(Renungan) Jejak Teladan
Jejak Teladan
(Mery Budiman)
(Mery Budiman)
Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan, Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan menyatakan keadilan kepada bangsa-bangsa.
(Mat. 12:18)
Kalender Liturgi Sabtu, 19 Juli 2025
Bacaan Pertama : Kel. 12:37-42
Mazmur Tanggapan : Mzm. 136:1. 23-24. 10-12. 13-15
Bacaan Injil : Mat. 12:14-21
Bacaan Pertama : Kel. 12:37-42
Mazmur Tanggapan : Mzm. 136:1. 23-24. 10-12. 13-15
Bacaan Injil : Mat. 12:14-21
Dalam sebuah komunitas atau kegiatan, tidak jarang kita mengalami penolakan, baik terhadap saran, pendapat, maupun tindakan yang kita lakukan. Bahkan, tak jarang pula kita dikucilkan hanya karena perbedaan pandangan. Hal-hal semacam ini kerap membuat kita kehilangan semangat dalam pelayanan.
Namun, berbeda dengan Yesus. Ia tidak pernah berhenti berkarya demi keselamatan umat manusia. Meskipun sering ditolak dan bahkan terancam, Ia tetap setia melanjutkan pelayanan-Nya, termasuk melakukan mukjizat penyembuhan dan menunjukkan kasih-Nya secara nyata kepada siapa pun yang membutuhkan.
Saya teringat pada suatu kegiatan di mana seorang teman bertindak sangat arogan. Ia mengambil keputusan sendiri tanpa koordinasi dengan panitia lain, yang akhirnya membuat persiapan acara menjadi kacau. Namun, sikap bijak ketua panitia sangat membekas di hati kami. Ia tidak melawan atau memarahi, melainkan dengan rendah hati dan kelembutan memberi arahan yang benar. Sikapnya mencerminkan kehadiran Yesus dalam dirinya. Arahan yang disampaikan dengan lemah lembut itu justru membuat seluruh tim kembali bersemangat. Bahkan, teman yang semula arogan pun akhirnya menyadari kekeliruannya. Ternyata, tidak selalu dibutuhkan perdebatan atau argumen keras untuk memperbaiki keadaan. Kadang, kelembutan dan kasih sudah cukup untuk mengubah hati seseorang.
Dalam Injil hari ini, Matius mengutip nubuat dari kitab Yesaya (Yes. 42:1-4) untuk menggambarkan siapa Yesus itu. Ini adalah gambaran tentang Mesias yang penuh kasih, sabar, dan tidak mudah menyerah. Ia tidak datang untuk menghakimi dunia, tetapi untuk menyelamatkan, melalui kasih dan kesetiaan yang tidak goyah.
Yesus pun bertindak demikian. Ia tidak membela diri ketika nyawa-Nya terancam, tetapi memilih menyingkir dengan tenang. Meski demikian, Ia tetap melanjutkan karya penyelamatan-Nya, menyembuhkan orang sakit, dan peduli terhadap mereka yang terpinggirkan, tanpa membedakan siapa pun. Sebab, Dialah Hamba Allah yang terpilih, Anak yang dikasihi, satu-satunya yang layak menggenapi karya agung penebusan umat manusia.
Marilah kita meneladani Yesus dalam pelayanan kita! Jangan mudah patah semangat meskipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan! Tetaplah melayani dengan kerendahan hati, saling menghormati, memahami, dan peduli terhadap sesama. Semoga melalui sikap dan tindakan kita, kita pun layak menjadi pelayan yang berkenan di hadapan Allah.
Doa:
Allah Bapa di surga, kami bersyukur atas kasih-Mu yang begitu besar bagi kami. Engkau mengutus Roh Kudus untuk membimbing dan mengajari kami agar senantiasa rendah hati, menjadi pelayan yang benar, setia, dan taat melakukan kehendak-Mu. Bantulah kami untuk selalu peduli terhadap sesama, terutama mereka yang terpinggirkan. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar