(Renungan) Kasih itu Universal
Kasih itu Universal
(Cecilia Hesti Prayoganingsih)
(Cecilia Hesti Prayoganingsih)
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu. Tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya."
(Yoh. 15:9-10)
Bacaan Pertama : Kis. 15:7-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 96:1-2a. 2b-3. 10
Bacaan Injil : Yoh. 15:9-11
Berita meninggalnya Paus Fransiskus membuat hatiku tercekat. Sedih dan merasa sangat kehilangan sosok pemimpin dan ayah yang sangat mengasihi anak-anaknya. Paus Fransiskus adalah sosok nyata Yesus yang penuh kasih di masa kini, kasih yang universal. Seluruh media massa dan para tokoh dalam dan luar negeri menyebutnya sebagai sosok yang sangat sederhana, serta penuh belas kasih, terutama kepada orang miskin, lemah, dan terpinggirkan. Hal itu tampak dalam kehidupannya sehari-hari. Melalui media massa, pesan kasih tanpa batas terus didengungkan Paus Fransiskus semasa hidupnya. Bahkan sampai menjelang akhir hayatnya, ia masih menyerukan perdamaian di Gaza, Ukraina, dan wilayah lain yang dilanda peperangan. Ia telah membuktikan kualitas dirinya sebagai murid Yesus yang setia, dengan menuruti perintah-Nya, yaitu perintah untuk saling mengasihi.
Kasih Yesus adalah air yang mengalir dari sumber mata air yang tidak pernah kering, yaitu Allah sendiri. Murid-murid diundang untuk tinggal dalam aliran air kasih itu. Yesus menyatakan bahwa Ia mengasihi murid-murid-Nya sama seperti Allah Bapa yang telah terlebih dahulu mengasihi Dia. Tanggapan Yesus atas kasih Bapa kepada-Nya adalah dengan meneruskan ajaran itu pada murid-murid-Nya.
Bukti dari kesetiaan Yesus kepada Bapa-Nya Sang Sumber Kasih, kasih bukan sekedar ajaran, namun menjadi hukum utama dari seluruh tindakan Yesus. Ciri khas kasih Yesus adalah kasih tanpa pamrih (agape), kasih yang mengorbankan diri bagi dunia, kasih tanpa sekat dan batas, kasih yang universal. Ia meminta murid-murid-Nya tinggal dalam kasih-Nya yang tanpa pamrih itu. Ia pun meminta murid-murid-Nya melakukan hal yang sama bila sungguh mengasihi-Nya, yaitu dengan saling mengasihi agar semua orang tahu bahwa mereka murid-murid Yesus (Yoh. 13:34-35).
Sama seperti Paus Fransiskus, kita juga adalah murid-murid Yesus. Yesus telah mengasihi kita sampai sehabis-habisnya. Dapatkah kita membalas kasih Yesus dengan menuruti perintah-Nya untuk saling mengasihi?
Doa:
Ya Yesus, Engkau sangat mengasihi kami murid-murid-Mu dengan mengorbankan diri untuk menebus dosa-dosa kami. Engkau bangkit untuk kami, agar kami makin percaya pada-Mu. Namun kami masih sering menyakiti-Mu karena ketidaksetiaan kami menjalankan segala perintah-Mu. Namun kami percaya Engkau selalu ada bersama kami, karena Engkaulah penyelamat kami. Mohon bimbing kami dengan rahmat dan Roh Kudus-Mu agar kami terus berusaha menjalankan segala perintah-Mu sehingga kami layak Kau selamatkan. Terima kasih Yesus. Dimuliakanlah Engkau kini dan sepanjang masa. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar