(Renungan) Terima Kasih, Pengkhianat
Terima Kasih, Pengkhianat
(Dika Alberto)
(Dika Alberto)
Bukan tentang kamu semua Aku berkata.
Aku tahu, siapa yang telah Kupilih.
Tetapi, haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci:
Orang yang makan roti-Ku,
telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
(Yoh. 13:18)
Kalender Liturgi Kamis, 15 Mei 2025
Bacaan Pertama : Kis. 13:13-25
Mazmur Tanggapan : Mzm. 89:2-3. 21-22. 25. 27
Bacaan Injil: Yoh.13:16-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 89:2-3. 21-22. 25. 27
Bacaan Injil: Yoh.13:16-20
Dengan sangat emosional, seorang sahabat menceritakan pengkhianatan yang dialaminya. Kaget, sedih, sesak, geram dan dendam kesumat bercampur menjadi satu. Lebih parah lagi, apa yang disampaikannya tidak benar. Saya mendengarkan dengan seksama, dan akhirnya berkata: “Biarkan saja. Waktu yang akan membuktikan. Mungkin dia sendiri yang sebenarnya sedang melakukan perbuatan itu. Maafkanlah dirimu, maafkanlah dia.”
Saya pun pernah ditusuk dari belakang, Bukan hanya sekali. Ironis, salah satunya dilakukan oleh sahabat saya ini. Bukan membencinya, saya justru bersyukur mendapatkan pengalaman dan pelajaran hidup yang nilainya jauh lebih berharga; cermin hidup. Mungkin tanpa sadar, seperti dia, saya juga pernah mengkhianati orang lain, orang terdekat, bahkan .Bercermin dari pengalaman-pengalaman itu, saya berusaha untuk lebih mawas diri dan berhati-hati agar tidak terulang lagi. Jika terlanjur terjadi, hanya bisa memaafkan. Orang waras mana yang dengan sengaja berharap untuk mengkhianati atau dikhianati?
Sungguh berbeda dengan Yesus. Sejak awal, Yesus sudah mengetahui bahwa salah satu dari orang-orang pilihan-Nya akan berkhianat. Dia tidak menghindar, bahkan membiarkannya dekat, tinggal dan mengasihinya, seperti Dia mengasihi murid-murid yang lain.
Dalam perjamuan makan malam sebelum Hari Raya Paskah, Yesus membasuh kaki para murid, memberi teladan untuk selalu rendah hati dan saling melayani. Meskipun mereka dipilih dan diutus, bukan berarti boleh menjadi sombong dan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi tetap bersandar pada rahmat dan kekuatan Allah.
Setelah itu Yesus menyampaikan bahwa salah seorang dari mereka, yang dekat dengannya akan mengangkat tumit terhadap-Nya. Yang dimaksud adalah Yudas Iskariot yang akan menghianati-Nya. Mengapa seolah-olah Yesus merestui Yudas untuk berkhianat? Malahan seperti mengingatkan agar dia melakukan apa yang hendak diperbuatnya dengan segera.
Tujuan Yesus hanya satu, yaitu taat pada kehendak Bapa. Supaya saat kehendak Bapa terjadi, murid-murid-Nya menjadi percaya bahwa Yesus adalah Allah.
Tujuan Yesus hanya satu, yaitu taat pada kehendak Bapa. Supaya saat kehendak Bapa terjadi, murid-murid-Nya menjadi percaya bahwa Yesus adalah Allah.
Doa:
Ya Bapa, bimbinglah kami menjadi murid yang rendah hati dan berani mewartakan kabar sukacita-Mu. Izinkanlah kami mengalami rahmat-Mu yang luar biasa, mengalir tanpa henti; menguatkan kami dalam perjalanan hidup ini dan mampu memaafkan serta mengasihi orang-orang yang menghianati kami, sehingga mereka pun dapat mengalami Engkau, mau bertobat dan menjadi manusia baru. Amin.
Ya Bapa, bimbinglah kami menjadi murid yang rendah hati dan berani mewartakan kabar sukacita-Mu. Izinkanlah kami mengalami rahmat-Mu yang luar biasa, mengalir tanpa henti; menguatkan kami dalam perjalanan hidup ini dan mampu memaafkan serta mengasihi orang-orang yang menghianati kami, sehingga mereka pun dapat mengalami Engkau, mau bertobat dan menjadi manusia baru. Amin.
Komentar
Posting Komentar