(Renungan) Keputusan yang Mengubah Hidup
Keputusan yang Mengubah Hidup
(Klara Yanti Suryat)
Kalender Liturgi Rabu, 2 April 2025
Bacaan Pertama : Yes. 49:8-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145:8-9. 13cd-14. 17-18
Bacaan Injil : Yoh. 5:17-30
Sejak kecil aku percaya akan Tuhan Yesus Kristus. Baru pada tahun 1990 aku dibaptis bersama suami dan anak. Karena bukan berasal dari keluarga bangsawan dan hidup serba pas-pasan, maka aku paling takut memberikan waktu untuk pelayanan, kecuali sumbangan uang. Bagiku “time is money”. Semua waktu kuhitung untuk berapa banyaknya uang yang dapat kuperoleh. Ketika hamil anak ketiga, bisnisku ditipu dan kami hampir bangkrut. Dalam keputusasaan, aku kembali berdoa, membaca firman Tuhan, berkumpul bersama di lingkungan yang akhirnya membuat hatiku terbuka untuk melayani Tuhan.
Aku baru menyadari bahwa selama ini aku hanya mengikuti keinginan dan logika, bukan mencari kehendak Tuhan. Aku jadi lebih mengutamakan doa, membaca firman, dan melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan bisnis dan keluargaku. Hal-hal itu membuat hidupku berubah total. Puji Tuhan, bukan hanya bisnisku mulai pulih, tetapi juga hubunganku dengan keluarga dan Tuhan. Kini setelah menjadi oma pun aku masih melayani di paroki dan komunitas. Bisnisku semakin berkembang dibantu pengelolaan manajemennya oleh putriku.
Injil hari ini menjelaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang bukan hanya hadir ke dunia untuk menyelamatkan manusia, namun juga senantiasa tunduk pada kehendak Bapa. Segala yang dilakukan Yesus berasal dari Allah, termasuk menyembuhkan, memberi hidup dan menghakimi dunia. Yesus menjanjikan pada siapa pun yang percaya kepada-Nya, akan memperoleh hidup yang kekal.
Pesan utama dari ayat di atas adalah agar kita senantiasa taat kepada kehendak Allah dan percaya bahwa Yesus adalah sumber kehidupan dan keselamatan. Kita seringkali bertindak berdasarkan keinginan sendiri. Jika kita mau mengalami hidup yang benar dan bermakna, kita harus belajar untuk menyerahkan setiap aspek kehidupan kita kepada-Nya dengan selalu mencari dan mengikuti kehendak Tuhan.
Apakah aku sudah melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan hidupku dan sudah peka terhadap kehendak Tuhan?
Doa:
Ya Bapa, kami mohon curahan Roh-Mu untuk membimbing kami semakin hari semakin bijak dan taat melaksanakan kasih-Mu dalam menjalani kehidupan ini. Amin.
(Klara Yanti Suryat)
“Aku tidak dapat berbuat apa pun dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
(Yoh.5:30)
Bacaan Pertama : Yes. 49:8-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145:8-9. 13cd-14. 17-18
Bacaan Injil : Yoh. 5:17-30
Sejak kecil aku percaya akan Tuhan Yesus Kristus. Baru pada tahun 1990 aku dibaptis bersama suami dan anak. Karena bukan berasal dari keluarga bangsawan dan hidup serba pas-pasan, maka aku paling takut memberikan waktu untuk pelayanan, kecuali sumbangan uang. Bagiku “time is money”. Semua waktu kuhitung untuk berapa banyaknya uang yang dapat kuperoleh. Ketika hamil anak ketiga, bisnisku ditipu dan kami hampir bangkrut. Dalam keputusasaan, aku kembali berdoa, membaca firman Tuhan, berkumpul bersama di lingkungan yang akhirnya membuat hatiku terbuka untuk melayani Tuhan.
Aku baru menyadari bahwa selama ini aku hanya mengikuti keinginan dan logika, bukan mencari kehendak Tuhan. Aku jadi lebih mengutamakan doa, membaca firman, dan melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan bisnis dan keluargaku. Hal-hal itu membuat hidupku berubah total. Puji Tuhan, bukan hanya bisnisku mulai pulih, tetapi juga hubunganku dengan keluarga dan Tuhan. Kini setelah menjadi oma pun aku masih melayani di paroki dan komunitas. Bisnisku semakin berkembang dibantu pengelolaan manajemennya oleh putriku.
Injil hari ini menjelaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang bukan hanya hadir ke dunia untuk menyelamatkan manusia, namun juga senantiasa tunduk pada kehendak Bapa. Segala yang dilakukan Yesus berasal dari Allah, termasuk menyembuhkan, memberi hidup dan menghakimi dunia. Yesus menjanjikan pada siapa pun yang percaya kepada-Nya, akan memperoleh hidup yang kekal.
Pesan utama dari ayat di atas adalah agar kita senantiasa taat kepada kehendak Allah dan percaya bahwa Yesus adalah sumber kehidupan dan keselamatan. Kita seringkali bertindak berdasarkan keinginan sendiri. Jika kita mau mengalami hidup yang benar dan bermakna, kita harus belajar untuk menyerahkan setiap aspek kehidupan kita kepada-Nya dengan selalu mencari dan mengikuti kehendak Tuhan.
Apakah aku sudah melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan hidupku dan sudah peka terhadap kehendak Tuhan?
Doa:
Ya Bapa, kami mohon curahan Roh-Mu untuk membimbing kami semakin hari semakin bijak dan taat melaksanakan kasih-Mu dalam menjalani kehidupan ini. Amin.
Komentar
Posting Komentar