(Renungan) Persembahan Terindah bagi Tuhan
Persembahan Terindah bagi Tuhan	
(Evelyn Yovita)
(Evelyn Yovita)
Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah” 
(Mat. 12:7)
Kalender Liturgi Jumat, 18 Juli 2025
Bacaan Pertama : Kel. 11:10-12. 14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 116:12-13. 15-16bc. 17-18
Bacaan Injil : Mat. 12:1-8
Aku menikah secara dispensasi dengan suamiku yang beragama Budha. Sewaktu mengurus persyaratan pernikahan, aku cukup stres karena ketua lingkunganku tidak mau menanda tangani surat pengantar. Menurutnya aku tidak aktif di lingkungan, tidak pernah berkontribusi sehingga tidak layak menerima hak sebagai umat. Setiap sore aku menunggu ketua lingkunganku yang adalah tetanggaku sendiri untuk berbicara. Tapi ketua lingkunganku pura-pura tidak melihatku, tidak membalas sapaanku dan langsung masuk rumah. Aku berusaha menyemangati diriku sendiri untuk tidak menyerah. Keluarga calon suamiku semua beragama Budha, orang tuanya, 4 orang kakak dan pasangannya. Akhirnya, mereka menerima pernikahan akan diselenggarakan di Gereja Katolik adalah bukti penyertaan Tuhan bagiku dalam proses pernikahan ini. Syukur pada Allah, mendekati batas waktu yang ditentukan akhirnya ketua lingkunganku bersedia memberikan tanda tangannya dan kami pun bisa menikah di Gereja Katolik.
Bacaan hari ini menceritakan orang-orang Farisi mengecam para murid Yesus yang memetik bulir gandum dan memakannya di hari Sabat. Menurut orang Farisi, itu dianggap bekerja dan melanggar aturan Sabat. Dalam bahasa Ibrani, Syabbat berarti hari istirahat atau berhenti dari melakukan berbagai macam pekerjaan. Bagi orang Yahudi, hari Sabat adalah hari yang sakral karena merupakan hari untuk memperingati perbudakan di Mesir dan karya besar Tuhan. Yesus tidak meniadakan hari Sabat, melainkan menggenapinya, dan Yesus mau menunjukkan bahwa belas kasih dan kebutuhan manusia lebih utama daripada formalitas agama. Tuhan merindukan hati yang penuh kasih, bukan hanya ketaatan buta terhadap aturan. Yesus menghidupi hukum tertinggi yaitu kasih kepada Allah dan sesama. Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Yesus menyatakan bahwa Allah mengadakan hari Sabat supaya semua orang bisa masuk dalam kekudusan.
Pengalamanku dan pesan sabda Tuhan ini membuatku terus berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitarku. Berusaha untuk mengedepankan kasih.
Marilah kita selalu mengutamakan kasih dalam segala hal dan mempersembahkan hidup kita yang penuh kasih sebagai persembahan terindah pada Tuhan!
Doa:
Tuhan Yesus Juru Selamatku, terima kasih atas penyertaan-Mu dalam hidupku. Di saat aku tidak mengerti dan menyadari penyertaan-Mu, Engkau tetap selalu menyertaiku. Tuhan tolong berilah aku kerendahan hati dan menyadari bahwa aku hanyalah perpanjangan tangan-Mu di dunia ini, sehingga apa pun yang kulakukan haruslah mengutamakan kasih, seperti Engkau yang adalah kasih itu sendiri. Tolong berilah aku kepekaan dan hikmat Tuhan, untuk bisa selalu membagikan kasih kepada semua orang setiap saat, hingga aku bisa memberikan persembahan diriku yang penuh kasih sebagai persembahan terindah bagi-Mu. Semua doa ini kupanjatkan dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.
 
Bacaan Pertama : Kel. 11:10-12. 14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 116:12-13. 15-16bc. 17-18
Bacaan Injil : Mat. 12:1-8
Aku menikah secara dispensasi dengan suamiku yang beragama Budha. Sewaktu mengurus persyaratan pernikahan, aku cukup stres karena ketua lingkunganku tidak mau menanda tangani surat pengantar. Menurutnya aku tidak aktif di lingkungan, tidak pernah berkontribusi sehingga tidak layak menerima hak sebagai umat. Setiap sore aku menunggu ketua lingkunganku yang adalah tetanggaku sendiri untuk berbicara. Tapi ketua lingkunganku pura-pura tidak melihatku, tidak membalas sapaanku dan langsung masuk rumah. Aku berusaha menyemangati diriku sendiri untuk tidak menyerah. Keluarga calon suamiku semua beragama Budha, orang tuanya, 4 orang kakak dan pasangannya. Akhirnya, mereka menerima pernikahan akan diselenggarakan di Gereja Katolik adalah bukti penyertaan Tuhan bagiku dalam proses pernikahan ini. Syukur pada Allah, mendekati batas waktu yang ditentukan akhirnya ketua lingkunganku bersedia memberikan tanda tangannya dan kami pun bisa menikah di Gereja Katolik.
Bacaan hari ini menceritakan orang-orang Farisi mengecam para murid Yesus yang memetik bulir gandum dan memakannya di hari Sabat. Menurut orang Farisi, itu dianggap bekerja dan melanggar aturan Sabat. Dalam bahasa Ibrani, Syabbat berarti hari istirahat atau berhenti dari melakukan berbagai macam pekerjaan. Bagi orang Yahudi, hari Sabat adalah hari yang sakral karena merupakan hari untuk memperingati perbudakan di Mesir dan karya besar Tuhan. Yesus tidak meniadakan hari Sabat, melainkan menggenapinya, dan Yesus mau menunjukkan bahwa belas kasih dan kebutuhan manusia lebih utama daripada formalitas agama. Tuhan merindukan hati yang penuh kasih, bukan hanya ketaatan buta terhadap aturan. Yesus menghidupi hukum tertinggi yaitu kasih kepada Allah dan sesama. Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Yesus menyatakan bahwa Allah mengadakan hari Sabat supaya semua orang bisa masuk dalam kekudusan.
Pengalamanku dan pesan sabda Tuhan ini membuatku terus berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitarku. Berusaha untuk mengedepankan kasih.
Marilah kita selalu mengutamakan kasih dalam segala hal dan mempersembahkan hidup kita yang penuh kasih sebagai persembahan terindah pada Tuhan!
Doa:
Tuhan Yesus Juru Selamatku, terima kasih atas penyertaan-Mu dalam hidupku. Di saat aku tidak mengerti dan menyadari penyertaan-Mu, Engkau tetap selalu menyertaiku. Tuhan tolong berilah aku kerendahan hati dan menyadari bahwa aku hanyalah perpanjangan tangan-Mu di dunia ini, sehingga apa pun yang kulakukan haruslah mengutamakan kasih, seperti Engkau yang adalah kasih itu sendiri. Tolong berilah aku kepekaan dan hikmat Tuhan, untuk bisa selalu membagikan kasih kepada semua orang setiap saat, hingga aku bisa memberikan persembahan diriku yang penuh kasih sebagai persembahan terindah bagi-Mu. Semua doa ini kupanjatkan dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar