tetapi Yesus juga menegur Tomas untuk meninggalkan sikapnya yang tidak percaya dan mengajaknya untuk percaya. Dengan melihat secara mata batin akan pribadi Yesus yang dimuliakan Allah dalam kebangkitannya, maka akan ada kebahagiaan.  

Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. Sabda bahagia ini akhirnya membulatkan iman kepercayaan Tomas. Hal ini menjadi perhatian kita sebagai orang yang hidup di zaman ini. Berbahagialah kita yang menjadi percaya karena kesaksian para saksi mata dan nubuat para nabi dalam Kitab Suci, tanpa harus melihat dengan mata kepala sendiri. 

Sumber :
*) Josep Lalu, Pr. Makna Beriman, Percikan Kisah-kisah Anak Manusia, Komkat KWI.

Doa:
Ya Bapa Surgawi, semoga iman membuka hatiku bagi bekerjanya Roh Kudus yang memungkinkan aku untuk hidup secara penuh dalam rahmat Tuhan setiap harinya. Menghargai-Nya, hidup dari-Nya, dan bersaksi tentang-Nya, sehingga membuat hubunganku dengan Kristus menjadi lebih nyata. Amin.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia