(Renungan) Don't Judge the Book by its Cover

Don’t Judge the Book by Its Cover
(Ruth Solaiman)   

“Bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi, dari mana Ia memperoleh semuanya itu?"
(Mat. 13:56)

Kalender Liturgi Jumat, 1 Agustus 2025
Bacaan Pertama : Im. 23:1. 4-11. 15-16. 27. 34b-37
Mazmur Tanggapan : Mzm. 81:3-4. 5-6ab. 10-11ab
Bacaan Injil : Mat. 13:54-58 

Judul di atas saya kutip dari buku Mills on the Floss (1860). Tidak banyak yang mengetahui bahwa pengarangnya seorang wanita yang bernama Mary Ann Evans. Beliau menulis dengan menggunakan nama laki-laki George Eliot. Pada zaman itu, perempuan belum mempunyai kesetaraan yang sama dengan laki-laki. Mereka menilai dari tampilan luar: fisik, materi, asal keluarga, dan lain-lain. 

Hal ini terus terjadi sampai hari ini. Saya teringat cerita mengenai satu umat di satu lingkungan. Beliau dulu adalah umat aktif, tiba-tiba tidak pernah mengiikuti kegiatan lingkungan lagi. Tidak hanya dalam kegiatan keagamaan di lingkungan saja, tapi juga kegiatan di RT/RW. Umat ini seolah-olah hilang ditelan bumi. Terjadilah pergunjingan di antara umat. Beragam tafsiran dimunculkan oleh umat dan selalu bertanya kenapa dia begini, begitu, atau mungkin dia begini dan begitu. 

Bersyukur pada akhirnya ketua lingkungan bisa berdialog dengannya. Ternyata sejak kepergian suaminya, beliau juga kehilangan pekerjaan, anak-anaknya yang baru berangkat besar tidak mau memperdulikannya. Tidak hanya itu, di tengah tekanan ekonomi yang amat luar biasa, beliau harus mengurus ibu yang sudah sepuh dan hanya berbaring saja di tempat tidur. Hal ini membuat beliau minder sehingga menarik diri.

Mirip dengan keadaan Yesus ketika kembali ke tempat asal-Nya. Orang-orang hanya melihat dari sisi luar saja, di mana Yesus berasal dari rakyat kebanyakan. Mereka juga mengenal persis saudara-saudara Yesus. Sehingga kehebatan Yesus diragukan dan mereka mempertanyakan: “Jadi, dari mana Ia memperoleh semuanya itu?” (Mat. 13:56b)

Situasi pada saat ini belum juga berubah. Bila ada orang terpuruk, bukannya kita datang menolong, tapi kita sibuk menilai orang dari luarnya dan memberikan penilaian-penilaian sendiri. 

Bacaan hari ini mengingatkan, bahwa tanpa kita sadari, kita pun melakukan hal yang sama, menilai orang dari tampilan luar. Untuk itu beranikah kita berhenti sejenak, diam, dan belajar tidak menilai orang dari tampilan luar, tapi lebih dalam mencari tahu apa yang sedang terjadi dengan orang itu, berempati, dan datang menemaninya?

Doa:
Tuhan Yesus, inilah kami, di tengah riuh rendahnya media sosial, kami tenggelam dalam kesibukan. Mampukan kami untuk berani berhenti sejenak dan tidak memberikan penilaian hanya dari penampilan luar seseorang. Mampukan kami untuk berani melakukan pengamatan apa yang sebenarnya tengah terjadi. Amin. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia