(Renungan) Melayani
Melayani
(Fransiscus Haryanto)
(Fransiscus Haryanto)
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
(Mat. 20:28)
Kalender Liturgi Jumat, 25 Juli 2025
Pesta S. Yakobus, Rasul
Bacaan Pertama : 2Kor. 4: 7-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 126:1-2ab. 2cd-3 .4-5. 6
Bacaan Injil : Mat. 20:20-28
Mazmur Tanggapan : Mzm. 126:1-2ab. 2cd-3 .4-5. 6
Bacaan Injil : Mat. 20:20-28
Permintaan untuk duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus di dalam Kerajaan Surga adalah hak yang sepenuhnya berada dalam ketetapan Allah Bapa. Artinya, kehendak Bapa tidak dapat dituntut oleh siapa pun. Dalam pengajaran-Nya, Yesus juga menjelaskan bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk melayani, bukan dilayani, bahkan untuk menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Mat. 20:28).
Hari ini kita merayakan pesta Santo Yakobus Rasul. Ketika Yesus berkata, “Cawan-Ku memang akan kamu minum,” hal itu sungguh digenapi dalam diri Yakobus, anak Zebedeus. Ia wafat sebagai martir, dibunuh oleh Raja Herodes sekitar tahun 44 M (Kis. 12:2). Ia merupakan rasul pertama yang mengalami kemartiran. Meskipun saudaranya, Yohanes, tidak mengalami kemartiran, namun ia pun ikut ambil bagian dalam penderitaan Gurunya. Yakobus dikenal memiliki iman yang teguh dan merupakan salah satu dari tiga murid terdekat Yesus, bersama Yohanes dan Petrus. Ia menjadi pengikut yang setia hingga akhir hayatnya.
Salah satu sosok yang menarik dan sangat saya kagumi adalah almarhum Paus Fransiskus. Ia adalah pemimpin yang sederhana dan rendah hati, yang melayani semua orang tanpa pandang bulu. Meskipun memiliki kuasa dan berbagai fasilitas duniawi, beliau tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi, apalagi menuntut kesetaraan dengan Allah. Ia hanya menjalankan perannya sebagai wakil Tuhan di dunia, melayani Tuhan dan sesama dengan kasih yang tulus dan inklusif.
Sebagai pengikut Kristus yang terpanggil untuk melayani di Gereja, kita kerap merasa telah berbuat banyak, lalu jatuh dalam kesombongan dan bersikap menuntut kepada Tuhan. Kita seringkali memilih-milih pelayanan sesuai kenyamanan pribadi. Dengan meneladani Yesus dan almarhum Paus Fransiskus, kita diajak untuk menjadi pelayan yang sejati, melayani tanpa pamrih, terlebih bagi mereka yang paling membutuhkan. Kesederhanaan dan kerendahan hati adalah kunci untuk menjadi pelayan Tuhan yang sesungguhnya. Dengan demikian, citra Allah akan tampak dalam diri kita melalui hidup sehari-hari, dan nama Tuhan pun semakin dimuliakan.
Doa:
Allah Bapa di surga, tuntun kami agar dapat meneladani Engkau, dengan lebih mengutamakan melayani daripada dilayani, terutama terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar