(Renungan) Jangan Sia-Siakan Kasih-Nya

Jangan Sia-Siakan Kasih-Nya
(Ignasius Hardjo S.L.)

“Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada Ibu-Nya, ”Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, ”Inilah ibumu!” Sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” 
(Yoh. 19:26-27)

Kalender Liturgi Senin, 9 Juni 2025
Bacaan Pertama : Kej. 3:9-15. 20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 87:1-2. 3. 5. 6-7
Bacaan Injil : Yoh. 19:25-34

Dalam semua penderitaan yang dialami Yesus, siksaan dan penyaliban-Nya, Ia tetap menunjukkan kasih dan perhatian-Nya yang mendalam dengan menyerahkan tanggung jawab untuk merawat ibu-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya. Ia menjadikan murid yang dikasihi-Nya itu sebagai anak angkat ibu-Nya, agar mereka saling mengasihi dan memperhatikan.

Dalam adat istiadat Yahudi, seorang janda akan kehilangan dukungan sosial dan ekonomi karena kematian suaminya. Status sosial dan ekonominya menjadi lemah, terlebih lagi bila tidak mempunyai anak. Seorang janda yang mempunyai anak laki-laki masih mempunyai harapan untuk menopang hidupnya. Yesus sungguh memperhatikan semua ini, meskipun dalam penderitaan yang luar biasa. Yesus ingin ibu-Nya tetap dalam kehidupan yang layak dan baik.

Saya teringat ketika mami sakit. Setiap kali saya dan istri mengunjungi di rumah sakit dia selalu menangis di saat bercakap-cakap. Semula saya dan istri tidak mengerti apa yang membuatnya sedih. Ia enggan mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan yang membuatnya sedih. Ketika sakitnya semakin parah, pada saat saat terakhirnya dia menitipkan saya kepada istri saya.

Mami berkata kepada istri saya, ”Mami titip Hardjo ya. Mami sudah tidak kuat, mami tidak bisa jaga dia lagi.” Kalimat itu terpatri dalam hati saya. Begitu besar kasih seorang ibu. Dalam sakit dan lemah, dia masih memperhatikan dan memikirkan anaknya agar ada yang membantu hidupnya. Rupanya itu yang menjadi beban pikirannya. Dia, pada saat terakhir, meminta seseorang untuk menjaga saya. Seorang ibu yang manusia, bisa mengasihi anaknya sedemikian rupa. Saya merasakan betul besarnya kasih mami. Saya percaya kasih Yesus jauh lebih besar melebihi kasih manusia.

Merenungkan kasih Tuhan yang begitu besar dan dalam kepada kita, pantaskah kita untuk mengabaikan perintah-Nya yang semuanya untuk  keselamatan kita?

Doa: 
Allah Bapa di surga, bimbinglah kami agar mampu melakukan perintah-Mu yang semuanya adalah untuk keselamatan kami. Pimpin langkah kami setiap hari agar laku kami menyenangkan hati-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia