(Renungan) Memandang Sebelah Mata
Memandang Sebelah Mata
(Yohanna Fransisca Tjen Nonie)
Kalender Liturgi Jumat, 4 April 2025
Bacaan Pertama : Keb. 2:1a. 12-22
Mazmur Tanggapan : 34:17-18. 19-20. 21-23
Bacaan Injil : Yoh. 7:1-2. 10. 25-30
Untuk bisa percaya pada seseorang, penting untuk mengenalnya secara baik. Tidak hanya sekedar mengerti. Bukan hanya sekedar tahu asal usulnya dari mana. Orang tua yang memiliki anak usia dewasa dan siap menikah, pastilah akan melihat asal usul bakal calon menantunya tersebut. Ini dilakukan untuk menginterpretasikan kriteria calon pasangan hidup. Melihat latar belakang keluarga, status sosial ekonomi, dan kualitas diri seseorang; seperti pendidikan, dan lain lain.
Hal semacam ini terjadi di kalangan orang Yahudi pada masa Yesus berkarya. Mereka tahu asal usul Yesus. Bapak-Nya seorang tukang kayu dari keluarga sederhana. Sulit dipercaya bahwa Yesus adalah Mesias, karena jika Mesias datang, tidak seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya (Yoh. 7:27). Mereka merasa tahu tentang Yesus, padahal mereka tidak tahu siapa Yesus sebenarnya. Yesus sudah mengajar mereka di Bait Allah, bahwa jika mereka tidak setia pada Taurat mereka tidak mengenal siapa Yesus sebenarnya.
Mengenal Tuhan bukan sesuatu yang kita dapatkan karena orang mengenalkan Tuhan pada kita, atau melalui pelajaran agama semasa di bangku sekolah. Melalui pengalaman iman yang kita alami sendiri dan melalui rahmat-Nya yang cuma-cuma, kita akan mengenal Allah yang mengasihi kita.
Saya pun pernah mengalami hal ini. Keluarga suami sering mencibir melihat aktivitas pelayanan gereja saya dan menganggap saya munafik. Mereka mengetahui siapa saya di masa lalu. Masa lalu saya memang penuh dengan kesalahan. Tapi sejak saya benar-benar mengenal Kristus, saya berubah dan tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan itu. Pelayanan saya dianggap tidak berguna, karena dalam pandangan mereka, saya masih sama seperti saya yang dulu. Padahal saya sudah berubah.
Di masa Prapaskah ini, marilah kita mengenal Allah lebih dekat dengan peduli pada orang-orang disekitar kita yang membutuhkan. Buka hati kita untuk mereka supaya kita lebih mengenal mereka. Marilah kita membangun relasi yang dekat dengan Allah Bapa yang penuh kasih.
Doa:
Allah Bapa Yang Maha Bijaksana, Engkau mengutus Putra-Mu menjadi manusia, agar kami percaya dan memahami semua ajaran-Nya. Tapi banyak di antara kami yang salah menilai kebaikan-Mu. Ampuni kami orang berdosa ini, ya Bapa. Amin.
(Yohanna Fransisca Tjen Nonie)
"Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."
(Yoh. 7:29)
Bacaan Pertama : Keb. 2:1a. 12-22
Mazmur Tanggapan : 34:17-18. 19-20. 21-23
Bacaan Injil : Yoh. 7:1-2. 10. 25-30
Untuk bisa percaya pada seseorang, penting untuk mengenalnya secara baik. Tidak hanya sekedar mengerti. Bukan hanya sekedar tahu asal usulnya dari mana. Orang tua yang memiliki anak usia dewasa dan siap menikah, pastilah akan melihat asal usul bakal calon menantunya tersebut. Ini dilakukan untuk menginterpretasikan kriteria calon pasangan hidup. Melihat latar belakang keluarga, status sosial ekonomi, dan kualitas diri seseorang; seperti pendidikan, dan lain lain.
Hal semacam ini terjadi di kalangan orang Yahudi pada masa Yesus berkarya. Mereka tahu asal usul Yesus. Bapak-Nya seorang tukang kayu dari keluarga sederhana. Sulit dipercaya bahwa Yesus adalah Mesias, karena jika Mesias datang, tidak seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya (Yoh. 7:27). Mereka merasa tahu tentang Yesus, padahal mereka tidak tahu siapa Yesus sebenarnya. Yesus sudah mengajar mereka di Bait Allah, bahwa jika mereka tidak setia pada Taurat mereka tidak mengenal siapa Yesus sebenarnya.
Mengenal Tuhan bukan sesuatu yang kita dapatkan karena orang mengenalkan Tuhan pada kita, atau melalui pelajaran agama semasa di bangku sekolah. Melalui pengalaman iman yang kita alami sendiri dan melalui rahmat-Nya yang cuma-cuma, kita akan mengenal Allah yang mengasihi kita.
Saya pun pernah mengalami hal ini. Keluarga suami sering mencibir melihat aktivitas pelayanan gereja saya dan menganggap saya munafik. Mereka mengetahui siapa saya di masa lalu. Masa lalu saya memang penuh dengan kesalahan. Tapi sejak saya benar-benar mengenal Kristus, saya berubah dan tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan itu. Pelayanan saya dianggap tidak berguna, karena dalam pandangan mereka, saya masih sama seperti saya yang dulu. Padahal saya sudah berubah.
Di masa Prapaskah ini, marilah kita mengenal Allah lebih dekat dengan peduli pada orang-orang disekitar kita yang membutuhkan. Buka hati kita untuk mereka supaya kita lebih mengenal mereka. Marilah kita membangun relasi yang dekat dengan Allah Bapa yang penuh kasih.
Doa:
Allah Bapa Yang Maha Bijaksana, Engkau mengutus Putra-Mu menjadi manusia, agar kami percaya dan memahami semua ajaran-Nya. Tapi banyak di antara kami yang salah menilai kebaikan-Mu. Ampuni kami orang berdosa ini, ya Bapa. Amin.
Komentar
Posting Komentar