(Renungan) Meraih Peluang Berharga
Meraih Peluang Berharga
(Christine Meilani Kesumaputri)
Kalender Liturgi Rabu, 30 Juli 2025
Bacaan Pertama : Kel. 34:29-35
Mazmur Tanggapan : Mzm. 99:5. 6. 7. 9
Bacaan Injil : Mat. 13:44-46
Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Surga seperti harta terpendam dan mutiara indah. Orang yang menemukannya rela menjual segala miliknya untuk memperolehnya. Harta terpendam dan mutiara indah adalah gambaran akan iman dan kasih Allah. Harta sejati yang melebihi segala kekayaan di dunia.
Kita seringkali sibuk mengejar hal duniawi seperti uang, jabatan, kesenangan, sehingga lupa mencari yang kekal. Seperti pedagang bijak, kita harus berani melepaskan hal-hal yang menghalangi kita untuk menemukan Kristus.
Alkisah di sebuah jalanan di kota sibuk, duduklah seorang bernama Martin, setengah tua dan lusuh, di sebuah kursi di pinggir trotoar. Dia seorang tuna wisma korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Harta satu-satunya yang memberi kekuatan adalah Kitab Suci yang dibacanya setiap hari
Trotoar jalanan kota sibuk itu, setiap hari dilewati oleh Stefan, seorang pengusaha sukses, hidup bergelimang uang dan pesta. Setiap hari dia sibuk dengan meeting dan jamuan makan malam dengan mitra kerjanya. Saat melewati kursi tempat Martin duduk, Stefan kadang menyapanya. Suatu hari Stefan menyapa Martin. Dalam kesempatan itu Martin memberikan Kitab Sucinya pada Stefan, dengan pesan bacalah setiap hari.
Beberapa tahun kemudian bisnis Stefan bangkrut. Dalam keputusasaannya, Stefan membongkar kardus di sudut kamarnya dan menemukan Kitab Suci pemberian Martin. Matius 13:44-46 menyentuh hatinya, dia membaca satu kata demi satu kata. Ia menyadari bahwa selama ini ia mengejar harta duniawi, tetapi jiwanya kosong.
Ia mulai kembali ke Gereja lagi, bergabung dengan komunitas yang membantunya menemukan iman sejati. Perlahan Stefan belajar melepaskan ketidakpedulian, keserakahan dan kesombongannya. Ia menemukan sukacita dalam berbagi dan berdoa. Meski tak lagi kaya raya, ia merasa lebih lega dan bahagia daripada sebelumnya.
Suatu sore, Stefan bertemu Martin di depan gereja. Martin sudah lebih segar dan tak lagi lusuh. Mereka berbincang tentang kehidupan dan tantangannya. Mereka sepakat bahwa mutiara sejati bukanlah uang, pangkat dan jabatan, melainkan iman dan kasih Kristus yang tak ternilai.
Apakah kita sudah menjadikan Tuhan sebagai prioritas tertinggi dalam hidup ini?
Doa:
Bapa Yang Maha Baik, bimbinglah langkah hidupku dan dampingilah aku, supaya aku dengan sukacita dan cekatan dapat meraih peluang hidup dalam cinta-Mu. Aku percaya akan rencana-Mu dalam hidupku. Semoga aku penuh semangat dan keberanian ikut serta membawa kasih-Mu bagi sesama, setidaknya dalam lingkungan kecil di sekitarku, menebarkan kasih-Mu. Semoga dalam damai dan sukacita sejati, aku dapat memperdalam relasi dengan-Mu dan mampu memberitakan kasih-Mu. Amin.
(Christine Meilani Kesumaputri)
Setelah ditemukannya satu yang sangat berharga, 
ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. 
(Mat 13:46) 
Bacaan Pertama : Kel. 34:29-35
Mazmur Tanggapan : Mzm. 99:5. 6. 7. 9
Bacaan Injil : Mat. 13:44-46
Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Surga seperti harta terpendam dan mutiara indah. Orang yang menemukannya rela menjual segala miliknya untuk memperolehnya. Harta terpendam dan mutiara indah adalah gambaran akan iman dan kasih Allah. Harta sejati yang melebihi segala kekayaan di dunia.
Kita seringkali sibuk mengejar hal duniawi seperti uang, jabatan, kesenangan, sehingga lupa mencari yang kekal. Seperti pedagang bijak, kita harus berani melepaskan hal-hal yang menghalangi kita untuk menemukan Kristus.
Alkisah di sebuah jalanan di kota sibuk, duduklah seorang bernama Martin, setengah tua dan lusuh, di sebuah kursi di pinggir trotoar. Dia seorang tuna wisma korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Harta satu-satunya yang memberi kekuatan adalah Kitab Suci yang dibacanya setiap hari
Trotoar jalanan kota sibuk itu, setiap hari dilewati oleh Stefan, seorang pengusaha sukses, hidup bergelimang uang dan pesta. Setiap hari dia sibuk dengan meeting dan jamuan makan malam dengan mitra kerjanya. Saat melewati kursi tempat Martin duduk, Stefan kadang menyapanya. Suatu hari Stefan menyapa Martin. Dalam kesempatan itu Martin memberikan Kitab Sucinya pada Stefan, dengan pesan bacalah setiap hari.
Beberapa tahun kemudian bisnis Stefan bangkrut. Dalam keputusasaannya, Stefan membongkar kardus di sudut kamarnya dan menemukan Kitab Suci pemberian Martin. Matius 13:44-46 menyentuh hatinya, dia membaca satu kata demi satu kata. Ia menyadari bahwa selama ini ia mengejar harta duniawi, tetapi jiwanya kosong.
Ia mulai kembali ke Gereja lagi, bergabung dengan komunitas yang membantunya menemukan iman sejati. Perlahan Stefan belajar melepaskan ketidakpedulian, keserakahan dan kesombongannya. Ia menemukan sukacita dalam berbagi dan berdoa. Meski tak lagi kaya raya, ia merasa lebih lega dan bahagia daripada sebelumnya.
Suatu sore, Stefan bertemu Martin di depan gereja. Martin sudah lebih segar dan tak lagi lusuh. Mereka berbincang tentang kehidupan dan tantangannya. Mereka sepakat bahwa mutiara sejati bukanlah uang, pangkat dan jabatan, melainkan iman dan kasih Kristus yang tak ternilai.
Apakah kita sudah menjadikan Tuhan sebagai prioritas tertinggi dalam hidup ini?
Doa:
Bapa Yang Maha Baik, bimbinglah langkah hidupku dan dampingilah aku, supaya aku dengan sukacita dan cekatan dapat meraih peluang hidup dalam cinta-Mu. Aku percaya akan rencana-Mu dalam hidupku. Semoga aku penuh semangat dan keberanian ikut serta membawa kasih-Mu bagi sesama, setidaknya dalam lingkungan kecil di sekitarku, menebarkan kasih-Mu. Semoga dalam damai dan sukacita sejati, aku dapat memperdalam relasi dengan-Mu dan mampu memberitakan kasih-Mu. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar