(Renungan) Lepaskan Pengampunan: Kunci Menuju Kerajaan Surga

Lepaskan Pengampunan: Kunci Menuju Kerajaan Surga
(Susan Tjia)

“Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa pun yang kauikat di bumi akan terikat di surga dan apa pun yang kaulepaskan di bumi akan terlepas di surga”
(Mat. 16:19)

Kalender Liturgi Minggu, 29 Juni 2025
Hari Raya St. Petrus dan Paulus, Rasul
Bacaan Pertama : Kis. 12:1-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 34:2-3. 4-5. 6-7. 8-9
Bacaan Kedua : 2Tim. 4:6-8. 17-18
Bacaan Injil : Mat. 16:13-19

Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, untuk memperingati kemartiran dan menghormati jasa besar keduanya dalam sejarah Gereja. Yesus memberikan kuasa kepada Petrus sebagai otoritas tertinggi untuk memimpin kehidupan Gereja. Sedangkan Santo Paulus berjasa mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi.

Kepada Santo Petrus diberikan “kunci” Kerajaan Surga, wewenang untuk mengikat atau melepaskan sesuatu dalam kehidupan jemaat berdasarkan kehendak Tuhan dan pimpinan Roh Kudus. Dalam konteks pengampunan dosa, Yesus mengajarkan, “Apa yang diampuni di dunia akan diampuni di surga dan jika pengampunan tidak diberikan di dunia maka tidak ada pengampunan di surga.”

Hal pelepasan pengampunan dosa, kita mendapatkan contoh nyata dari peristiwa pada tanggal 13 Mei 1981. Ketika itu terjadi penembakan terhadap Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatican; oleh seorang muslim bernama Mehmet Ali Agca asal Turki. Beberapa waktu kemudian, dalam kunjungan ke penjara, Paus Yohanes Paulus II justru memaafkan dan melepaskan pengampunan bagi Agca.

Paus Yohanes Paulus II mengikuti ajaran Yesus tentang mengasihi musuh dan memaafkan mereka yang berbuat salah. Ia percaya bahwa pengampunan adalah kunci menuju Kerajaan Surga, yang mampu memulihkan diri sendiri serta menolong orang lain untuk meraih keselamatan dan kehidupan kekal. Paus Yohanes Paulus II percaya bahwa Tuhan mengampuni dosa-dosa manusia.

Saat menulis renungan ini, aku teringat berbagai peristiwa dalam hidupku. Saat-saat di mana aku terluka oleh pengkhianatan, pelecehan secara moral, dan pertengkaran; yang menuntutku untuk melepaskan pengampunan. Aku pun merenungkan kesalahan dan dosa-dosaku di masa lalu dengan penuh penyesalan. Aku menyadari bahwa untuk benar-benar sembuh dan pulih, aku perlu berdamai dengan diri sendiri, melepaskan rasa sakit, dan meniadakan kemarahan lewat pengampunan.  

Lepaskanlah pengampunan, agar luka kita disembuhkan dan hati dipulihkan!

Doa:
Allah Bapa di surga, terima kasih atas sabda-Mu. Mampukanlah hamba-Mu untuk selalu melepaskan pengampunan kepada orang lain dan juga diriku sendiri, agar kelak aku layak masuk Kerajaan Surga dengan damai. Terima kasih karena Engkau tidak memperhitungkan dosaku. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia