(Renungan) Prasangka

Prasangka
(Thomas Hari Hartanto)


Yesus kepada mereka, ”Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, kesaksian-Ku itu benar, 
sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. 
Namun kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.” 
(Yoh. 8:14)


Kalender Liturgi Senin, 7 April 2025
Bacaan Pertama : Dan. 13:1-9. 15-17. 19-30. 33-62
Mazmur Tanggapan : Mzm. 23:1-3a. 3b-4. 5. 6
Bacaan Injil : Yoh. 8:12-20


Orang Yahudi menolak pernyataan Yesus tentang diri-Nya sendiri sebagai terang dunia. Menurut Taurat, suatu kesaksian itu benar bila diberikan oleh dua orang saksi. Yesus merasa bahwa kesaksian-Nya itu benar, karena dilakukan-Nya bersama Allah, mengenai asal dan tujuan keberadaan-Nya. Mereka menghakimi Yesus berdasarkan prasangka, bukan berdasarkan kebenaran tentang jati diri Yesus.

Kami pernah memiliki sebuah mobil, yang kuncinya dapat disetel sedemikian sehingga ketika pintu ditutup tidak perlu memutar anak kunci, pintu langsung terkunci sendiri.

Sekali waktu ketika kami parkir, pintunya tiba-tiba menutup sendiri, sementara kunci kontak tertinggal di dalam. Seketika kami menjadi panik dan kebingungan. Pilihannya adalah mencari montir atau pulang ke rumah yang cukup jauh untuk mengambil kunci cadangan.

Dalam kepanikan ini muncullah seorang pria sederhana setengah baya. Dia bertanya apa yang terjadi. Kami ceritakan masalahnya. Tanpa bicara apa-apa, bapak itu langsung pergi dan cepat kembali membawa sebilah pelat tipis. Dengan pelat itu ia mengorek jendela mobil, lalu pintu terbuka sendiri. Aku pikir dia adalah seorang montir atau petugas maintenance.

Aku segera masuk ke dalam mobil dan mengambil kunci kontak. Kulihat bapak penolong itu pergi tanpa berkata apa-apa. Aku pikir dia akan segera kembali  dan pada saat itulah nanti aku akan berterima kasih dan memberi sekedar uang jasa atas pertolongannya.

Tetapi setelah sekian lama  dia tak kunjung muncul juga. Aku penasaran dan berkeliling di sekitar tempat itu, tapi aku tak dapat menemukannya. Betapa aku sangat menyesal, karena bahkan ucapan terima kasih pun belum sempat aku ucapkan. Betapa aku telah menilai seseorang secara salah. Aku telah berprasangka.

Marilah kita selalu memeriksa hati kita, karena hanya di dalam hati yang bersih dan murni, kita dapat menyadari kehadiran Tuhan dalam peristiwa sehari-hari. Tuhan mengajar kita melalui orang lain yang hadir di dalam peristiwa tersebut.

Doa:
Ya Tuhan, bersihkan hatiku agar aku dapat melihat sesamaku apa adanya, tanpa prasangka yang timbul oleh karena ketidaktahuanku. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Disposisi Hati

(Renungan) Api Penyucian