(Renungan) Mati Raga
Mati Raga
(Fidensius Gunawan)
Jika matamu yang kanan menyebabkan engkau berbuat dosa, cungkil dan buanglah, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka.
(Mat. 5:29)
Kalender Liturgi Jumat, 13 Juni 2025
PW. Santo Antonius Padua, Imam dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama : 2Kor. 4:7-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 116:10-11. 15-16. 17-18
Bacaan Injil : Mat. 5:27-32
Hari ini Gereja merayakan Santo Antonius Padua. Pria kelahiran tahun 1195 asal Lisbon, Portugal ini awalnya masuk Kongregasi Regular Kanon St. Agustinus di Coimbra saat usia 15 tahun. Namun pada tahun 1220 ia menyaksikan pemindahan relikui St. Berardus dan kawan-kawan, para martir pertama Ordo Fransiskan dari Afrika ke Coimbra. Sejak itu ia bertekad menjadi misioner ke Afrika. Untuk itu ia minta izin pindah masuk Ordo Fransiskan. Setelah itu, ia memang dikirim ke Afrika, namun apa daya ia sakit keras dan selama di Afrika tidak dapat berbuat apa-apa, akhirnya ia dibawa pulang. Namun lagi-lagi Tuhan berkehendak lain, dalam perjalanan kapalnya terhadang angin badai, sehingga akhirnya mendarat di pulau Sisilia. Dari sana ia berangkat ke Asisi, kota asal Santo Fransiskus, sang pendiri Ordo Fransiskan. Ia dikarunia kepandaian dalam mengajar sehingga banyak orang percaya, bertobat, dan mengikuti Kristus. Mengetahui hal ini, Fransiskus mengutus Antonius mengajar ke seluruh Italia. Ke mana pun ia pergi untuk mengajar, ada begitu banyak orang dengan sangat antusias menghadiri dan mendengarkan. Saking banyaknya, sampai tak ada gereja yang dapat menampung. Sehingga Antonius lebih banyak mengajar di ruang terbuka. Sayang ia meninggal dalam usia muda, 36 tahun.
Selain mengajar, Antonius juga melakukan tapa mati raga yang keras. Ia sadar akan kelemahannya sebagai manusia. Maka ia konsisten dan dengan keras membentengi diri dari godaan dunia. Ia tidak ingin ada cela sedikit pun pada dirinya apalagi yang berlawanan dengan ajaran Kristus.
Yesus memang menuntut standar hidup kesucian yang jauh lebih tinggi bagi para murid. Mentaati dan menjalankan hukum Taurat saja tidak cukup. Bagi Yesus, sekedar memandang dan mengingini seorang perempuan, itu sudah berzinah. Ada lagi yang terdengar sadis. Cungkil mata dan potong lengan, bila mata dan lengan kita telah menyesatkan. Artinya Yesus sungguh menghendaki agar kita dapat mengendalikan diri secara keras. Jangan sampai sesat.
Doa:
Bapa surgawi, aku bersyukur mengenal Santo Antonius Padua dengan teladan mati raganya yang tak kenal kompromi. Semoga aku dimampukan untuk meniru teladan dari santo ini. Amin.
Komentar
Posting Komentar