(Renungan) Aksi Tanpa Esensi
Aksi Tanpa Esensi
(Gregorius Junus)
Kalender Liturgi Selasa, 26 Agustus 2025
Bacaan Pertama: 1Tes. 2:1-8
Mazmur Tanggapan: Mzm. 139:1-3.4-6
Bacaan Injil: Mat. 23:23-26
Yesus marah! Yesus bahkan murka! Yesus sampai-sampai menegur ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan kata-kata keras, ”Celakalah kamu, hai kamu orang-orang munafik.” Yesus memperingatkan mereka yang hanya memilih melakukan hal-hal lahiriah yaitu memberi persepuluhan dari min, adas manis, dan jintan, yaitu persepuluhan atas rempah-rempah; namun sebaliknya mengabaikan begitu saja hal-hal utama dalam hukum Taurat, yaitu keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Yesus menyadarkan mereka bahwa memberikan persepuluhan yang adalah tindakan lahiriah haruslah berdasarkan sikap rohani, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan.
“Hal-hal tersebut harus dilakukan tanpa mengabaikan yang lainnya.” (Mat. 23:23b). Amanat Yesus ini masih relevan dan kontekstual pada masa kini. Yesus menghendaki agar dalam setiap tindakan iman kita tidak memilih-milih dan melakukan yang lahiriah saja tetapi harus melaksanakan juga hal-hal rohani, karena inilah perkara-perkara yang lebih mendasar dan terpenting dari suatu tindakan iman.
Sejak Paus Fransiskus secara resmi membuka Porta Sancta di Basilika St. Petrus Vatikan pada malam Natal 2024, maka dimulailah Tahun Yubileum 2025. Gereja Katolik sedunia menyambutnya dengan sukacita karena inilah panggilan untuk pembaruan spiritual, penebusan dosa, dan perbuatan amal kasih. Saya dan keluarga besar juga bersemangat melakukan kunjungan Porta Sancta. Jauh hari kami sudah mendesain dan membuat seragam Luce, menyewa bis, serta memesan buku Porta Sancta. Pada hari H kami memburu stempel, mengoleksi sertifikat, serta mengambil banyak foto di setiap gereja. Kami sekeluarga nyaris terjebak pada tindakan lahiriah belaka. Syukurnya Gereja selalu menggaungkan esensi dari aksi iman ini sehingga kami dapat memasuki setiap Porta Sancta dengan sikap pertobatan dan ketulusan batin.
Apakah kita sering melupakan bahkan mengabaikan hal-hal yang esensial dari setiap kegiatan iman kita? Bagaimana pula dengan aktivitas pelayanan kita selama ini? Marilah kita menanggapi sabda Tuhan Yesus agar di setiap kegiatan iman dan pelayanan kita mengutamakan dan melakukan perkara-perkara esensial yang mampu semakin mendekatkan kita kepada Tuhan Yesus Sang Juru Selamat!
Doa:
Allah Bapa sumber kebenaran sejati, dalam kegiatan iman dan aktivitas pelayanan kami sering dengan mudah melenceng dan mengabaikan hal-hal yang terpenting. Bapa, bantulah kami agar selalu kembali kepada arah dan tujuan utama yang murni dan mulia, yang sungguh-sungguh mengarahkan kami kepada-Mu dalam setiap kegiatan iman dan aktivitas pelayanan kami. Doa ini kami panjatkan kepada-Mu ya Bapa, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang terkasih. Amin.
(Gregorius Junus)
“Hal-hal tersebut harus dilakukan tanpa mengabaikan yang lainnya.”
(Mat. 23:23b)
Bacaan Pertama: 1Tes. 2:1-8
Mazmur Tanggapan: Mzm. 139:1-3.4-6
Bacaan Injil: Mat. 23:23-26
Yesus marah! Yesus bahkan murka! Yesus sampai-sampai menegur ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan kata-kata keras, ”Celakalah kamu, hai kamu orang-orang munafik.” Yesus memperingatkan mereka yang hanya memilih melakukan hal-hal lahiriah yaitu memberi persepuluhan dari min, adas manis, dan jintan, yaitu persepuluhan atas rempah-rempah; namun sebaliknya mengabaikan begitu saja hal-hal utama dalam hukum Taurat, yaitu keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Yesus menyadarkan mereka bahwa memberikan persepuluhan yang adalah tindakan lahiriah haruslah berdasarkan sikap rohani, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan.
“Hal-hal tersebut harus dilakukan tanpa mengabaikan yang lainnya.” (Mat. 23:23b). Amanat Yesus ini masih relevan dan kontekstual pada masa kini. Yesus menghendaki agar dalam setiap tindakan iman kita tidak memilih-milih dan melakukan yang lahiriah saja tetapi harus melaksanakan juga hal-hal rohani, karena inilah perkara-perkara yang lebih mendasar dan terpenting dari suatu tindakan iman.
Sejak Paus Fransiskus secara resmi membuka Porta Sancta di Basilika St. Petrus Vatikan pada malam Natal 2024, maka dimulailah Tahun Yubileum 2025. Gereja Katolik sedunia menyambutnya dengan sukacita karena inilah panggilan untuk pembaruan spiritual, penebusan dosa, dan perbuatan amal kasih. Saya dan keluarga besar juga bersemangat melakukan kunjungan Porta Sancta. Jauh hari kami sudah mendesain dan membuat seragam Luce, menyewa bis, serta memesan buku Porta Sancta. Pada hari H kami memburu stempel, mengoleksi sertifikat, serta mengambil banyak foto di setiap gereja. Kami sekeluarga nyaris terjebak pada tindakan lahiriah belaka. Syukurnya Gereja selalu menggaungkan esensi dari aksi iman ini sehingga kami dapat memasuki setiap Porta Sancta dengan sikap pertobatan dan ketulusan batin.
Apakah kita sering melupakan bahkan mengabaikan hal-hal yang esensial dari setiap kegiatan iman kita? Bagaimana pula dengan aktivitas pelayanan kita selama ini? Marilah kita menanggapi sabda Tuhan Yesus agar di setiap kegiatan iman dan pelayanan kita mengutamakan dan melakukan perkara-perkara esensial yang mampu semakin mendekatkan kita kepada Tuhan Yesus Sang Juru Selamat!
Doa:
Allah Bapa sumber kebenaran sejati, dalam kegiatan iman dan aktivitas pelayanan kami sering dengan mudah melenceng dan mengabaikan hal-hal yang terpenting. Bapa, bantulah kami agar selalu kembali kepada arah dan tujuan utama yang murni dan mulia, yang sungguh-sungguh mengarahkan kami kepada-Mu dalam setiap kegiatan iman dan aktivitas pelayanan kami. Doa ini kami panjatkan kepada-Mu ya Bapa, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang terkasih. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar