(Renungan) Percayalah, Maut Telah Dikalahkan!
Percayalah, Maut Telah Dikalahkan!    
(FX. Didiwiria Salim)
(FX. Didiwiria Salim)
Namun, bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu. 
(Luk. 24:11)
Hari Sabtu Suci
Bacaan Pertama : Kej. 1:1-2:2
Mamur Tanggapan : Mzm. 104:1-2a. 5-6. 10. 12. 13-14. 24. 35c
Bacaan Kedua : Kej. 22:1-18
Bacaan Injil : Luk. 24:1-12
Suatu saat, saya terhenyak oleh bahan renungan pertobatan pada masa Prapaskah yang saya baca. Salah satu dosa terbesar kita adalah ketidakpercayaan akan adanya penyelenggaraan Ilahi bagi hidup kita di dunia ini. Dengan permenungan, saya menyadari sepenuhnya; bahwa kerapuhan saya dalam banyak persoalan kehidupan adalah terlalu mengandalkan kemampuan diri sendiri dan melupakan, bahwa ada bimbingan Tuhan dalam menghadapi segala perkara. Kita lebih sering mengunakan anugerah kehendak bebas, yang Tuhan berikan bagi kita sebagai mahluk bermartabat yang secitra dengan-Nya, tetapi bukan berarti kita bebas memilih untuk menjauh dari Tuhan. "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya…….., sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yoh. 15:5)
Bacaan Pertama : Kej. 1:1-2:2
Mamur Tanggapan : Mzm. 104:1-2a. 5-6. 10. 12. 13-14. 24. 35c
Bacaan Kedua : Kej. 22:1-18
Bacaan Injil : Luk. 24:1-12
Suatu saat, saya terhenyak oleh bahan renungan pertobatan pada masa Prapaskah yang saya baca. Salah satu dosa terbesar kita adalah ketidakpercayaan akan adanya penyelenggaraan Ilahi bagi hidup kita di dunia ini. Dengan permenungan, saya menyadari sepenuhnya; bahwa kerapuhan saya dalam banyak persoalan kehidupan adalah terlalu mengandalkan kemampuan diri sendiri dan melupakan, bahwa ada bimbingan Tuhan dalam menghadapi segala perkara. Kita lebih sering mengunakan anugerah kehendak bebas, yang Tuhan berikan bagi kita sebagai mahluk bermartabat yang secitra dengan-Nya, tetapi bukan berarti kita bebas memilih untuk menjauh dari Tuhan. "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya…….., sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yoh. 15:5)
Lalu apakah artinya iman kita akan Paskah, kalau saja dalam keseharian kita masih melupakan kisah “kubur kosong”? Tuhan telah menang atas dosa-dosa kita dan Ia bangkit dengan jaya untuk tetap setia mendampingi kehidupan kita, menemani kita di saat ada masalah, memberikan bimbingan kepada kita untuk “berkerjasama” dengan-Nya, dan berjalan bersama menuju kehidupan kekal.
Langkah konkrit yang saya coba lakukan, dengan mengambil saat teduh di malam hari untuk merenungkan apa yang saya alami pada hari itu dan mencoba memaknai apa yang terjadi,  apa maksud dan rencana Tuhan dalam hidupku. Kadang-kadang, saya mengabaikan orang sekitar saya yang hadir membawa kabar sukacita Paskah, sebab saya terlalu fokus dengan diri sendiri.
Sebagaimana bacaan pada Malam Paskah,  ketika para perempuan membawa kabar gembira Paskah kepada para murid Tuhan; sebagian besar di antara mereka menganggap ini adalah “omong kosong” dan mereka tidak percaya (Luk. 24:11). Hanya Petrus yang mencoba untuk meyakinkan kabar gembira itu, dengan berlari menuju kubur Yesus dan mendapatkan kubur benar-benar kosong. Apakah Petrus langsung percaya akan kebangkitan Tuhan di dalam hatinya? Ia masih ragu, sebab ia bertanya-tanya apa yang sesungguhnya telah terjadi. (Luk. 24:12)
Apakah kita sungguh percaya bahwa maut telah dikalahkan dengan kebangkitan-Nya?
Doa:
Tuhan, bimbing aku untuk semakin mampu mendengarkan apa yang Kau kehendaki aku lakukan. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar