(Renungan) Kepercayaan adalah Harta Utama
Kepercayaan adalah Harta Utama
(Gregorius Suyanto Utomo)
Kalender Liturgi Sabtu, 14 Juni 2025
Bacaan Pertama : 2Kor. 5:14-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 103:1-2. 3-4. 8-9. 11-12
Bacaan Injil : Mat. 5:33-37
Dalam menjalani kehidupan, seseorang sering tergoda untuk berdusta. Ada ajaran lain yang mengatakan: ”Bohong demi kebaikan itu boleh.” Namun untuk kita, Tuhan Yesus jelas menegaskan bahwa kita harus mengatakan kebenaran. Tidak ada celah berbohong demi kebaikan.
Ada kalanya seseorang melakukan kecurangan dalam pekerjaannya, lalu terpaksa membuat kebohongan untuk menutupi kecurangan tersebut. Pada gilirannya orang tersebut harus menciptakan kebohongan baru untuk menunjang kebohongan pertama tadi. Penumpukan kebohongan akan datang terus menerus sehingga akhirnya tidak bisa ditutupi lagi.
Ketika saya masih di kelas 3 SD, saya bersama 3 orang teman meninggalkan kelas pada jam pelajaran. Kami pergi ke suatu kolam berlumpur dan mandi-mandi di situ. Ketika saya mau keluar dari kolam tersebut, teman saya melemparkan lumpur ke tubuh saya. Saya terpaksa turun kembali untuk membilas tubuh. Begitu pula saat saya mau keluar kedua kali dan seterusnya. Kami baru bisa keluar dari kolam tersebut ketika pemilik kolam datang mengusir kami. Hal semacam inilah yang terjadi di dunia korupsi. Seseorang yang terjebak korupsi, tidak bisa menghentikan kegiatan korupsinya, karena terancam oleh teman-teman kelompok korupsinya.
Dari kisah di atas, marilah kita tidak memulai suatu kebohongan. Karena setelah kebohongan dimulai, tidak bisa dihentikan sampai ada pihak lain yang menolong untuk menghentikannya.
Dalam khotbah di bukit, Yesus mengingatkan apa yang tertulis dalam Kitab Taurat tentang sumpah palsu. Banyak orang yang bersumpah palsu demi kepentingan diri sendiri. Jangan sampai kita bersumpah demi langit, karena langit adalah tahta Tuhan. Jangan sampai bersumpah demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki Tuhan. Apalagi bersumpah demi kepala kita, karena kita tak punya kuasa memutihkan atau menghitamkan rambut kita. Di atas segalanya ada Tuhan yang berkuasa.
Yesus mengajarkan agar dengan alasan apa pun, jangan berdusta dan jangan bersumpah palsu atau sumpah apa pun. “Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat." (Mat. 5:37)
Doa:
Ya Tuhan Yang Maha Baik, jadikanlah kami mampu menjaga kejujuran dalam kehidupan kami, baik dalam rumah tangga, pekerjaan, dan organisasi di mana kami berada. Amin.
(Gregorius Suyanto Utomo)
Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak.
Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.
(Mat. 5:37)
Bacaan Pertama : 2Kor. 5:14-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 103:1-2. 3-4. 8-9. 11-12
Bacaan Injil : Mat. 5:33-37
Dalam menjalani kehidupan, seseorang sering tergoda untuk berdusta. Ada ajaran lain yang mengatakan: ”Bohong demi kebaikan itu boleh.” Namun untuk kita, Tuhan Yesus jelas menegaskan bahwa kita harus mengatakan kebenaran. Tidak ada celah berbohong demi kebaikan.
Ada kalanya seseorang melakukan kecurangan dalam pekerjaannya, lalu terpaksa membuat kebohongan untuk menutupi kecurangan tersebut. Pada gilirannya orang tersebut harus menciptakan kebohongan baru untuk menunjang kebohongan pertama tadi. Penumpukan kebohongan akan datang terus menerus sehingga akhirnya tidak bisa ditutupi lagi.
Ketika saya masih di kelas 3 SD, saya bersama 3 orang teman meninggalkan kelas pada jam pelajaran. Kami pergi ke suatu kolam berlumpur dan mandi-mandi di situ. Ketika saya mau keluar dari kolam tersebut, teman saya melemparkan lumpur ke tubuh saya. Saya terpaksa turun kembali untuk membilas tubuh. Begitu pula saat saya mau keluar kedua kali dan seterusnya. Kami baru bisa keluar dari kolam tersebut ketika pemilik kolam datang mengusir kami. Hal semacam inilah yang terjadi di dunia korupsi. Seseorang yang terjebak korupsi, tidak bisa menghentikan kegiatan korupsinya, karena terancam oleh teman-teman kelompok korupsinya.
Dari kisah di atas, marilah kita tidak memulai suatu kebohongan. Karena setelah kebohongan dimulai, tidak bisa dihentikan sampai ada pihak lain yang menolong untuk menghentikannya.
Dalam khotbah di bukit, Yesus mengingatkan apa yang tertulis dalam Kitab Taurat tentang sumpah palsu. Banyak orang yang bersumpah palsu demi kepentingan diri sendiri. Jangan sampai kita bersumpah demi langit, karena langit adalah tahta Tuhan. Jangan sampai bersumpah demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki Tuhan. Apalagi bersumpah demi kepala kita, karena kita tak punya kuasa memutihkan atau menghitamkan rambut kita. Di atas segalanya ada Tuhan yang berkuasa.
Yesus mengajarkan agar dengan alasan apa pun, jangan berdusta dan jangan bersumpah palsu atau sumpah apa pun. “Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat." (Mat. 5:37)
Doa:
Ya Tuhan Yang Maha Baik, jadikanlah kami mampu menjaga kejujuran dalam kehidupan kami, baik dalam rumah tangga, pekerjaan, dan organisasi di mana kami berada. Amin.
Komentar
Posting Komentar