(Renungan) Tanda yang Menyelamatkan

Tanda yang Menyelamatkan 
(Bernadette Esther)

Sebab, selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.
(Yoh. 20:9)

Kalender Liturgi Minggu, 20 April 2025
Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan
Bacaan Pertama : Kis. 10:34a. 37-43
Mazmur Tanggapan : Mzm. 118:1-2. 16ab-17. 22-23
Bacaan Kedua : Kol. 3:1-4
Bacaan Injil : Yoh. 20:1-9

Will Fransen, 61 tahun, dari Cambridge, jatuh ke laut saat ia memancing ikan marlin di dekat kepulauan Alderman, Selandia Baru. Beruntung tali pengaman yang dipakainya membuatnya terapung. Ia berjuang agar kepalanya tetap di atas air. Ikan hiu yang beberapa kali menghampiri, tidak memangsanya. 

Tiga nelayan, James McDonnel, Max White, dan Tyler Taffs, menemukan Fransen setelah hampir 24 jam terombang-ambing di laut yang dingin. Mereka melihat pantulan sinar matahari dari jam tangannya. Kemampuan mereka menangkap tanda yang tidak biasa itu menyelamatkan nyawa Fransen. Sersan Polisi Will Hamilton, dari Kepolisian Selandia Baru mengatakan bahwa kejadian itu merupakan suatu keajaiban. 

Hari ini, Gereja Katolik semesta merayakan Kebangkitan Tuhan. Injil Yohanes menceritakan situasi dalam kubur yang merupakan tanda-tanda yang Yesus tinggalkan di kubur-Nya. Maria Magdalena, Simon Petrus, dan murid yang dikasihi Yesus, berbeda reaksi ketika melihat tanda-tanda itu. 

Maria Magdalena melihat batu penutup kubur telah diambil dan ia tidak menemukan jasad Yesus. “Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” (Yoh. 20:2) Reaksinya emosional sehingga kesimpulannya salah. Simon Petrus berlari ke kubur, masuk ke dalam, dan hanya membisu di hadapan tanda yang dilihatnya (Yoh. 20: 6). Ia tak mampu menangkap pesan Tuhan. 

Sedangkan murid yang dikasihi Tuhan, yang juga berlari bersama Petrus dan lebih dulu sampai, berhenti di depan kubur. Saat berada di kubur kosong, ia mengamati tanda-tanda yang ditinggalkan. Ia melihatnya dan percaya (Yoh. 20:8). Selama itu mereka memang belum mengerti isi Kitab Suci, yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Apa yang dialami murid ini adalah cerminan iman yang matang. Berhenti bisa diartikan sebagai berkontemplasi, membuka mata batin sehingga bisa menangkap pesan yang hendak disampaikan Tuhan dari tanda-tanda yang diberikan-Nya.  

Apakah kita mampu menangkap tanda yang Tuhan berikan, dan mengerti pesan yang hendak Ia sampaikan? Cukup jernihkah mata batin kita untuk melihat tanda itu? 

Doa: 
Yesus, Tuhan dan Allah kami, kami bersyukur atas kebangkitan-Mu. Kematian telah ditaklukan dan pintu keabadian terbuka bagi kami. Semoga cahaya kebangkitan-Mu menghidupkan mata batin kami sehingga kami mampu menangkap kehadiran dan sapaan-Mu melalui tanda-tanda di sekitar kami. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia