(Renungan) Percaya



Percaya
(Taruna Lala)

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
(Mat. 11:28)

Kalender Liturgi Kamis, 17 Juli 2025
Bacaan Pertama : Kel. 3:13-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 105:1. 5. 8-9. 24-25. 26-27
Bacaan Injil : Mat. 11:28-30

Ketika anak kami masih kecil, ia senang mendahului kami ketika jalan-jalan di mall. Kadang dia kembali ke istri saya atau saya, lalu jalan lagi dengan gembira. Dia percaya bahwa kami tidak akan meninggalkannya. Sekarang dia sudah besar dan apabila dia lelah sepulang kuliah, sehingga tidak dapat melakukan tugas rumahnya yaitu mencuci piring, maka dia datang kepada saya dan berkata, “Apakah papa bisa tolong saya untuk mencuci piring?” Ia percaya saya mau dan bisa membantunya.

Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dan kesatuan dari bacaan Injil kemarin. Yesus mengucap syukur dan memberitahukan kepada orang banyak, bahwa Tuhan langit dan bumi adalah Bapa-Nya. Yesus adalah Anak yang mengenal Bapa dan hanya Bapa yang mengenal Anak dan bahwa Ia serta orang-orang yang berkenan kepada-Nya. Setelah menyatakan siapakah Dia, Yesus mengajak kita semua yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya, memikul kuk dan belajar dari-Nya. Enak kuk yang dipasang-Nya dan ringan bebannya. Hal ini karena Yesus lemah lembut, rendah hati dan hati orang yang melakukan perintah-Nya akan mendapat kelegaan. 

Datang kepada Yesus merupakan suatu ajakan dan selanjutnya Yesus berjanji bahwa, mereka juga akan mendapatkan kelegaan. Kelegaan dapat berupa masalahnya terpecahkan dan dapat juga masalahnya belum terpecahkan, tetapi hati dan pikirannya sudah tenang, damai sehingga masalah itu tidak terlalu mencemaskan atau membebaninya lagi. Namun dalam prosesnya, mereka perlu juga memikul kuk yang dipasang Yesus. Artinya mau percaya dan diarahkan oleh Yesus untuk melakukan kasih dengan meneladani kehidupan-Nya.

Kepercayaan anak saya untuk datang kala kesulitan, membuat saya tidak tega untuk menolaknya walaupun saya lelah. Bila saya yang manusia saja mau melakukannya, apalagi Yesus sebagai Anak Allah, tentu lebih baik lagi ketika ada orang yang datang kepada-Nya. 
Walau masih terus belajar, saya datang kepada Yesus saat tidak ada jalan, beban terasa berat, jiwa letih lesu dan saya mendapat kelegaan. Mari kita datang, mengenakan kuk dan belajar dari Yesus! 

Doa:
Bapa, terpujilah nama-Mu. Terima kasih karena Engkau memberikan Yesus sebagai anak dan membuat kami mengenal-Mu Allah sebagai Bapa. Terima kasih bahwa kami boleh datang kepada Yesus ketika letih lesu, berbeban berat dan mendapat kelegaan. Kuatkan kami untuk memikul kuk yang dipasang dan belajar dari Yesus. Kami serahkan semua ini dalam Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kami yang bersama dengan Bapa dan dalam persekutuan Roh Kudus, dipuji dan dimuliakan untuk selama-lamanya. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia